Viral Video Wisatawan Ketep Asik Abadikan Erupsi Gunung Merapi, Ingin Saksikan Luncuran Awan Panas
Saat terjadi erupsi di Gunung Merapi, para wisatawan di Ketep Pass dan Puncak Argapura di Magelang, Jawa Tengah justru asik mengabadikannya.
Penulis: Linda Nur Dewi R
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM – Viral di media sosial video yang memperlihatkan para wisatawan yang berkunjung ke Ketep Pass dan Puncak Argapura di Magelang, Jawa Tengah asik mengabadikan momen Gunung Merapi saat erupsi.
Diinformasikan, Gunung Merapi kembali mengalami erupsi, Sabtu (11/3/2023) sekira pukul 12.12 WIB siang.
Gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini meluncurkan guguran awan panas.
Awan panas guguran meluncur ke arah barat daya, menuju alur Kali Bebeng dan Kali Krasak di Sleman.
Terkait video para wisatawan yang merekam erupsi tersebut, hal itu kini tengah ramai diperbincangkan di media sosial Twitter dan menjadi trending dengan tagar Merapi.
Manajer Pemasaran Ketep Pass Edward Alfian mengatakan, sekitar sejam setelah erupsi, abu mulai turun di wilayah sekitaran Ketep Pass.
Baca juga: Sejarah Erupsi Gunung Merapi, Sudah Meletus Lebih dari 80 Kali
“Saat ini cuaca kembali cerah. Dari Ketep tampak asap sulfatara masih mengepul di puncak Merapi,” kata Edward dikutip dari Wartakotalive.
Tanpa rasa takut para wisatawan ini menyaksikan semburan awan panas yang dikeluarkan Gunung Merapi dari lokasi Ketep Pass.
“Mereka malahan mendapatkan sensasi menyaksikan luncuran awan panas. Mereka menyaksikan dari menara Ketep Pass yang baru diresmikan Bupati Magelang Jumat kemarin,” kata Edward.
Namun Edward tetap meminta wisatawan yang datang ke Ketep tetap mengenakan masker untuk menjaga kesehatan dan juga keselamatan diri masing – masing.
Berbeda dengan di Ketep, dikutip dari Tribunnews para penambang pasir di wilayah Gunung Merapi justru terekam panik akibat luncuran awan panas tersebut.
Meski sempat panik, namun beredar di media sosial saat Merapi berstatus siaga, para pekerja pasir masih terus beroperasi.
Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Sugeng Mujiyanto mengatakan, pihaknya tidak bisa memaksa tambang pasir untuk tidak beroperasi.
Menurutnya, itu adalah kebijakan dari instansi lain.
“Jadi gini, kami ini memberikan early warning (peringatan dini), ya, (berupa) rekomendasi-rekomendasi. Boleh (atau) tidak boleh (menambang pasir) itu kan ada instansi-instansi lain,” jelas Sugeng.
“Nah, kami sudah memberikan rekomendasi yang nanti mestinya digunakan oleh masyarakat. Tapi kan kami tidak bisa (bilang) ‘Hei, harus pergi’, kan tidak begitu, ya,” katanya.
Pihaknya menyebut saat ini sudah berupaya untuk meminimalisir korban dalam erupsi Merapi ini.
Namun, ia tak bisa memaksa masyarakat untuk langsung pergi meninggalkan lokasi.
“Kan masyarakat masing-masing, ya. Jadi kami nggak bisa (bilang) ‘Kalau nggak pergi nanti…’ apa gitu, ya, nggak. Kita hanya (menyampaikan) konsekuensi saja,” imbuh Sugeng.
“Kami ini prinsipnya untuk meminimalisir korban. Nah, kira-kira seperti itu. Jadi, prinsip kami adalah seperti itu,” tutur Sugeng.
(Tribunnews.com/Linda) (Wartakotalive/Joanita Ary) (TribunJogja/ Alifia Nuralita Rezqiana)