Abu Vulkanik Gunung Merapi Mitosnya Tidak Akan Sampai ke Solo, Ini Penjelasan Ahli Geofisika
Awan panas guguran Gunung Merapi disebut tidak pernah ke arah Klaten dan Boyolali, apalagi Solo.
Editor: Erik S
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Wilayah Solo disebut tidak akan terdampak erupsi Gunung Merapi.
Ada mitosnya, wilayah yang terdampak erupsi Gunung Merapi adalah wilayah itu-itu saja. Misalnya di Kabupaten Magelang.
Baca juga: Erupsi Gunung Merapi, Pemkot Magelang Semptor Alun-alun dan Bagikan 10 Ribu Masker
Awan panas guguran Gunung Merapi disebut tidak pernah ke arah Klaten dan Boyolali, apalagi Solo.
Ahli Geofisika Surono atau yang akrab disapa Mbah Rono mengatakan hal itu disebabkan dinding yang mengitari kawah cukup kuat sehingga kecil kemungkinan jebol.
"Karena terlalu kuat dindingnya tidak jebol. Kalau dinding ke arah selatan kan gampang jebol," jelasnya kepada TribunSolo.com, Sabtu (11/3/2023).
Guguran lava dan awan panas dari Gunung Merapi kali ini berdampak ke area dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong (sejauh maksimal lima km) serta Sungai Bedog, Krasak, Bebeng (sejauh maksimal tujuh km).
Dengan kata lain, kecil kemungkinan Klaten dan Boyolali terdampak.
Baca juga: Berjarak 7 Kilometer dari Gunung Merapi, Desa Balerante Klaten Tak Terdampak Erupsi
"Ke arah Klaten itu kan enggak mungkin. Ke Boyolali enggak mungkin. Merapi tidak pernah ke arah sana," jelasnya.
"Kalau tidak pernah ke sana kecil kemungkinan ke sana. Yang sering kan ke Krasak, terus pindah ke Gendol. Kemudian pindah ke Krasak lagi ya wajar-wajar saja," terangnya.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan awan panas guguran yang ke luar dari Gunung Merapi pada Sabtu memiliki jarak luncur sejauh 4 kilometer ke arah barat daya yaitu di alur Kali Bebeng dan Krasak.
Telah beredar mitos di kalangan masyarakat bahwa ada keyakinan Solo akan aman dari hujan abu Merapi.
Baca juga: Tradisi Warga Tlogolele Boyolali, Buat Api Unggun di Depan Rumah Sikapi Erupsi Gunung Merapi
Hal ini karena bentuk dari moncong merapi.
"Dimitoskan apa saja bolehlah. Tapi kan kuat dindingnya. Tidak sering terganggu, sehingga kuat-kuat aja. Yang sering ke arah Barat ke arah Selatan," tuturnya.
Menurutnya justru kondisi ini cukup wajar mengingat sejak tahun 2020 Gunung Merapi ditetapkan siaga hingga kini.
"Ya biasa-biasa saja. Harusnya seperti itu. Sudah dari tahun 2020 siaga," terangnya.
Baca juga: Awan Panas Gunung Merapi Hari Ini Karena Longsoran Kubah Lava Barat Daya, Ini Rekomendasi BPPTKG
Pola aktivitas semacam ini justru membuat kemungkinan erupsi kecil.
"Harus gugur kalau tidak gugur menyumbat terlalu kuat nanti erupsi. Erupsi besar seperti 2010," jelasnya. (*)
Penulis: Ahmad Syarifudin
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Mitosnya Solo Tak Akan Pernah Kena Abu Vulkanik Gunung Merapi? Begini Kata Mbah Rono