Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Terlanjur Dihujat Warganet di Medsos, Ternyata Ini Penyebab WNA di Bali Berkemah Saat Nyepi

Dalam video itu, sejumlah warga setempat terlihat menegur kedua WNA lantaran berada di luar rumah ketika Nyepi.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Terlanjur Dihujat Warganet di Medsos, Ternyata Ini Penyebab WNA di Bali Berkemah Saat Nyepi
Via Kompas.com
Dua WNA Polandia diamankan Polsek Sukawati karena mendirikan tenda saat hari raya Nyepi.(Dokumen Polda Bali.) 

Ps Kasi Humas Polsek Sukawati, Aipda Kadek Edi Arianto, seizin Kapolsek Sukawati, Kompol Decky Hendra Wijaya membenarkan hal tersebut.

Kata dia, warga Polandia tersebut KG (40) tahun dan BKW (25).

Mereka ditemukan mendirikan tenda di atas bale bengong Pantai Purnama, Sukawati dengan membawa perlengkapan berkemah.

"Namun saat ditegur oleh pecalang setempat, sepasang warga Polandia tersebut tetap kukuh bahwa mereka merasa tidak mengganggu perayaan Hari Raya Nyepi," ujarnya.

"Dijelaskan oleh pecalang bahwa Hari Raya Nyepi tidak boleh keluar rumah dan beraktivitas di luar rumah. Namun mereka menyangkal tidak mengganggu hanya diam di tempat tersebut menikmati pemandangan pantai," ujar Aipda Arianto.

Lebih lanjut lulusan sarjana hukum itu menjelaskan dikarenakan tidak menemukan penyelesaian, Polsek Sukawati dipimpin Ps. Panit 3 Intelkam Aipda IB Prawida mendatangi TKP untuk mengamankan sepasang warga Polandia tersebut ke Polsek Sukawati.

"Setelah dijelaskan di kantor secara perlahan oleh petugas, sepasang warga Polandia tersebut menyadari kesalahanya. Mereka terpaksa membuat tenda karena kehabisan bekal, susah menemukan transport saat pengrupukan dan mereka mengaku ini pengalaman pertama liburan ke Bali," ujarnya.

Berita Rekomendasi

Terkait hal itu, Arianto mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan Imigrasi guna penanganan lebih lanjut.

Sementara selama Nyepi, mereka pun diberikan untuk beristirahat di Mapolsek Sukawati. 

Kurangnya sosialisasi ke turis

Tokoh Pariwisata Ubud, Tjokorda Raka Kertyasa mengatakan, turis 'nakal' sejatinya telah ada sejak tahun 1970an di Bali.

Namun saat ini, kata dia, jumlahnya cukup banyak.

Menurut pria yang karib disapa Cok Ibah tersebut, kondisi ini terjadi akibat minimnya sosialisasi yang dilakukan oleh travel agent.

Seharusnya, kata dia, para turis yang akan berlibur ke Bali, wajib diberikan pemahaman apa itu Bali, dan apa yang boleh dan tak boleh dilakukan di Bali.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas