Cerita Korban Banjir di Lahat: Misnawati Lihat Rumahnya Hanyut, Jumari Terpaksa Jaga Rumah Sendirian
Inilah cerita korban banjir yang melanda Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan, Kamis (9/3/2023).
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Endra Kurniawan
Sedangkan Jumari sendiri harus bertahan di rumahnya.
Jumari terpaksa tinggal di rumah untuk menjaga barang berharga di rumahnya dari air yang kemungkinan makin meninggi.
"Anak dan istri saya saat ini terpaksa harus mengungsi di rumah keluarga saya yang berada di desa lain, sementara saya masih bertahan karena harus menjaga rumah dari kemungkinan terburuk," terangnya.
Baca juga: Air Sungai Lematang Meluap hingga ke Jalan, Lintas Muara Enim-Lahat Lumpuh, Kendaraan Terjebak Macet
Sripoku.com melansir, Jumari mengatakan ketinggian air mencapai satu meter dan menggenang sejak Kamis sore.
"Tinggi air yang menggenang hingga 1 meter, air Sungai Lematang masuk ke rumah sejak sore tadi hingga saat ini," terang Jumari.
Ia juga tak menyangka rumahnya akan kebanjiran, sebab terakhir kali air menggenang adalah dua tahun yang lalu.
"Terakhir peristiwa seperti ini terjadi sekitar dua tahun lalu. tinggi genangan air tidak jauh beda seperti ini," ungkapnya.
Jumari menambahkan, di wilayahnya hujan tak begitu lebat, sehingga banjir yang dialaminya kemungkinan banjir kiriman.
"Disini hujan tidak begitu deras, penyebab banjir yang dialami beberapa warga di Desa Nantal karena banjir kiriman," ucapnya.
Untuk menjaga rumahnya, Jumari berjaga di depan rumah sembari menyiapkan genset.
Genset tersebut digunakan apabila listrik mati.
Baca juga: Banjir Bandang di Lahat & OKU Selatan, Jumlah Korban, Dampak Kerusakan Rumah, Sawah & Fasilitas Umum
Lintas Muara Enim-Lahat Lumpuh
Banjir juga mengakibatkan kemacetan parah di Jalan Lintas Muara Enim-Lahat atau tepatnya di perbatasan Desa Arahan dan Desa Banjar Sari Kecamatan Merapi Timur Kabupaten Lahat, Kamis (9/3/2023) sore.
Kemacetan terjadi hingga lima jam, sejak pukul 18.00-23.00 WIB.