Belum Genap Sejam di Kampung Halaman, Pemudik di Tegal Tewas Ditusuk, Begini Cerita Lengkapnya
Wahyono tewas di tangan keponakan yang berinisial ARP (23) usai ditusuk menggunakan sebilah belati, Senin (17/4/2023).
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, TEGAL - Niat Wahyono (32) untuk merayakan Lebaran bersama keluarga tersebut mendadak sirna tatkala dirinya tewas di tangan ponakan sendiri.
Padahal Wahyono belum genap 1 jam tiba di kampung halamannya di Slawi, Tegal, Jawa Tengah.
Wahyono tewas di tangan keponakannya berinisial ARP (23) menusuknya dengan belati, Senin (17/4/2023).
Fakta mengejutkan terungkap.
Ternyata pelaku punya masalah sama ayahnya namun yang disasar adalah pamannya.
Korban pun meninggal dunia dikarenakan kehabisan banyak darah.
Baca juga: Buron Sepekan, 2 Pelaku Pembunuhan Lansia Pemilik Hotel di Jakarta Barat Ditangkap di Banyuwangi
Sempat dilarikan ke rumah sakit, Wahyono tewas lantaran kehabisan darah di perjalanan.
Di rumah duka pun terlihat tetangga dan beberapa sanak saudara untuk berbelasungkawa atas peristiwa tersebut.
Adapun pihak keluarga korban masih syok dan berduka, sehingga enggan ditemui atau dimintai keterangan awak media.
Namun ayah pelaku yang notabenenya adalah kakak dari korban, Rosichi berkenan menemui awak media.
Ia pun sedikit menceritakan kronologi pada saat kejadian yang merenggut nyawa adiknya.
Rosichi menjelaskan, anaknya pernah alami beberapa kali kecelakaan yang mengakibatkan luka pada bagian kepala dan cukup parah.
Pada usia enam bulan, pelaku mengalami kecelakaan sampai tempurung otaknya pecah sehingga anaknya sampai usia tiga tahun rutin melakukan kontrol ke spesialis anak.
Kemudian pada usia tiga tahun, pelaku kembali alami kecelakaan lalu lintas dan luka di bagian kepala lagi.
Ketiga kalinya mengalami kecelakaan dan kembali mengalami gegar otak hingga hilang ingatan.
Karena kecelakaan yang berulang dan mengenai bagian kepala, pada tahun 2007, syaraf bagian otak pelaku kena, sehingga masuk rumah sakit dan mendapat perawatan.
Kerusakan syaraf tersebut mengakibatkan pelaku menjadi berbeda.
Dalam artian ketika marah maka akan menggebu-gebu dan tidak terkontrol, terlebih jika keinginan tak dipenuhi.
"Jadi anak saya ini kan habis menjual tanah warisan dan rencananya ingin dibuatkan rumah sehingga saat nanti pulang dari pondok pesantren sudah ada rumah, tapi yang beli ini kan bayarnya nyicil baru setengahnya."
Baca juga: PAN Copot Ketua DPW Sumut Ahmad Fauzan Usai Jadi Tersangka Kasus Penganiayaan
"Nah, sedikit demi sedikit saya belikan material batu bata, besi, dan lain-lain, akhirnya uang habis."
"Nah, anak saya ini marah dan minta uang penjualan tanah Rp40 juta ditarik lagi, dan ingin ia gunakan beli motor baru."
"Tapi kan uang sudah saya belikan material, jadi sisa Rp3 juta."
"Anak saya tidak mau dan akhirnya marah, ngamuk dan mengancam saya."
"Akhirnya saya melarikan diri keluar rumah," ungkap Rosichi.
Bahkan untuk menghindari kejaran dan amukan sang anak, Rosichi kabur sembunyi di makam desa setempat dari subuh sampai malam hari.
Rosichi pun mengaku, ia belum sempat bertemu sang adik yang menjadi korban karena sejak subuh sibuk kabur dari kejaran anaknya.
Ia tidak berani masuk ke rumah karena mengetahui sang anak masih mencarinya.
"Adik saya ini baru sampai rumah sekitar setangah sampai satu jam, sampai peristiwa penusukan terjadi dilakukan anak saya," ujar Rosichi.
"Seharusnya sasarannya saya, tapi yang kena malah adik saya atau omnya sendiri, ya salah sasaran."
Adik saya ditusuk di bagian dada pakai pisau belati," tambahnya.
Rosichi menyebut, sang anak pulang ke rumah sekitar satu bulan sebelum Lebaran.
Tapi saat masih di pondok, kondisi kejiwaan atau saraf sang anak juga sudah terganggu.
