Perubahan Gunung Merapi yang Terekam Sejak 2 Maret, Sebelum Erupsi Siang Tadi
Gunung Merapi pada Sabtu (4/3/2023) pekan lalu belum mengeluarkan guguran lava pijar maupun awan panas.
Editor: Choirul Arifin
“Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status Aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” tegas Agus.
7 Maret 2023
BPPTKG mengamati terjadi 3 kali guguran lava pijar pada Gunung Merapi, Selasa (07/03/2023). Jarak luncur maksimum guguran tersebut 1.500 meter ke barat daya.
Selama periode pengamatan, Selasa (07/03/2023) mulai pukul 00:00 - 06:00 WIB terjadi 15 kali guguran, dengan amplitudo 4-24 mm, dan durasi 55-117,8 detik.
Hybrid/Fase Banyak tercatat ada 4 kali, dengan amplitudo 4-10 mm, S-P 0,4-0,5 detik, durasi 5,3 - 8,8 detik.
Vulkanik Dalam terjadi 19 kali, dengan amplitudo 9-20 mm, S-P 0,6-1,2 detik, dan durasi 7,4 - 12,6 detik. Tektonik jauh terjadi 1 kali, dengan amplitudo : 4 mm, S-P : 5.52 detik, durasi : 44.4 detik.
Menurut pengamatan meteorologi, cuaca cerah dan berawan.
Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat. Suhu udara 13-20°C, kelembaban udara 68-92 persen, dan tekanan udara 656-687 mmHg.
Secara visual, gunung jelas hingga kabut 0-I. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 30-50 m di atas puncak kawah.
Gunung Merapi berstatus Siaga (Level III).
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Masyarakat diimbau untuk tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
Selain itu, masyarakat diminta agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.