Soal Dukun Sadis di Banjarnegara, Bawa Korban ke Ladang sebelum Eksekusi hingga Polisi Temukan Botol
Tohari alias Mbah Slamet, dukun pengganda uang yang juga jadi pembunuh asal Banjarnegara, Jawa Tengah ceritakan ritual sebelum bunuh korban
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Tohari alias Mbah Slamet, dukun pengganda uang yang juga jadi pembunuh asal Banjarnegara, Jawa Tengah ceritakan ritual yang dilakukannya sebelum membunuh korban.
Ia mengaku, membunuh korbannya di malam hari.
Ada belasan korban yang telah ia bunuh.
Hingga kini, sudah ada 12 korban yang ditemukan terkubur di ladang, di Desa Balun, Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara.
Slamet memulai ritualnya sejak sore hingga malam tiba.
Ia memilih malam karena saat itu, suasana sedang sepi, dan bisa melakukan kejahatannya dengan leluasa.
Baca juga: 2 Jenazah Korban Dukun Pengganda Uang Banjarnegara Teridentifikasi: Sepasang Kekasih dari Palembang
Ritual dimulai pukul 19.30 WIB, dan korban di ajak ke lokasi kebun pada pukul 16.00 WIB.
"Kalau kemalaman, takut. Jadi, berangkatnya agak siangan. Prosesi ritual sekitar satu jam. Ritualnya cuma ngobrol-ngobrol saja," tutur Tohari.
Ia mengajak para korban ke lokasi ritual dengan menggunakan kendaraan tersangka.
Hal tersebut untuk meninggalkan jejak.
"Jadi, (korban) ke tempat saya naik bus. Kalau korban bawa kendaraan, tidak berani, akan ketahuan," kata dia.
Korban lalu diberikan minuman yang sudah dicampuri potasium dan obat penenang.
Setelah korban meminum cairan tersebut, kata Tohari, korban hanya muntah sedikit.
"Korban hanya muntah sedikit, lalu tidak terasa apa-apa," imbuhnya.
Baca juga: Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara Eksekusi Korbannya Pukul Delapan Malam, Ini Alasannya
Tohari lantas menguburkan korban setelah dipastikan benar-benar mati.
"Jadi, korban dikubur setelah betul-betul mati. Kalau belum, ya tidak bisa dikubur," akunya.
Polisi Temukan Botol Air
Pihak kepolisian menemukan botol minuman kemasan di setiap liang tempat korban dikubur.
"Di masing-masing liang didapati botol Aqua," ujar Kapolda Jateng Irjen Ahmad Luthfi di kantornya, Kota Semarang, Rabu (5/4/2023).
TribunJateng.com mewartakan, belum diketahui apa maksud Slamet menaruh minuman kemasan tersebut.
Pihak kepolisian juga masih mengidentifikasi para korban yang telah ditemukan.
"Ada sepasang kekasih asal Palembang atas nama Mulyadi dan pacarnya dikubur di liang yang sama," ujar Kapolda.
Baca juga: Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara Eksekusi Korbannya Pukul Delapan Malam, Ini Alasannya
Diketahui, korban lainnya dikuburkan dalam beberapa liang.
"Tiap dua jenazah Dikubur di lima liang berbeda. Sisanya ada di tiap satu liang," imbuh Kapolda.
Selain dua mayat Paryanto dan Mulyadi yang berhasil diidentifikasi, pihak kepolisian sejauh ini telah mendeteksi 9 mayat, yakni enam laki-laki umur 40-50 tahun dan tiga perempuan umur 25-35 tahun.
"Di masing-masing liang didapati botol Aqua. Secara medis mati lemas tidak ada unsur kekerasan," terang Kapolda.
Sebelumnya, Slamet mengaku telah membunuh lima orang.
"Awalnya mengaku lima, setelah dibongkar ternyata ada sembilan mayat," ucap Kapolda
(Tribunnews.com, Renald)(TribunJateng.com, Iwan Arifianto/Permata Putra Sejati)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.