Baca juga: Tinggalkan Mayat Lelaki di Sebuah Lapangan 3 WNI Overstay Ditangkap Polisi Jepang
Sehingga puncaknya saat minta sepeda motor baru tapi tidak bisa dipenuhi, hingga akhirnya mengamuk.
Sejak kecil atau tepatnya kelas 1 SD, pelaku tinggal dengan sang ayah karena kedua orang tuanya bercerai.
"Dokter sudah menyampaikan ke saya bahwa akibat luka di bagian kepala ini, ke depannya akan menimbulkan masalah ke anak saya."
"Bahkan dokter mengingatkan untuk menjaga anak ini, obat-obatan untuk saraf juga sampai saat ini masih dikonsumsi anak saya," paparnya.
Adapun saat kejadian, korban yang adalah om dari pelaku sedang ada di belakang.
Kemudian sang paman mengetahui keponakannya datang-datang mengamuk mencari ayahnya.
Pemuda tersebut kemudian ditanya oleh korban ada apa sampai merusak sepeda motor.
Kemudian tiba-tiba pelaku langsung menusuk korban hingga tumbang.
"Saya mau menolong, tapi anak saya ini masih mengincar saya."
"Sempat pisau hendak mengenai bagian leher, tapi saya masih bisa mengelak dan kabur menjauh dari rumah," kata Rosichi.
Baca juga: Mak Iye Telanjur Girang Dilempar Uang Rp 15 Juta, Rupanya Dikerjai Pemudik, sampai Lompat ke Sungai
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Tegal, AKP Vonny Farizky mengungkapkan, pelaku langsung berhasil diamankan.
Hal itu dikarenakan, saat kejadian ada anggota Polres Tegal yang sedang ada di sekitar TKP.
Sementara untuk motif dari pelaku, sampai saat ini masih dalam penyelidikan dan pendalaman lebih lanjut.
"Proses autopsi sudah kami lakukan, hasilnya korban meninggal dunia karena mendapat tiga kali tusukan benda tajam di bagian dada," imbuh Kasatreskrim.
Kini proses hukum tengah bergulir dan mengancam pelaku.
Pelaku terancam tak dapat merayakan Lebaran bersama keluarga pada tahun ini.
Sementara itu seorang istri tolak permintaan suami untuk masak ayam saat sahur karena capek.
Namun sang istri malah dibacok suaminya sampai tewas karena tolak masak ayam.
Sang istri sendiri sempat ketakutan lihat suami bacoki pohon pepaya saat sahur.
Aksi pembunuhan ini pun terjadi sambil disaksikan ibu sang istri.
Diketahui kejadian ini dialami seorang suami di Kabupaten Pesawaran, Lampung, yang membacok istrinya hingga tewas.
Kapolres Pesawaran, AKBP Pratomo Widodo mengatakan, peristiwa ini terjadi di Desa Trirahayu, Kecamatan Negeri Katon, Senin (17/4/2023), sekitar pukul 02.00 WIB.
Korban bernama Endang Suwarsih (30) tewas dengan luka bacok di sekujur tubuh setelah suaminya, Ardiansyah (32), mengamuk.
"Pelaku adalah suami dari korban, pelaku mengamuk karena korban sempat menolak memasak sahur," kata Pratomo saat dihubungi, Senin (17/4/2023) petang, mengutip Kompas.com.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), peristiwa tersebut berawal saat keluarga ini hendak santap sahur.
Pelaku alias si suami menyembelih ayam lalu menyuruh sang istri untuk memasaknya.
"Korban sempat menolak dengan alasan capek. Tetapi pelalu langsung naik pitam," kata Pratomo.
Pelaku yang marah keluar dari rumah lalu membacoki pohon pepaya menggunakan golok.
Sang istri yang melihat amukan suaminya tersebut lalu merasa takut.
Ibu korban atau mertua pelaku lalu membantu dengan memasak ayam seperti permintaan pelaku tersebut.
"Korban kemudian menawarkan pelaku untuk makan. Tetapi pelaku sudah terlanjur marah," kata Pratomo.
Pelaku lalu mengejar korban hingga ke halaman rumah dan membacoknya berulang kali menggunakan golok.
Pratomo mengatakan, korban mengalami luka bacok di dahi, lengan dan kepala bagian belakang.
"Pelaku sudah kita tahan di Mapolres Pesawaran," kata Pratomo.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Baru 1 Jam Pulang Kampung, Pemudik Justru Tewas, Ternyata Jadi Korban Salah Sasaran: Mengincar
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.