Pengakuan Seneh, Istri Dukun Pengganda Uang: Nikah 25 Tahun, Tak Tahu Suami Kerja Apa
Seneh, istri Mbah Slamet alias Tohari, dukun pengganda uang di Banjarnegara mengaku tak tahu apa pekerjaan suaminya meski sudah 25 tahun menikah.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Seneh (49), istri Mbah Slamet alias Tohari, dukun pengganda uang di Banjarnegara, Jawa Tengah buka suara terkait suaminya.
Seneh mengaku tidak mengetahui pekerjaan Mbah Slamet yang menjadi dukun pengganda uang.
Padahal, ia sudah berumahtangga dengan Mbah Slamet selama 25 tahun.
"Saya sudah berkeluarga selama 25 tahun," kata Seneh dalam video di kanal YouTube Tribun Jateng.
"Saya kurang tahu (aktivitas suami)," tambahnya.
Dari hasil pernikahan itu, Mbah Slamet dan Seneh sudah dikaruniai dua anak berjenis kelamin perempuan dan laki-laki.
Baca juga: Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara Mulai Membunuh 12 Korbannya Sejak 2020
Seneh mengaku, Mbah Slamet kerap menerima tamu kemudian berbincang-bincang di rumahnya.
Sesekali tamu itu diajak ke ruangan kosong sebelum akhirnya kembali ke rumah.
Sementara tugas Seneh adalah mengantarkan minuman pada tamu dengan interaksi seperlunya.
Termasuk bila ada tamu yang hendak pamit.
"Ngobrol di sini (di ruang tamu), dibawa ke situ (ruangan kosong) cuma sebentar, ngopi lagi, terus tamu pamit mau pulang," kata dia.
Wanita yang berprofesi sebagai petani itu mengatakan, para tamu yang datang ke rumahnya tidak ada yang menginap.
Meski tak tahu apa pekerjaan suaminya, Seneh mengaku, Mbah Slamet masih memberinya nafkah lantaran adanya anak.
Namun, ia tak pernah menanyakan darimana datangnya uang nafkah tersebut.
Bahkan Seneh tak mengetahui apakah uang tersebut adalah hasil penipuan.
"Nggak tahu apakah uang itu apakah dari hasil tipu atau nggarong. Yang utama, istri dikasih nafkah, nggak tahu uang darimana, saya nggak tanya," ucap Seneh.
Baca juga: Daftar Korban Mbah Slamet, Sepasang Kekasih dari Palembang, Warga Yogyakarta hingga Jakarta
Sementara itu, dikutip dari TribunBanyumas.com, Seneh memang sempat memergoki suaminya melakukan ritual di sebuah ruangan di depan rumah.
"Katanya ada ritual yang dilakukan di dalam ruangan depan rumah, tapi cuma sebentar," katanya.
Menurut Seneh, Tohari sudah satu tahun tidak tinggal di rumah setelah bertemu seseorang asal Pagentan.
Awal puasa lalu, Tohari sempat pulang namun hanya sebentar dan pergi lagi.
"Saya biasa-biasa saja karena tidak tahu dengan aktivitas bapak."
"Cuma, sempat kaget saat diseret-seret di kebun oleh polisi," katanya.
Seneh mengaku tak terpengaruh dengan kasus yang menjerat sang suami.
Apalagi, masyarakat di lingkungannya juga tidak berubah sikap.
"Tidak ada imbasnya dari masyarakat dan biasa saja," ucapnya santai.
Sementara itu, dalam wawancara yang lain, Seneh mengaku sudah lega dengan penangkapan suaminya.
Sebab selama ini, ia mengaku sakit hati dengan sifat Mbah Slamet yang kerap menggandeng perempuan lain.
"Saya udah lega (suami ditangkap) karena udah nyakitin saya udah lama. Saya sering lihat sama perempuan lain."
"Saya sudah sakit hati. Makanya denger udah ditangkap, saya Alhamdulillah, lega," kata Seneh dikutip dari video YouTube Official iNews.
Baca juga: Dua Korban Mbah Slamet Teridentifikasi sebagai Paryanto & Mulyadi, Mulyadi Dikubur Bersama Pacarnya
Diberitakan sebelumnya, warga Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara dibuat geger atas penangkapan Tohari atau Mbah Slamet yang merupakan warga setempat.
Pasalnya, penangkapan itu disertai penemuan sejumlah jenazah di perkebunan warga, korban pembunuhan Tohari yang mengaku sebagai dukun pengganda uang.
Hingga Selasa (4/4/2023), pihak kepolisian sudah menemukan 12 jenazah yang merupakan korban dari Mbah Slamet.
Ke-12 jenazah itu dikubur di jalan setapak menuju hutan.
Aksi sadis Mbah Slamet terungkap berkat pesan WhatsApp seorang korban berinisial PO (53), warga Sukabumi, Jawa Barat kepada anaknya.
Mbah Slamet mengaku kesal lantaran terus ditagih oleh korban.
Mbah Slamet mengaku menjanjikan akan melipatgandakan uang korban yang telah disetorkan, dari Rp 70 juta menjadi Rp 5 miliar.
Keseharian Mbah Slamet
Sementara itu, Kades Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Mahbudiono mengungkapkan keseharian dari Mbah Slamet.
Ia mengatakan, pelaku dalam kesehariannya jarang kelihatan dan usahanya juga kurang jelas.
"Terkait profesinya banyak warga yang tidak tahu persis dan mengetahui akan hal itu."
"Tapi istrinya sempat dagang kubis," katanya kepada Tribunbanyumas.com.
Kades tahu pelaku adalah seorang dukun pengganda uang ketika ada seorang korban warga asal Palembang yang membeberkan hal tersebut.
"Sempat ada yang datang menemui saya adalah seorang warga Palembang bilang ketemu Mbah Slamet ingin menemui keluarganya," jelasnya.
Kades mengatakan ladang yang digunakan sebagai tempat penguburan ini adalah milik orangtua tersangka.
"Saya tahu ada satu mayat saja merinding apalagi ini banyak sekali."
"Masyarakat juga resah dengan adanya kejadian seperti ini," katanya.
Rumah dari tersangka sendiri berada di pinggiran bersebelahan dengan sungai.
"Karena jauh dari warga yang lain artinya orang-orang juga cuek," ungkapnya.
Adapun pasal utama yang dikenakan kepada Tohari adalah Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati atau seumur hidup.
(Tribunnews.com/Sri Juliati) (TribunBanyumas.com/Permata Putra Sejati)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.