Dzakir Berhasil Bobol Sistem Keamanan Google, Siswa SMKN 8 Semarang Ini Dapat Imbalan 75 Juta Rupiah
Kisah Dzakir siswa SMKN 8 Semarang yang berhasil membobol sistem keamanan Google. Dihadiahi 5000 dolar Amerika setelah penemuannya ditolak empat kali.
Penulis: Isti Prasetya
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Nama Abdullah Mudzakir ramai dibicarakan di media sosial setelah berhasil membobol sistem keamanan Perusahaan Teknologi Multinasional Amerika, Google.
Pelajar kelas 12 di SMKN 8 Semarang ini terbukti menemukan bug atau kerentanan sistem pada perusahaan Google.
Berkat kejeliannya ini, Dzakir panggilan akrabnya, mendapatkan imbalan dari Google.
Tak tanggung-tanggung, nominal yang didapatkan Dzakir sebanyak 5.000 dolar Amerika, atau sekira 75 juta rupiah.
Diakui Dzakir, keahliannya dalam menemukan celah sistem keamanan ini dipelajari secara otodidak.
Kisahnya bermula saat ia masih duduk di bangku Madrasah Ibtidaiyah (MI) sekitar 2015 silam.
Baca juga: SOSOK Said Fikriansyah, Pemuda yang Dituding sebagai Bjorka, Pekerjaan hingga Akun Sempat Di-hack
Dikutip dari TribunJateng.com, saat itu Dzakir mulai menemukan minatnya mengulik komputer dan jaringannya setelah mendapatkan komputer bekas dari kakaknya.
Mulanya, ia mengandalkan Wifi di angkringan setempat untuk berselancar di jagat maya.
"Daripada nganggur, saya pake dan saya ajak teman nongkrong di angkringan yang ada Wifi, modal Rp 3 ribu untuk beli es teh, nongkrong sejak pulang sekolah sampai malam hari," kenang Dzakir saat dihubungi pada Rabu (8/3/2023).
Dari hal tersebut memicu Dzakir makin giat mengulik ilmu tentang hacking secara otodidak dengan bermodalkan informasi dari laman pencarian Google.
Namun, niatnya untuk mengasah kemampuan tentang ilmu komputer tidak didukung oleh orang tuanya.
Bukan tanpa sebab, Dzakir terlahir dari keluarga yang cukup religius sedangkan hacker mempunyai stigma buruk di masyarakat.
"Awalnya orang tua nggak mendukung, malah menentang soal hacker karena dianggap hal yang tabu dan jahat. Setelah saya jelaskan pada orang tua, mereka bisa memahami," ungkap Dzakir.
Baca juga: Google Umumkan Makin Sedikit Karyawan yang Terima Promosi Jabatan di 2023
Dzakir tak kehabisan akal untuk meyakinkan kedua orang tuanya, yakni dengan menjadi hacker baik atau white hat hacker.
Diakui Dzakir, secara finansial, hacker baik tidak terlalu menguntukan dibandingkan black hat hakcer.
Tetapi, ia lebih memilih menjadi hacker baik di situs-situs pemerintahan atau perusahaan luar negeri.
"Kalau membobol kartu kredit lebih menguntungkan, tapi dengan latar belakang keluarga yang religius, mengajarkan tentang agama, saya ngerti bahaya dan dosa, jadi memilih jadi hacker baik," jelas Dzakir.
Ia bercerita pengalamannya menginformasikan kelemahan sistem keamanan jaringan komputer sejumlah perusahaan di Indonesia hanya mendapatkan apresiasi Rp 1-2 juta.
Sementara, apabila Dzakir menginformasikan adanya kelemahan sistem keamanan keamanan jaringan komputer perusahaan di luar negeri, ia mendapat $1.000-$4.500.
Dzakir kemudian tertantang untuk menemukan celah keamanan di Google.
Ia melaporkan celah tersebut sejak akhir 2020, tetapi baru diterima Google pada 2021.
Bahkan temuannya sering ditolak Google karena dianggap tidak valid.
"Lapor di Google sudah 5 kali, tapi yang 4 ditolak karena dianggap tidak valid," ujar Dzakir.
Ia terus mencari dan melaporkan temuannya dengan bantuan rekannya hingga akhirnya mendapatkan jawaban dari Google.
Pada laporan terakhirnya, Dzakir sempat terlibat perdebatan yang lama untuk menyampaikan bug yang jarang ditemukan bug hunter lainnya.
"Debat hingga setengah bulan untuk menjelaskan bahwa bug itu valid dan bisa diterima, akhirnya mendapatkan hadiah $5.000," tambah Dzakir.
Hingga pada 2022, kerentanan yang ia temukan menjadi kerentanan terbaik yang ditemukan dalam kategori abusing feature sebagai best vulnerabilty abusing feature, hingga ia berkesempatan diwawancarai oleh tim security engineering Google.
Baca juga: Elon Musk Ubah Iklan Twitter Mirip Tampilan di Google demi Genjot Pendapatan
Saat ini Dzakir mengaku sudah bekerja sebagai hacker di perusahaan di Jakarta.
Meskipun saat ini statusnya masih pelajar, ia diperbolehkan bekerja dan tidak diwajibkan berangkat ke sekolah.
"Sebenernya sekolah dan kerja tidak bisa, tapi dari pihak sekolah mendukung dan mengatakan bahwa sekolah ia diperkenankan untuk fokus bekerja namun tetap harus mengumpulkan tugas-tugas sekolah."
"Sekolah di SMK ialah mendidik siswa supaya bisa dapat kerja, bila ada siswa SMK yang sudah bekerja biasanya didukung," ujar Dzakir.
Sementara itu, Kepala SMKN 8 Semarang, Harti, S.Pd., M.Kom., mengatakan siswanya merupakan generasi bibit unggul yang tumbuh di lahan subur.
"Abdullah Mudzakir siswa SMK N 8 Semarang dirawat dengan cinta sehingga prestasinya mendunia, ibadahnya kelas langit, pergaulannya membumi," pesan Harti.
Baca juga: Google Hingga Meta Kompak PHK Karyawan, Intip Pesangon yang Dijanjikan Raksasa Teknologi
Prestasi Dzakir ini pun menjadi viral di media sosial setelah diunggah oleh akun Instagram @folkative.
Akun tersebut mengunggah foto Dzakir dengan keterangan unggahan kisahnya yang telah mencoba lima kali laporan.
"18 years Abdul Mudzakir from Semarang successfully found a bug in Google and got rewarded $5000 or Rp 75 million.
Google stated that this bug is quite dangerous, so it’s a very important finding in the system they have.
It took Abdul 5 tries until he finally found the bug since 2021.
Abdul used the money to buy himself a new laptop and took international courses to upgrade his skills.
Well done!" tulis @folkative pada unggahan Selasa (7/3/2023).
(Tribunnews.com/Isti Prasetya, TribunJateng.com/Amanda Rizqyana)