Tradisi Kupatan di Trenggalek, Polisi Razia Puluhan Balon Udara Warna-warni
Menerbangkan balon udara merupakan tradisi kupatan atau Lebaran Ketupat warga Trenggalek dan berlangsung pada Sabtu, 29 April 2023.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sofyan Arif Candra
TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Polres Trenggalek mengamankan 83 buah balon udara tanpa awak dalam kurun waktu sehari yang diterbangkan warga di sejumlah kecamatan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
Menerbangkan balon udara merupakan tradisi kupatan atau Lebaran Ketupat warga Trenggalek dan berlangsung pada Sabtu, 29 April 2023.
Kapolres Trenggalek AKBP Alith Alarino menyampaikan, balon udara paling banyak ditemukan di Kecamatan Durenan sebanyak 66 buah.
Dari jumlah balon udara yang dirazia polisi tersebut 36 diantaranya berukuran kecil, lalu 21 buah berukuran sedang, dan 9 buah berukuran besar.
"Berukuran besar itu diameternya antara 1,5-2 meter, lalu untuk ukuran sedang 1 meter sedangkan yang kecil 50 cm," kata Alith, Sabtu (29/4/2023).
Selain Durenan, balon udara juga banyak diamankan dari Kecamatan Pogalan dengan jumlah 15 buah, lalu Kecamatan Trenggalek 2 buah, disusul Kecamatan Watulimo, dan Kecamatan Gandusari masing-masing 1 buah.
Dari pantauan Tribun Jatim Network di lapangan, puluhan balon udara tanpa awak dengan berbagai ukuran terlihat terbang baik itu di wilayah Kecamatan Kampak, Kecamatan Gandusari, Kecamatan Karangan dan lainnya.
Baca juga: 300 Personil Polres Ponorogo Diturunkan untuk Operasi Balon Udara dan Petasan, Ini Hasilnya
"Prinsip kita preventif dan preemtif sehingga tidak ada pelaku yang kami tahan tapi kami ambil keterangan untuk pendataan," lanjutnya.
Alith sendiri memastikan belum ada laporan terkait balon udara tanpa awak yang jatuh ke rumah warga ataupun objek vital lainnya dengan sumbu masih menyala ataupun hingga menimbulkan kerusakan.
Baca juga: Ramai-ramai Pilot Lapor Ada Balon Udara Liar di Hari Lebaran, Begini Ceritanya
Namun untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan Alith mengimbau agar masyarakat tidak menerbangkan balon udara tanpa awak.
"Operasi balon udara tanpa awak ini sudah kami laksanakan H-7 sebelum kupatan sampai hari H kupatan, karena memang menerbangkan balon udara ini sudah menjadi rangkaian tradisi kupatan," pungkasnya.
Laporan reporter Sofyan Arif Candra Sakti | Sumber: Tribun Jatim