Masih Disandera KKB, Kapten Philips Mark Methrtens Sehat, Kini Diminta Latih Terbangkan Helikopter
KKB disebut justru memanfaatkan keterampilan yang dimiliki pilot Susi Air tersebut untuk mengajari anggota TPNPB menerbangkan pesawat.
Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Sampai saat ini, Kapten Philips Mark Methrtens (37), masih menjadi sandera dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), pimpinan Egianus Kogoya.
Ia disandera setelah sebelumnya pesawat yang dia terbangkan dibakar di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, pada Selasa (7/2/20223).
Adapun kondisinya saat ini dikabarkan sehat.
KKB pimpinan Egianus Kogoya pun disebut justru memanfaatkan keterampilan yang dimiliki pilot Susi Air tersebut untuk mengajari anggota TPNPB menerbangkan pesawat.
Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) - Organisasi Papua Merdeka (OPM), Sebby Sambom.
"Pilot aman bersama TPNPB. Dia dijaga layaknya keluarga karena kami lebih dekat dengan Selandia Baru dan Australia di pasifik."
Baca juga: Pilot Susi Air Akan Dimanfaatkan Ajari Anak-anak Muda KKB Terbangkan Pesawat dan Helikopter
"Dia akan kami tahan, dan dia juga akan melatih anak-anak muda TPNPB untuk bawa pesawat dan helikopter," ujar Sebby Tribun-Papua.com, Jumat (17/2/2023).
Adapun Kapten Philip, kata Sebby, akan dijadikan sebagai alat negosiasi politik dengan Selandia Baru untuk mewujudkan keinginan pihaknya, yakni kemerdekaan Papua.
Ia juga menyebut tak akan melepas Kapten Philip jika keinginan itu tak dipenuhi.
Negosiasi Jadi Harapan
Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri memerintahkan pihaknya untuk mengutamakan sistem negosiasi untuk proses penyelamatan Kapten Philips Mark Methrtens.
Adapun upaya yang dilakukan, kata Marthius, dengan memakai 2 cara untuk memonitor pergerakan Kelompok Egianus.
Yakni dengan menurunkan anggota dil apangan serta menjalin komunikasi dengan para tokoh.
"Melalui para tokoh tersebut yang kami upayakan agar terjalin komunikasi serta negosiasi agar kami dapat mengetahui apa saja yang diinginkan kelompok tersebut dan agar kami selalu mengetahui kondisi serta keadaan Pilot itu sendiri," kata Irjen Pol Mathius Fakhiri, Sabtu (18/2/2023).