Sosok Bocah 11 Tahun yang Dibunuh Penculik, Dikenal Rajin dan Jadi Tukang Parkir Demi Bantu Keluarga
Berikut sosok MFS alias Dewa (11) yang tewas di tangan penculiknya di Makassar, Sulawesi Selatan. Dikenal rajin dan sopan oleh tetangganya.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Kisah pilu menimpa seorang bocah berinisial MFS alias Dewa (11) yang tewas di tangan penculiknya di Makassar, Sulawesi Selatan.
MFS dibunuh lantaran dua pelaku AD (17) dan MF (14) ingin mengambil organ tubuh korban untuk dijual.
Kedua pelaku tergiur mendapatkan uang banyak setelah melihat penawaran jual beli organ tubuh manusia di internet.
Terlepas dari pelaku yang sudah ditangkap, tewasnya MFS memberikan duka mendalam di benak keluarga dan tetangganya.
Orang-orang terdekat korban mengenang sosok MFS yang kini sudah pergi untuk selamanya itu.
Tetangga korban Samsiah (50) mengaku mengenal dekat MFS.
Baca juga: BERITA FOTO: Warga di Makassar Bakar Rumah Remaja yang Bunuh Keji Seorang Bocah Demi Jual Organ
Sosok korban di mata Samsiah merupakan pribadi yang baik serta rajin.
"Baik sekali itu, anak kasihan. Sopan anaknya, kalau lewat pasti menyapa tante. Begitu juga kalau ada disuruh kan, rajin dia," kenang Samsiah, dikutip dari TribunMakassar.com, Rabu (11/1/2023).
Samsiah melanjutkan ceritanya, MFS sejak lahir hingga besar dengan tinggal di rumah neneknya di Jl Batua Raya 7, Kecamatan Panakkukang, Makassar.
Di umur 5 tahun, MFS ditinggal ibunya yang menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri karena faktor ekonomi.
MFS kemudian dirawat oleh sang nenek dan ayahnya, Karmin (32).
Untuk mencukupi kebutuhan anaknya, Karmin bekerja serabutan mulai buruh bangunan hingga penarik bentor.
"Ibunya di Malaysia merantau kasihan, jadi tinggal sama bapaknya di rumah neneknya," imbuh Samsiah.
Baca juga: Kasus 2 Remaja Bunuh Bocah di Makassar: Rumah Pelaku Dirusak Massa hingga Ancaman Hukuman
Korban bantu keluarga
Meskipun masih belia, MFS tidak berdiam diri untuk membantu perekonomian keluarganya.
MFS rela menjadi tukang parkir di sela-sela kegiatannya bersekolah.
Bocah kelas 5 SD ini menjaga parkir di area minimarket dekat rumahnya.
Biasanya MFS menjaga parkir mulai dari pulang sekolah hingga malam hari.
Ayah korban, Karmin menjelaskan, MFS bekerja untuk meringankan bebannya sebagai tulang punggung keluarga.
"Itu hasil parkirnya dia pakai belanja juga di sekolah itu kasihan," ucap Karmin, dikutip dari Tribun-Timur.com.
Kini pihak keluarga hanya bisa pasrah menerima tewasnya MFS dengan cara memilukan.
Secara khusus keluarga meminta kedua pelaku dihukum setimpal.
"Nyawa harus dibayar nyawa. Saya minta Keduanya dihukum berat. Harus juga merasakan apa yang dirasakan Dewa," timpal tante korban, Erni (31).
Baca juga: Anak SD di Makassar Jadi Korban Penculikan: Pelaku Hendak Jual Organ Korban Rp 1,2 M ke Luar Negeri
Kronologi penculikan
Dihimpun dari TribunMakassar.com, kasus penculikan ini bermula saat korban menjaga parkir bersama saudaranya pada Minggu (8/1/2023) sore.
MFS tiba-tiba dihampiri seorang pelaku dengan sepeda motornya.
Pelaku membujuk korban agar mau ikut membantunya membersihkan rumah dengan iming-iming imbalan Rp 50 ribu.
Korban lantas mengiyakan permintaan pelaku.
Detik-detik pelaku membawa korban sempat terekam kamera CCTV di sekitar TKP.
Singkat cerita, korban dibawa ke tempat lain untuk dianiaya hingga tewas dengan cara kepala dibenturkan ke tembok dan dicekik.
Adapun motif pelaku menjalankan aksinya karena tergiur uang karena melihat penawaran jual beli organ dalam manusia di internet.
Namun setelah korban dibunuh, kedua pelaku malah tidak menemukan calon pembeli.
Hingga akhirnya jasad korban dibuang pelaku di di bawah jembatan kawasan Waduk Nipa-nipa, Kecamatan Moncong Loe, Kabupaten Maros, Senin (9/1/2023).
Kini AD (17) dan MF (14) sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tewasnya MFS alias Dewa.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)( Tribun-Timur.com/TribunMakassar.com/Muslimin Emba)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.