Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Pratu Miftahul Arifin yang Gugur Ditembak KKB, Rela Utang demi Bisa Jadi Prajurit TNI

Berikut cerita perjuangan Pratu Miftahul Arifin yang rela utang demi bisa jadi prajurit TNI. Sebelumnya Pratu Miftahul gugur usai ditembak KKB.

Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Cerita Pratu Miftahul Arifin yang Gugur Ditembak KKB, Rela Utang demi Bisa Jadi Prajurit TNI
Kolase surya/pramita kusumaningrum/istimewa
Pratu Miftahul Arifin, prajurit TNI yang gugur ditembak KKB Papua. Berikut cerita perjuangannya yang rela utang demi bisa jadi prajurit TNI. 

TRIBUNNEWS.COM - Paman dari Pratu Miftahul Arifin, Rohmadi, membagikan cerita perjuangan sang keponakan demi bisa jadi prajurit TNI.

Kegigihan Pratu Miftahul bermula pada tahun 2014.

Saat itu dirinya mendaftarkan diri sebagai calon bintara TNI Angkatan Darat.

Namun, nasib baik belum berpihak kepada Pratu Miftahul.

Gagal jadi bintara tidak mematahkan semangatnya untuk terus berjuang.

Pratu Miftahul kemudian mencoba peruntungannya dengan mendaftarkan diri sebagai calon tamtama.

Baca juga: Helikopter Belum Bisa Merapat, Jenazah Pratu Miftahul Arifin Belum Bisa Dievakuasi Hari Ini

Bahkan, ia rela utang uang milik sudara untuk biaya perjalanan pulang-pergi dari kampungnya di Kabupaten Pacitan ke Kabupaten Magelang.

Berita Rekomendasi

“Untuk biaya akomodasi mendaftar catam di Magetan sampai pinjam uang ke saudara. Setelah jadi, dapat gaji juga langsung dilunasi,” kata Rohmadi, dikutip dari TribunJatim.com, Selasa (18/4/2023).

Rohmadi melanjutkan, keponakannya memang semenjak kecil sudah bercita-cita sebagai anggota TNI.

Sehingga meskipun sempat gagal, tidak membuat Pratu Miftahul melupakan keinginannya itu.

“Orangnya (Pratu Miftahul Arifin) sepak terjangnya dari kecil pengen jadi angkatan. Selepas SMA istirahat setahun,” tambahnya.

Rohmadi menambahkan, Pratu Miftahul bukan pertama kali ini ditugaskan ke Papua.

Sebelumnya, pada tahun 2018 sudah diberangkatkan untuk mengamankan wilayah yang dulu bernama Irian Barat tersebut.

Penugaskan kedua kepada Pratu Miftahul terhadi pada Mei 2022.

Baca juga: Profil Pratu Miftahul Arifin, Gugur Karena Ditembak KKB Papua, Tinggalkan Anak Usia 2 Tahun

Rencananya Pratu Miftahul akan pulang ke rumah selepas lebaran 2023.

Namun takdir berkata lain, Pratu Miftahul gugur setelah terjadi baku tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023), sekitar pukul 16.00 WIB.

Rohmadi mengaku terpukul atas kepergian keponakannya.

“Sebenarnya akan pulang pada Mei 2023 ini. Ya sedih pasti,” katanya.

Sosok Pratu Miftahul

Paman Pratu Miftahul menunjukkan foto ponakannya. Paman Pratu Miftahul, Rohmadi mengungkapkan firasatnya sebelum sang keponakannya gugur ditembak KKB Papua.
Paman Pratu Miftahul menunjukkan foto ponakannya. Paman Pratu Miftahul, Rohmadi mengungkapkan firasatnya sebelum sang keponakannya gugur ditembak KKB Papua. (TribunJabar.com/Istimewa)

Rohmadi selanjutnya membeberkan sosok Pratu Miftahul di mata keluarganya.

Almarhum dikenal sebagai pribadi yang baik.

Di sisi lain, Pratu Miftahul juga mandiri dan pria bertanggungjawab.

Termasuk saat menikahi sang pujaan hatinya Aziza.

Pratu Miftahul memperbaiki rumah untuk ditinggali sang istri.

“Beli keramik biar layak seperti rumahnya orang-orang.

Orangnya mandiri betul, sering bantu saudara,” terang Rohmadi.

Baca juga: 5 Anggota Satgas Yonif R 321/GT & Kopassus Belum Kembali Pasca Penyerangan KKB di Mugi-Mam Papua

Pesan terakhir Pratu Miftahul

Aziza dalam kesempatannya juga mengungkap pesan terakhir sebelum gugurnya Pratu Miftahul.

Pesan tersebut, disampaikan saat almarhum berkomunikasi dengan keluarga pada tanggal 5 April 2023 lalu.

Pratu Miftahul ketika itu meminta doa kepada sang istri lewat sambungan telepon.

Aziza tak pernah mengira pesan tersebut merupakan pesan terakhir dari sang suami.

“Sebenarnya biasa, suami saya selalu minta doa ketika mau patroli atau menjaga pos.

Tapi terakhir telepon itu berpesan menjaga anak kami,” ujar Aziza, dikutip dari TribunJatim.com.

“Nahasnya suami saya yang menjadi korban. Dari informasi sudah ditemukan titik lokasi jenazah. Tapi masih belum bisa dievakuasi,” tambahnya.

Informasi tambahan, Pratu Miftahul Arifin tercatat warga Dusun Krajan, Desa Nanggungan, Kecamatan/Kabupaten Pacitan.

Ia meninggalkan seorang istri dan anak yang masih berusia 2 tahun.

Baca juga: Soal Penyerangan KKB Terhadap Prajurit TNI di Papua, Kapolri Sebut akan Lakukan Penegakan Hukum

Proses evakuasi jenazah Pratu Miftahul

kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia (TNI) Letjen Bambang Ismawan.
kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia (TNI) Letjen Bambang Ismawan. (Tribunnews/Igman Ibrahim)

Kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia (TNI), Letjen Bambang Ismawan, mengungkap jenazah Pratu Miftahul Arifin masih belum bisa dievakuasi.

Adapun helikopter belum bisa merapat ke lokasi penyerangan KKB Papua.

Diketahui, Pratu Miftahul Arifin ditembak KKB Papua setelah mencoba mencari keberadaan pilot Susi Air, Philips Mark Methrtens di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023).

Menurut Bambang, jenazah Pratu Miftahul Arifin belum bisa dievakuasi karena terkendala cuaca ekstrem.

Dia pun mengungkap kondisi cuaca di sekitar lokasi penyerangan KKB Papua tersebut.

"Sampai tadi siang belum bisa diambil karena memang pertama disana cuacanya tidak menentu kadang-kadang satu hari hanya dua jam cerah abis itu tertutup kabut," ujar Bambang saat ditemui di Kawasan Monas, Jakarta, Senin (17/4/2023).

Bambang menjelaskan, evakuasi memakai helikopter juga masih belum bisa dilaksanakan. Sebab tak hanya cuaca buruk, kondisi medan di tempat jenazah Pratu Miftahul Arifin bukan medan yang datar.

"Jadi untuk pengambilan jenazah helikopter kan kita tidak bisa langsung merapat. Karena memang di samping cuaca kan medannya bukan medan datar. Ya itu memang kendala utama," tukasnya.

(Tribunnews.com/Endra Kurniawan/Igman Ibrahim)(TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas