DPRD Nduga Sebut Operasi Pembebasan Pilot Susi Air Mulai Korbankan Warga Sipil
Pasalnya aparat di lapangan justru menangkap warga sipil yang tak ada kaitannya dengan kelompok TPN/OPM pimpinan Egianus Kogoya.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, PAPUA - Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Nduga Leri Gwijangge menyebut langkah operasi pembebasan sandera pilot Susi Air Philip Marthens mulai mengorbankan warga sipil.
Pasalnya aparat di lapangan justru menangkap warga sipil yang tak ada kaitannya dengan kelompok TPN/OPM pimpinan Egianus Kogoya.
Bahkan salah seorang perempuan warga Distrik Mebarok menjadi korban tembak saat tengah melintas di perbatasan antara Kabupaten Nduga dan Lany Jaya.
Bukan hanya itu 4 orang pemuda warga sipil ditangkap di distrik Nenggeagin juga menjadi korban penangkapan.
Informasi yang diperoleh Lery satu di antaranya meninggal dunia sementara 3 orang lainnya sampai saat ini tidak diketahui keberadaannya.
"Kasus terakhir kami dapat laporan, warga sipil Nduga yang berada di distrik Mebarok ditembak saat mereka di jalan pulang dari Lany Jaya usai belanja bahan makanan ketemu aparat di hutan karena jalan pintas harus melewati hutan dan mereka dapat tembak, korbannya perempuan terkena di bagian punggung. Padahal mereka warga biasa tidak pegang senjata cuma bawa noken isinya barang belanjaan yaitu bahan makanan," ungkap Leri dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (14/4/2023).
Baca juga: TNI Kerahkan Satuan Organik dan Satuan Penugasan di Papua Untuk Maksimalkan Pencarian Pilot Susi Air
Aparat juga melakukan penangkapan terhadap 4 orang warga dari Nduga yang ditangkap didistrik Nenggeagin, Kabupaten Nduga dan dibawa ke Timika.
Keempat warga yang ditangkap adalah Wisi Unue, Pirison Gwijangge, Ebendat Karunggu, dan Terita Telenggen.
"Mereka ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan kelompok TPN-PB OPM, sebab korban adalah siswa sekolah SMP dan pemuda biasa di kampung, juga tidak pegang senjata tetapi ditangkap," sambung Leri.
Dia menambahkan juga, dari empat warga yang ditangkap, satu di antaranya meninggal dunia di Timika dan mayatnya dipulangkan oleh aparat keamanan ke Kabupaten Lani Jaya terpaksa dibakar di ujung jalan karena jauhnya jarak kampung.
"Sementara 3 lainnya saat ini menurut keluarga tidak ada kejelasan, apakah masih hidup atau mati. Tidak diketahui keberadannya," ucapnya.
Leri meminta agar aparat di lapangan tidak bisa bertindak asal tangkap apalagi sudah ada arahan dari Panglima TNI untuk mengedepankan dialog atau persuasif dalam upaya pembebasan sandera pilot Susi Air.
"Yang terjadi seakan-akan, karena kulitnya hitam, rambut keriting, lalu disimpulkan sebagai anggota TPN OPM. Termasuk saat memeriksa HP warga jangan karena menemukan ada foto pilot lalu dicurigai. Ini kan era media sosial siapa saja bisa menyimpan foto lalu dengan menyimpan foto dituduh bagian dari pelaku penyanderaan? Kan tidak bisa begitu. Ini terus terang aparat di lapangan mulai meresahkan karena penangkapan justru menyasar warga sipil yang tidak ada sangkut paut dengan urusan penyanderaan ini," tegas Leri.
Ia berharap agar arahan Panglima TNI untuk mengedepankan dialog (persuasif) dalam operasi di Nduga ini harus benar-benar dijalankan oleh aparat di lapangan.