Ginda Ansori Sebut Tak Laporkan soal Kritik Bima ke Lampung, Hanya Terkait Kata Dajjal
Ginda menyebut pelaporan terhadap Bima bukan terkait kritikan yang dilayangkan ke Lampung tetapi pemilihan kata 'Dajjal'.
Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Pengacara Ginda Ansori Wayka memberikan keterangan terkait pelaporannya terhadap TikToker, Bima Yudho Saputro yang mengkritik Provinsi Lampung.
Ginda menegaskan pelaporan bukan terkait kritik Bima terhadap Lampung tetapi pemilihan kata 'Dajjal' yang dikatakannya.
Dirinya pun mengungkapkan kritikan terhadap Lampung telah sejalan dengan apa yang menjadi keinginannya.
"Jadi siapa yang tidak ingin jalan lancar, saya melaporkan hanya kata Dajjal saja."
"Saya ingin Lampung ini jalan mulus, siapa yang tidak mau. Kalau pemerintah ada uangnya, siapa yang nggak mau membangun," tuturnya dikutip dari Tribun Lampung, Senin (17/4/2023).
Baca juga: Kombes Zahwani: Polisi Datang ke Rumah Orang Tua Bima Yudho untuk Melakukan Kegiatan Jumat Curhat
Di sisi lain, Ginda meminta agar Bima tidak membuat pernyataan yang bisa membuat geger Lampung.
"Sudah cukup Bima menggoncang Lampung," katanya.
Kendati demikian, Ginda menegaskan tidak memiliki memenjarakan Bima terkait konten yang diunggahnya.
Namun, menurutnya, pelaporan terhadap Bima merupakan langkah terakhir yang harus dirinya tempuh.
"Semua itu ada positifnya untuk Lampung. Dan saya tidak keinginan untuk memenjarakan seseorang dan saya juga paham pdaina itu merupakan jalan terakhir," katanya.
"Kita bukan cari siapa yang benar dan salah. Kita berikan pendidikan hukum yang baik di tengah generasi bangsa ini," sambung Ginda.
Baca juga: Mahfud MD: Intimidasi Kepada Orang Tua Bima Yudho Tak Boleh Dilakukan
Lebih lanjut, Ginda berharap agar generasi mudah bisa lebih santun dan bijak dalam menggunakan media sosial (medsos).
"Kita sebagai anak bangsa merasa tidak berterimakasih, boleh bersosial media dengan batas kewajaran."
"Tujuan saya membina mental bijak dalam bermedia sosial," ujarnya.
Sebelumnya, Bima mengunggah sebuah video di akun TikToknya, @awbimaxreborn yang berisi kritikan terhadap Lampung.
Dalam kritiknya, Bima menyebut Lampung tidak bakal mencapai kemajuan karena infrastruktur yang terbatas.
"Ini di Lampung banyak sekali proyek yang mangkrak. Contohnya Kota Baru dari jaman gue SD sampai sekarang, tidak pernah ada dengar kabar lagi".
"Aliran dana dari pemerintah pusat ratusan miliar, dan tidak tahu mungkin jin buang anak"," ujarnya dalam video tersebut.
Selain itu, Bima juga mengkritik jalanan di Lampung banyak yang rusak sehingga menganggu mobilitas ekonomi warganya.
Baca juga: Polisi Bantah Lakukan Intimidasi Terhadap Keluarga Bima yang Viral setelah Kritik Kondisi Lampung
Pria dengan perawakan rambut ikal ini pun turut mengkritik pendidikan di Lampung sangat lemah.
"Jalan di Lampung adalah jalan untuk mobilisasi ekonomi, lalu ada satu kilometer jalan rusak, satu kilometer bagus".
"Terus jalan ditambal pemerintah, seperti permainan ular tangga. Sistem pendidikan di Lampung yang lemah," katanya.
Bahkan secara spesifik, Bima mengungkapkan adanya praktik penyebaran kunci jawaban Ujian Nasional (UN).
Ia menduga dibocorkannya kunci jawaban itu juga dilakukan oleh pihak pemerintah.
"Proses penyaringan peserta didik yang ada di Lampung juga banyak kecurangan. Bahkan yang berkontribusi itu orang yang bekerja di sektor pendidikan,".
"Seperti dosen nitip anaknya, rektor nitip keponakannya. Ini apa sih, kunci jawaban mau Ujian Nasional (UN) tersebar, itu yang nyebarin kalau bukan dari pemerintah," ujar pria yang kini tengah melanjutkan studi perguruan tinggi di Australia tersebut.
Baca juga: Diduga Mengintimidasi Orangtua Bima, Gubernur Lampung: Demi Tuhan Saya Tidak Melakukan Itu
Bima juga mengkritik birokrasi pemerintah Lampung yang rumit serta penegakan hukum yang lemah.
Bahkan ia menyebut praktik suap sudah menjadi hal yang lumrah di pemerintahan Lampung.
"Tata kelola yang lemah, korupsi dimana-mana, birokrasi nggak efesien, hukumnya tidak ditegakkan dan lemah banget".
"Suap dan makanan sehari-hari, suap duit," tukasnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Lampung/Bayu Saputra)