Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sosok Pemilik Panti Asuhan di Palembang yang Aniaya Anak Asuh, Positif HIV dan 4 Tahun Gangguan Jiwa

Pemilik panti asuhan di Palembang ditetapakan sebagai tersangka kasus kekerasan. Ia telah dinyatakan positif HIV dan diduga sempat alami gangguan jiwa

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Sosok Pemilik Panti Asuhan di Palembang yang Aniaya Anak Asuh, Positif HIV dan 4 Tahun Gangguan Jiwa
TRIBUN SUMSEL/RACHMAD KURNIAWAN
H (40), pemilik panti asuhan Fisabilillah Al Amin Palembang telah ditetapkan sebagai tersangka kekerasan, ditempatkan di sel khusus dan yang bersangkutan positif HIV, Senin (27/2/2023). Pelaku sempat mengalami gangguan jiwa selama 4 tahun dan kini telah sembuh. 

TRIBUNNEWS.COM - Pemilik panti asuhan Fisabilillah Al-Amin, Palembang, Sumatra Selatan berinisial H (40) telah ditetapkan sebagai tersangka kasus kekerasan terhadap 18 anak asuh.

Pelaku kini telah ditahan di tempat khusus di Polrestabes Palembang karena dinyatakan positif HIV.

Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Mokhamad Ngajib mengatakan para korban yang berada di panti asuhan dipastikan tidak tertular HIV.

"Tersangka ditempatkan di tempat yang khusus. Tapi selagi proses hukum berjalan kami juga akan koordinasi dengan Dinas Kesehatan bagaimana penanganannya," paparnya, Senin (27/2/2023), dikutip dari TribunSumsel.com.

Baca juga: Kasus Kekerasan di Panti Asuhan Palembang, Kementerian PPPA: 21 Anak Lain Perlu Diperiksa

H diketahui memiliki seorang istri dan anak perempuan yang baru lulus SMA.

Ia telah mendirikan panti asuhan Fisabilillah Al-Amin sejak tahun 2009.

Panti asuhan ini terdaftar resmi di Dinas Sosial Palembang dan akreditasinya C.

Berita Rekomendasi

Sebanyak 39 anak asuh terdaftar di panti asuhan Fisabilillah Al-Amin, namun hanya 18 anak yang tidur di sana sedangkan sisanya hanya seminggu sekali ke panti asuhan untuk mengaji.

Sempat Alami Gangguan Jiwa

Istri pelaku, Rina menyatakan suaminya sempat mengalami gangguan jiwa selama 4 tahun.

"Suami saya pernah alami gangguan kejiwaan dan kurang lebih satu tahun ini sudah sembuh, hanya saja sifat temperamennya masih tinggi," terangnya.

Meski sudah dinyatakan sembuh, tapi sifat temperamen suaminya akan tiba-tiba muncul dan melakukan tindak kekerasan tanpa mengingat apa yang sudah diperbuat.

"Nah tapi setelah apa yang ia lakukan, dia baru sadar dan pasti meminta maaf kepada anak-anak itu," jelasnya.

Baca juga: Kasus Kekerasan di Panti Asuhan di Palembang: Disorot Mahfud MD, Pelaku Positif HIV

Ia membenarkan suaminya telah melakukan kekerasan terhadap anak-anak panti asuhan yang videonya sempat viral.

"Kejadiannya itu sekitar 1 atau 2 minggu yang lalu, untuk pastinya kapan saya juga tidak tahu," pungkasnya.

Kata Tetangga

Salah satu tetangga pelaku, Sugi (57) mengatakan H memiliki sifat tempramental dan terlihat keras dalam mendidik anak-anak di panti asuhan.

"Kalau tempramen itu ngga kelihatan, kegiatannya juga biasa saja. Tapi kalau ke anak asuhnya memang agak tempramen agak keras kalau anak itu salah. Dan kalau untuk main tangan itu ngga pernah lihat," tandasnya.

Ia mengaku tidak pernah melihat ada suara tangisan dari dalam panti asuhan karena anak-anak hanya diam ketika dimarahi.

