Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Viral Awan Panas Berbentuk Petruk Diyakini Sebagai Penunggu Merapi, BPPTKG Sebut Hanya Kebetulan

Kepala BPPTKG menyebut awan panas yang berbentuk Petruk hanyalah sebuah kebetulan saja dan bukan merupakan kemunculan dari penunggu Gunung Merapi

Penulis: Linda Nur Dewi R
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Viral Awan Panas Berbentuk Petruk Diyakini Sebagai Penunggu Merapi, BPPTKG Sebut Hanya Kebetulan
TribunJateng
Kolase awan panas Gunung Merapi- Beredar di media sosial foto awan panas Gunung Merapi berbentuk seperti salah satu tokoh punakawan, Petruk. 

Terkait proses terbentuknya awan panas, disebutkan Agus, hal itu terjadi ketika material lava dengan kandungan gas yang tinggi meluncur di lereng gunung dengan kecepatan tinggi.

"Kalau awan panas yang sudah tinggi itu hanya kepulan debu atau abunya.

Material yang lebih berat meluncur di alur sungai," kata Agus.

Erupsi Gunung Merapi disebut tak sebesar tahun 2010 lalu

Berdasarkan keterangan dari Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono (HB) X, erupsi Gunung Merapi yang terjadi pada Sabtu lalu itu tak akan sebesar pada tahun 2010 lalu.

Dikutip dari TribunJateng, Sultan menyebut, erupsi tersebut hanya akan memenuhi kawasan yang ditambang.

“Merapi itu ya erupsi begitu saja, enggak akan meletus seperti dulu. Yang penting ngebaki (memenuhi) sik (yang) dirusak karena ditambang. Gitu aja,” ujar Sri Sultan Hamengkubuwono X dikutip ketika ditemui di Jogja Expo Center (JEC), Sabtu (11/3).

Berita Rekomendasi

Menurut Sultan, erupsi akan berhenti saat lubang di Gunung Merapi sudah tertutup material abu vulkanik.

“Nantinya, kalau yang berlubang-lubang itu sudah tertutup, kan (erupsinya) berhenti sendiri. Memang itu perlu lama karena tidak hanya di atas dan di bawah juga berlubang,” paparnya.

Sultan melanjutkan bahwa kondisi ini akan  menutup tambang warga, mengingat sebagian tambang warga memang sudah dilakukan penutupan dengan cara ditanami rumput.

“Sudah saya tutup, tidak boleh ada tambang, jadi harusnya tidak ada warga di area tambang. Sebagian kan sudah kita tutup, ada yang kita tanam pohon kopi. Itu biar mereka punya pendapatan produksi dari sektor pertanian biar enggak nambang lagi,” jelas Sultan.

(Tribunnews.com/Linda) (TribunJateng/Wahyu Ardianti Woro Seto) (TribunJateng M Nur Huda)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas