Operasi di Sejumlah Daerah di Papua Naik Jadi Siaga Tempur, Pencarian Pilot Susi Air Masih Dilakukan
Pencarian Pilot Susi Air masih akan dilakukan meski prajurit TNI tewas ditembak KKB. Operasi di sejumlah daerah di Papua juga ditingkatkan.
Penulis: Faisal Mohay
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Setelah terjadi baku tembak antara prajurit TNI dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Sabtu (15/4/2023) status operasi militer di Nduga naik menjadi Siaga Tempur.
Baku tembak tersebut terjadi saat 36 personel TNI sedang mencari keberadaan Pilot Susi Air, Philip Mark Marthens yang masih disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya.
Satu prajurit TNI bernama Pratu Miftahul Arifin tewas dalam baku tembak dengan KKB.
Selain itu, empat prajurit TNI belum diketahui keberadaannya dan empat lainnya mengalami luka-luka.
Baca juga: PDIP Usul KKB Papua Diganti Jadi Gerakan Separatisme
Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono menegaskan proses pencarian Pilot Susi Air masih akan dilakukan tim gabungan TNI-Polri.
"Jadi pihak negara Selandia Baru menyerahkan sepenuhnya proses pencarian pilot kepada TNI-Polri."
"Kita akan terus dan terus mencari keberadaan pilot," ungkapnya, Rabu (19/4/2023), dikutip dari TribunPapua.com.
Kendala dalam proses pencarian Pilot Susi Air yakni medan di Nduga yang sangat curam.
Ia akan meminta Pemkab Nduga, tokoh agama dan tokoh masyarakat sekitar agar KKB pimpinan Egianus Kogoya mau melakukan negoisasi pembebasan Pilot Susi Air.
"Titiknya saja belum diketahui tetapi tidak mematahkan semangat anggota untuk tetap melalukan pencarian," tandasnya.
Baca juga: Panglima TNI Perintahkan Operasi Siaga Tempur Lawan KKB, Sebut TNI Tak akan Bersikap Humanis
Status Operasi di Sejumlah Daerah Ditingkatkan
Sebelumnya, Yudo Margono menjelaskan empat prajurit TNI yang menghilang setelah baku tembak dengan KKB masih dicari keberadaannya.
"Sampai saat ini kami masih mencari empat personel tersebut," tuturnya.
Sementara itu, jasad Pratu Miftahul Arifin juga belum dapat dievakuasi karena faktor cuaca yang tidak mendukung.
"Karena cuaca proses evakuasinya terhampat, tetapi sedang diupayakan," tandasnya.