"Anak-anak panti itu ngga pernah nangis kalau abis dimarahin, mereka cuma diem aja," lanjutnya.

Baca juga: 20 Anak Alami Kekerasan di Panti Asuhan, Mensos Instruksikan Respon Cepat dan Berikan Perlindungan

Anggota polisi dari Polrestabes Palembang saat membawa terduga pelaku kekerasan di panti asuhan.
Anggota polisi dari Polrestabes Palembang saat membawa terduga pelaku kekerasan di panti asuhan. (TribunPalembang/Istimewa)

Sosok Pelaku di Mata Anak Asuh

Seorang anak asuh panti asuhan Fisabilillah Al-Amin, Akbar (17) mengatakan, pelaku memang sering marah ke anak asuh yang jumlahnya 39 orang.

Menurutnya, emosi pelaku yang tidak terkontrol dikarenakan mengalami sakit dan banyak pikiran.

"Mungkin karena banyak pikiran juga Abi (panggilan anak asuh untuk pelaku) makanya marah. Abi itu juga sakit gangguan panik, dan pas aku kelas dua SMA ini lah Abi sudah mendingan," paparnya, Senin (27/2/2023).

Meski sering marah, pelaku selalu meminta maaf kepada anak asuh setelah emosinya mulai mereda.

Ia mengaku sudah 6 tahun tinggal di panti asuhan Fisabilillah Al-Amin untuk sekolah dan belajar mengaji.

Panti Asuhan Ditutup Sementara

Panti Asuhan Fisabilillah Al-Amin ditutup untuk sementara waktu setelah pemiliknya ditetapkan sebagai tersangka kasus kekerasan terhadap 18 anak asuh.

Sebanyak 18 korban telah dipindahkan ke panti sosial di Palembang.

Selama berada di panti sosial, para korban akan didampingi Komisi Perindungan Anak Indonesia (KPAI) Palembang untuk menghilangkan trauma yang dialami.

Ketua KPAI Palembang, Romy Apriansyah mengatakan pendampingan ini perlu dilakukan karena para korban kekerasan masih di bawah umur.

Baca juga: Aniaya Anak Asuh, Pemilik Panti Asuhan di Palembang Ditangkap dan Dinyatakan Positif HIV

"Mudah-mudahan dengan dipindahkan ke sini trauma healing yang dialami oleh anak-anak ini bisa diatasi. Karena anak-anak ini kan perlu pemulihan secara psikis," terangnya, Selasa (28/02/2023), dikutip dari TribunSumsel.com.

Selain mendampingi memulihkan psikis korban, KPAI juga akan mendampingi korban ketika memberikan keterangan ke penyidik.

"Sejauh ini yang sudah masuk di data kami sudah ada lebih dar 4 orang korban, karena pemeriksaan terhadap anak-anak ini kan beda dengan orang dewasa jadi harus soft, santai, karena anak-anak ini kan sedang alami trauma healing berat," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Provinsi Sumsel, Mirwansyah mengatakan kondisi para korban sehat dan masih menjalani trauma healing.

"Hanya memang masih ada trauma dan kita lakukan tindakan trauma healing agar kejadian tersebut tidak terus teringat di memori," jelasnya.

Ia menambahkan panti asuhan Fisabilillah Al-Amin terdaftar resmi tapi akreditasinya menurun dari B menjadi C.

"Panti tersebut memang melayani panti asuhan untuk anak yatim piatu. Kita juga tidak menyangka sampai terjadi ada tindakan kekerasan di panti tersebut," tandasnya.

Mirwansyah menjelaskan anak asuh yang berada di panti asuhan tersebut ada yang difabel, sehingga perlu pendampingan khusus.

"Untuk itu kita sudah berkoordinasi dengan Kementerian Sosial, karena yang memberikan penilaian untuk sertifikasi Kemensos untuk meninjau ulang panti yang ada, terutama di Palembang," bebernya.

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunSumsel.com/Rachmad Kurniawan/Fransiska Kristela)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas