Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dampak Cuaca Ekstrem, Jalur Pendakian Gunung Slamet Ditutup Sementara

Jalur pendakian ke Gunung Slamet ditutup sementara akibat cuaca ekstrem.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Dampak Cuaca Ekstrem, Jalur Pendakian Gunung Slamet Ditutup Sementara
instagram/wisatakphbanyumastimur
Pendaki berada di puncak Gunung Slamet pada Kamis (11/7/2019). Jalur pendakian ke Gunung Slamet ditutup sementara akibat cuaca ekstrem. 

TRIBUNNEWS.COM, SLAWI - Jalur pendakian ke Gunung Slamet ditutup sementara akibat cuaca ekstrem.

Diketahui cuaca ekstrem berpotensi menyebabkan angin kencang, kabut tebal, dan hujan lebat sehingga bisa mengakibatkan pohon tumbang dan membahayakan pendaki.

Penutupan jalur pendakian Gunung Slamet sesuai edaran dari Perhutani nomor 0124/058.1/PKB/2023, pada Minggu (26/2/2023) mengenai penutupan pendakian wisata di wilayah KPH Pekalongan Barat.

Dalam surat tersebut, dijelaskan agar wisata pendakian pada wilayah Perum Perhutani KPH Pekalongan Barat ditutup sementara, terhitung mulai 26 Februari 2023 sampai batas waktu yang ditentukan oleh BMKG.

Baca juga: Tim SAR Bantu Evakuasi Pendaki Gunung Slamet Terpeleset dan Jatuh di Pos 9 Jalur Pendakian Bambangan

Adapun informasi mengenai penutupan sementara jalur pendakian ke Gunung Slamet dan surat edaran Perhutani KPH Pekalongan Barat, disampaikan oleh Kepala UPTD Objek Wisata Kabupaten Tegal, Achmad Abdul Hasib, pada Tribunjateng.com, Selasa (28/2/2023).

Hasib menuturkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Polsek Bojong yang terdapat jalur pendakian via basecamp Komunitas Pecinta Alam Pekandangan (Kompak).

Kemudian koordinasi juga dilakukan dengan Polsek Bumijawa karena terdapat jalur pendakian Gupala dan Permadi Guci.

BERITA REKOMENDASI

"Kami sepakat menutup sementara sekretariat pendakian Gunung Slamet, baik di jalur Kompak Desa Rembul, Gupala dan Permadi Desa Guci. Sehingga kami dengan kepolisian, koramil sudah menyepakati dengan pengelola untuk menutup sementara sampai batas waktu belum ditentukan," jelas Hasib, pada Tribunjateng.com.

Hasib menilai keputusan tersebut harus diambil karena kondisi cuaca yang masih buruk dan berbahaya bagi pendaki.

Bahkan sampai Senin (27/2/2023) kemarin, kondisi cuaca di wilayah atas Guci dan sekitarnya masih terjadi hujan lebat, angin kencang, disertai kabut tebal.

Baca juga: Warga Magelang Meninggal Dunia Saat Mendaki Gunung Slamet

Sehingga dari pengelola wisata sepakat menutup layanan sekretariat jalur pendakian Gunung Slamet sampai batas waktu belum ditentukan.

"Adanya penutupan jalur pendakian tidak terlalu berpengaruh dengan jumlah pengunjung atau minat kunjungan ke wisata Guci. Karena orang ketika ke sini kan tujuannya bukan hanya mendaki, tapi dominasinya mandi air panas, wisata menginap, spot foto, dan lain-lain," tutur Hasib.


Saat ditanya apakah penutupan jalur pendakian dilakukan setelah meninggalnya pendaki dari Mapala Unsoed saat perjalanan ke puncak Gunung Slamet, Hasib tidak memberikan jawaban secara jelas.

Namun alasan utamanya karena cuaca ekstrem yang masih melanda wilayah Guci dan sekitarnya.

"Sehingga saya imbau semuanya untuk selalu waspada, berhati-hati, dan mematuhi aturan atau rambu-rambu yang ada. Demi keamanan, kenyamanan, dan keselamatan bersama," pungkasnya.

Pendaki Meninggal

Sebelumnya seorang mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto meninggal dunia dalam pendakian ke puncak Gunung Slamet, Minggu (26/2/2023).

Korban meninggal dunia karena kondisi hipotermia akibat cuaca buruk yang terjadi di luar prediksi saat mendaki Gunung Slamet.

Ia meninggal melalui jalur Permadi Guci, Tegal.

Korban adalah mahasiswa asal Banjarnegara yang tergabung dalam Unit Pandu Lingkungan (UPL) dan kuliah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Manajemen.

"Korban bernama Sadewa Natha Radya. Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen, angkatan 2022, asal Kabupaten Banjarnegara," ujar Wakil Rektor 3, Dr. Norman Arie Prayogo kepada Tribunbanyumas.com, dalam keterangannya.

Almarhum tergabung dalam UPL Unsoed dan sedang melaksanakan pendakian wajib Gunung Slamet. 

Atas terjadinya peristiwa ini, keluarga besar Universitas Jenderal Soedirman menyatakan duka cita yang mendalam.

Berdoa semoga almarhum husnul khotimah serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan keikhlasan.

"Kami dari bidang kemahasiswaan mengupayakan yang terbaik di dalam membantu semua keperluan penanganan kepulangan almarhum hingga proses pemakamannya," terangnya.

Kejadian yang menimpa Sadewa tersebut tentu juga telah meninggalkan duka mendalam bagi teman-temannya di UPL Unsoed. 

Sebelum pendakian dilaksanakan mereka sudah berupaya sebaik-baiknya menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan risiko dari kegiatan pendakian. 

Baik pembekalan stamina, pembekalan keterampilan maupun pengawasan terhadap rute yang dipilih. 

"Semoga musibah ini dapat menjadi bahan evaluasi dalam kegiatan kemahasiswaan khususnya di UPL Unsoed di masa yang akan datang," katanya. (dta/jti) 

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Cuaca Ekstrem, Jalur Pendakian Gunung Slamet Ditutup Sampai Batas Waktu Belum Ditentukan

Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas