Cianjur Kembali Gempa, Warga Rasakan Tiga Kali Guncangan, Bocah 6 Tahun Luka Parah Tertimpa Genting
Gempa di Cianjur juga merusak bangunan rumah yang sedang diperbaiki, setidaknya 10 unit rumah mengalami retak-retak.
Editor: Seno Tri Sulistiyono
"Warga sudah kembali tinggal di rumah, tapi karena ada gempa tadi sampai tiga kali. Warga saat ini mulai kembali tinggal di tenda. Sebagian warga laki-laki berjaga di depan tenda dan rumah yang ditinggalkan," katanya.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur, Rudi Wibowo menyebutkan gempa susulan kali ini menjadi yang terbesar sejak 2 bulan terakhir, yakni hingga 4,3 magnitudo.
"Kita masih tunggu laporan dari petugas di lapangan. Karena gempanya memang besar. Dikhawatirkan ada dampak besar juga terutama di sekitaran pusat gempa," katanya.
Ia menambahkan, sejumlah perugas sudah menerjunkan tim dari BPBD dan relawan kebencanaan untuk memeriksa setiap wilayah. Karena guncangan yang besar itu dikhawatirkan menimbulkan dampak.
Tewaskan 334 Orang
Sebelumnya, Cianjur dilanda gempa pada 21 November 2022 hingga menewaskan ratusan orang.
Gempa yang terjadi sekitar pukul 12.21 WIB pada saat itu berkekuatan M 5.6 dengan kedalaman 10 km. Gempa ini pun dirasakan hingga Bandung, DKI Jakarta, Tangerang, Rangkasbitung, dan Lampung.
Mengutip data BNPB, hingga hingga Sabtu (3/12/2022), korban meninggal dunia pascagempabumi Kabupaten Cianjur bertambah menjadi 334 jiwa.
Penambahan tersebut berdasarkan penemuan tim gabungan yang berhasil menemukan 3 jenazah, yang mana 2 jenazah ditemukan di Desa Cijedil, dan 1 lainnya ditemukan di kawasan Warung Sate Shinta. Dengan demikian, total korban yang masih dalam pencarian saat ini tersisa 8 orang.
Jumlah rumah rusak tervalidasi sementara hingga pukul 15.00 WIB hari ini tercatat 35.601 unit dengan rincian rusak berat 7.817, rusak sedang 10.589, dan rusak ringan 17.195.
Pemerintah menyediakan anggaran Rp500 ribu per KK yang dapat digunakan untuk menyewa rumah sementara bagi para korban terdampak atau yang disebut dengan Dana Tunggu Hunian yang berasal dari APBN.