Tangis Histeris Wanita Berbaju Putih saat Mengetahui Kerabat & 2 Keponakannya Tewas Terbakar
Wanita berbaju putih ini sengaja datang ke lokasi kebakaran setelah mendengar bahwa kerabatnya menjadi korban. Dia pun tak kuasa menahan tangis.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Meninggalnya Juwita (28) serta kedua anaknya AN (3) dan AK (2) yang menjadi korban kebakaran menyisakan kesedihan keluarga.
Seorang wanita tampak menangis histeris saat mengetahui saudara dan dua keponakannya yang masih balita tewas akibat rumah yang ditinggalinya di kawasan Way Halim, Bandar Lampung terbakar pada Sabtu (18/3/2023).
"Iya itu keponakan saya, baru bisa jalan," ujar seorang wanita yang mengaku kerabat korban.
Wanita yang mengenakan baju putih ini sengaja datang ke lokasi kebakaran setelah mendengar bahwa kerabatnya menjadi korban.
Baca juga: Rumah Papan di Lahan Milik Pemprov Lampung Terbakar, Ibu dan 2 Anaknya Tewas
Dia pun tak kuasa menahan tangis.
Kadis Damkarmat Kota Bandar Lampung Anthoni Irawan mengatakan, tiga korban jiwa tidak bisa diselamatkan pasca kebakaran.
"Ketiga korban tersebut meninggal dunia dalam musibah kebakaran yang berada di areal lahan milik Pemprov Lampung tersebut atau di PKOR Way Halim atau di belakang rumah makan Mie Aceh Way Halim," kata Anthoni.
Ia mengimbau agar masyarakat harus berhati-hati dengan kelistrikan, termasuk kompor dan bahan lainnya yang mudah terbakar.
"Diharapkan masyarakat segera melaporkan kepada pihak yang berwenang apabila terjadi kebakaran," kata Anthoni.
Ibu dan 2 Anaknya Tewas Terbakar
Sebelumnya diberitakan seorang ibu serta dua anaknya meninggal dunia menjadi korban kebakaran di Jalan Tembus Minak Bawang, Kelurahan Perumnas Way, Kecamatan Way Halim, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung.
Baca juga: Pemerintah Berikan Dana Kontrakan 3 Bulan, Korban Kebakaran Plumpang Tinggalkan Posko Pengungsian
Peristiwa kebakaran itu terjadi di lahan milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung, Sabtu (18/3/2023) sekitar pukul 21.00 WIB.
Diketahui rumah papan tersebut ditempati oleh Tuah (40), suami dan juga ayah para korban.
Tuah sehari-harinya sebagai pemulung.