Kata Psikolog soal Kasus Mutilasi di Sleman: Pelaku Telah Hilang Kepekaan terhadap Orang Lain
Psikolog Universitas Gadjah Mada mengungkapkan, pelaku mutilasi sudah tak punya kepekaan terhadap orang lain
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Endra Kurniawan
Diketahui, A sudah pergi dari rumah sejak Sabtu (18/3/2023) pagi.
Heri mengaku terakhir bertemua sejak A terakhir pergi dari rumah.
Ia juga mengungkapkan, ponsel anaknya sudah tidak aktif sore harinya.
"Sabtu pagi sempat masih ketemu, sorenya tak WA sudah enggak aktif (ponselnya)," kata Heri.
Heri menuturkan A bekerja di Angkasa Pura Yogyakarta.
"Kalau Sabtu enggak full (kerjanya). Biasanya untuk pergi ke mana kurang tahu senengan e dekne (kesenangan dia) gimana gak tahu, tapi dari dulu dia senengane makannya di warung Pakem, kulineran itu loh, dulu sama temen-temennya di sana," jelasnya.
Di hari terakhir ia pergi dari rumah, A tidak berpamitan ke ayahnya.
Heri juga sempat cemas karena Sabtu malam, A tak pulang ke rumah.
"Saya tidak punya nomor hp temannya, karena nomor temannya di hp dia (A) semua," ungkapnya seperti yang diwartakan TribunJogja.com.
Baca juga: Sosok AI, Wanita Korban Mutilasi di Sleman, Tinggalkan 2 Anak Usia 8 dan 1 Tahun
Kronologi Penemuan Korban
Penemuan jasad korban bermula ketika Minggu (19/3/2023) malam penjaga wisma penginapan curiga, tamu yang menginap sejak Sabtu (18/3/2023) tak kunjung keluar kamar.
Kecurigaan tersebut makin kuat saat diketahui lampu kamar terus menyala.
Saat itu lah, penjaga wisma mengetuk pintu, namun tak ada jawaban.
"Terus dibuka, congkel lewat jendela kecil ditemukanlah (mayat) di kamar mandi," kata dia, Senin (20/3/2023).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.