Sorong Selatan Jadi Kabupaten Pertama Eliminasi Malaria di Tanah Papua
Peran pemerintah daerah dan lintas sektor diperlukan untuk mendorong percepatan eliminasi malaria.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabupaten Sorong Selatan, Papua Barat Daya, berhasil mengeliminasi malaria untuk yang pertama di tanah Papua.
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Maxi Rein Rondonuwu mengatakan jumlah kasus malaria di Indonesia dari tahun ke tahun meningkat.
Paling banyak kontribusi kasus malaria di wilayah timur antara lain Papua, Papua Barat, Maluku, dan NTT.
Baca juga: 20 Twibbon Hari Malaria Sedunia 2023, Diperingati pada 25 April
Hampir 89 persen kasus malaria masih ada di wilayah-wilayah tersebut.
Namun demikian tahun ini satu kabupaten di Papua Barat Daya yaitu Sorong Selatan bisa mencapai eliminasi.
"Kami harapkan adanya satu kabupaten (yang berhasil eliminasi malaria) ini di tahun-tahun mendatang akan lebih banyak lagi kabupaten atau kota yang mengikuti seperti Sorong Selatan," ungkap Maxi pada keterangan resmi, Rabu (3/5/2023).
Maxi mengungkapkan jika peran pemerintah daerah dan lintas sektor diperlukan untuk mendorong percepatan eliminasi malaria.
Ia pun meminta kepada pemerintah daerah khususnya di wilayah timur Indonesia untuk segera mengejar eliminasi malaria.
"Harapan kami malaria di Indonesia betul-betul bisa dikendalikan, khususnya di wilayah timur. Kami harapkan tentu peran daripada bupati, wali kota, dan juga gubernur untuk mendorong daerah melakukan percepatan eliminasi malaria," kata Maxi lagi.
Lebih lanjut, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sorong Selatan Dance Nauw menjelaskan eliminasi malaria di wilayahnya telah melalui proses panjang dari tahun 2009 sampai 2022.
"Jumlah kasus dari 2009 hingga 2022 mencapai angka tertinggi hingga 8 ribu pada 2012 dan 2013. Kemudian kasus mulai menurun pada tahun 2016 hingga 2022, dan pada 2022 tercatat hanya 21 kasus," ungkap Dance.
Ia menyebut ada berbagai upaya yang dilakukan sejak 2009 hingga 2022 untuk mengeliminasi malaria.
Upaya yang dilaksanakan pada tahun 2009-2014 adalah distribusi kelambu massal sebanyak 87.480.