Bocah Perempuan di Cimahi Tewas Dibunuh Ayah Kandung, Tangis Warga Pecah Saat Almarhumah Dimakamkan
Hasil pemeriksaan pelaku, untuk korban yang meninggal dunia itu dianiaya dengan pukulan dan tendangan sekitar 15 kali
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNNEWS.COM, CIMAHI - Ade Nanda alias Ade Bogel (37) menyiksa kedua anaknya secara brutal di kontrakan di Jalan Pesantren, RT 07/07, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi, Senin (6/2/2023) siang.
Akibat kejadian itu, satu anak berinisial AH (10) meninggal dunia, sedangkan anak laki-lakinya yakni AMN (12) mengalami luka serius hingga harus dirawat di Rumah Sakit Sartika Asih, Kota Bandung.
Kapolres Cimahi, AKBP Aldi Subartono, mengatakan, aksi penganiayaan yang dilakukan Ade kepada dua anaknya tersebut dengan cara memukul dan menendang.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan pelaku, untuk korban yang meninggal dunia itu dianiaya dengan pukulan dan tendangan sekitar 15 kali," ujar Aldi saat ditemui di Mapolres Cimahi, Selasa (7/2/2023).
Untuk korban yang selamat, yakni AMN, kata Aldi, dianiaya dengan cara dipukul dan ditendang sekitar tujuh kali.
Kakak kandung AH ini mengalami luka lebam.
Baca juga: Kronologi Ayah Aniaya 2 Anak Kandung di Cimahi, 1 di Antaranya Tewas, Warga Dengar Suara Ribut-ribut
Hanya saja, kata Aldi, berdasarkan keterangan para tetangga pelaku di kontrakan, mereka sama sekali tidak pernah mendengar suara jeritan atau tangisan dari kedua anak tersebut termasuk ketika hari kejadian.
"Namun, tetangga sering mendengar suara jedak-jeduk.
Saat kami tanya kepada pelaku, memang kedua korban tidak pernah menangis saat dianiaya," kata Aldi.
Jubaedah (63), mengatakan, saat kejadian penganiayaan hanya mendengar suara seperti anak-anak yang lagi bermain loncat-loncatan dari atas kontrakan yang dihuni oleh Ade bersama dua anak dan ibu tirinya itu.
"Dikira saya anak-anak itu nakal lagi bermain loncat-loncatan. Kirain enggak ada bapaknya, tapi pas dilihat motornya ada," ujarnya.
Sena Ramadan (38), mengatakan, saat peristiwa tersebut, ia melihat Ade sempat membawa anaknya yang berinisial AH dari lantai dua kontrakan ke bawah untuk dibawa ke rumah sakit.
"Saya lihat kondisi anak itu memar dan biru di sekujur badan dan tangannya juga kayak patah gitu. Itu kelihatan karena badannya enggak ditutup," kata Sena.
Sedangkan untuk bocah laki-laki yang merupakan kakak kandung AH, kata dia, saat itu masih berada di dalam kontrakan.
Warga kemudian mendobrak pintu sehingga akhirnya diketahui bahwa kondisi tubuh anak itu juga memar-memar.
Motif Penganiayaan Versi Tersangka
Kapolres Cimahi AKBP Aldi Subartono mengatakan, aksi penganiayaan tersebut dilakukan oleh Ade karena kesal dengan perbuatan kedua anaknya yang mengambil uang tanpa izin, hingga akhirnya pelaku emosi dan melakukan penganiayaan.
"Tersangka A ini akhirnya marah dan emosi, sehingga menganiaya korban hingga menyebabkan satu anaknya (AH) meninggal dunia dan satu luka-luka," ujarnya saat ditemui di Mapolres Cimahi, Selasa (7/2/2023).
Aldi mengatakan, sebelum melakukan penganiayaan itu, tersangka sempat menanyakan kepada kedua korban terkait alasan mengambil uang hasil kerjanya sebagai pengamen di daerah Cipaganti, Kota Bandung tersebut.
Baca juga: Ayah di Cimahi Aniaya 2 Anaknya Karena Ambil Uang: Satu Meninggal Dunia, Pelaku Jadi Tersangka
"Jadi, yang mengambil uang itu kedua anaknya, pelaku sempat menanyakan uangnya untuk apa, ternyata uang itu untuk jajan dan dibagikan kepada teman-temannya, untuk uang yang diambil Rp 450 ribu," kata Aldi.
Ia mengatakan, terkait motif aksi penganiayaan karena korban mengambil uang itu baru sebatas keterangan dari pelaku saja dan belum diperkuat dari saksi korban yang selamat.
Tangis Tetangga Pecah Saat Azumi Dimakamkan
Puluhan tetangga Azumi Hinata (11) mengantarkan bocah ini untuk dimakamkan, Selasa (7/2/2023).
Bagi para tetangga, Azumi adalah sosok anak periang yang sangat menyenangkan dan banyak disukai.
Salah seorang tetangga korban, Jaja, menyebutkan bahwa almarhumah merupakan sosok periang dan sangat penurut.
"Banyak yang pengen ngerawat dia malah, saking baiknya anak ini," ujar Jaja.
Almarhumah tak pernah diizinkan orang tuanya untuk dirawat oleh pihak lain.
Azumi malah diambil sendiri olehnya dan dibawa ke Cimahi.
"Banyak yang merasa kehilangan dengan kepergian anak ini. Apalagi tetangga-tetangga di sini banyak yang menyukainya," katanya.
Prosesi pemakaman Azumi Hinata sendiri dilakukan persis setelah Salat Dzuhur.
Pemakaman korban disaksikan dan diiringi tangisan keluarga, kerabat, serta tetangga di sekitar rumah korban di Blok 18, Cibarunay, Sarijadi. (Tribun Jabar/Kemal Setia Permana/Hilman Kamaludin)