Wali Kota Bitung Sulawesi Utara Sebut Industri Ikan Kaleng di Indonesia Bisa Jadi Pasar yang Besar
Wali Kota Bitung, Sulawesi Utara Maurits Mantiri mengatakan, industri ikan kaleng di Indonesia akan menjadi pangsa pasar yang besar jika dibina dengan
Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Wahyu Aji
Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wali Kota Bitung, Sulawesi Utara Maurits Mantiri mengatakan, industri ikan kaleng di Indonesia akan menjadi pangsa pasar yang besar jika dibina dengan baik.
Hal tersebut disampaikan Maurits dalam podcast Tribunnews.com, Rabu (11/1/2023).
Hal tersebut berawal saat Maurits mengungkapkan, industri perikanan menjadi satu dari beberapa sektor unggulan di Kota Bitung.
"Leading sector kita kan, pertama adalah transportasi. Kedua adalah perikanan. Dalam hal ini industri perikanan. Ketiga, hasil pertanian," kata Maurits, di Jakarta, Rabu ini.
Ia kemudian mengatakan, di Indonesia ada 14 pabrik yang memproduksi ikan kaleng.
"Tujuh (pabrik) ada di Kota Bitung," ucapnya.
Maurits menuturkan, pabrik-pabrik ikan kaleng tersebut mayoritas menggunakan ikan cakalang dan tuna.
"Jadi kalau pakai rasio 100 persen. 80 persen cakalang. 20 persen ikan tuna. Dan waktu itu saya sempat jadi Production Manager di salah satu pabrik itu," jelas Maurits.
Wali Kota Bitung itu menjelaskan lebih rinci terkait konsumsi ikan yang terhitung berjumlah besar di wilayahnya, yaitu 1400 ton per hari.
"Kita makan ikan cakalang aja hampir 1400 ton setiap hari. Belum pabrik itu, kita 70 ton per hari. Makan ikan cakalang sama ikan tuna," katanya.
Dengan jumlah tersebut, Maurits menyebut, jika pasar ikan kaleng di Indonesia dibina dengan baik, maka Kota Bitung akan menjadi suplier paling besar.
"Kalau orang bilang, Bitung adalah kita cakalang."
Sementara itu, kader PDI Perjuangan itu juga menyebut Kota Bitung juga unggul dalam sektor perkebunan, khususnya komoditas cengkeh dan pala.
Baca juga: Cue Café dan Gallery Kaleb Usaha Kekinian Komunitas Difabel Bitung
"Nah tapi bukan cuma itu. Ada cengkeh juga, ada pala juga hasil ekspor kita," ujarnya.
Menurutnya, jika pasar komoditas ikan, cengkeh, dan pala dari Papua dan Maluku tergabung dengan baik, pasti akan menjadi pangsa pasar yang besar.
"Kalau dilihat, dari Papua dan dari Maluku pasti akan tergabung dan menjaxi pangsa pasar yang besar untuk tiga komoditi itu. Belum lagi rempah-rempah mungkin bisa disuplai dari mana lagi," ujarnya.
"Kita bisa membicarakan itu lebih leluasa ketika kita men-support tentang itu," sambung Maurits.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.