Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Guru di Pangandaran Buat Laporan Pungli Malah Diancam Dipecat, Kini Pilih Mundur dari PNS

Cerita dari seorang guru bernama Husein Ali Rafsanjani yang melaporkan adanya pungutan liar (pungli) saat mengikuti Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS.

Penulis: Linda Nur Dewi R
Editor: Sri Juliati
zoom-in Cerita Guru di Pangandaran Buat Laporan Pungli Malah Diancam Dipecat, Kini Pilih Mundur dari PNS
TribunJabar
Tangakapan layar Husein, seorang guru yang mengaku mengalami pungutan liar (pungli) saat mengikuti Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil pada 2020 lalu. 

TRIBUNNEWS.COM – Cerita dari seorang guru bernama Husein Ali Rafsanjani yang melaporkan adanya pungutan liar (pungli) saat mengikuti Pelatihan Dasar (Latsar) Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada 2020, viral di media sosial.

Bukannya mendapat dukungan, Husein Ali Rafsanjani mengaku malah mendapat tindakan intimidasi.

Ia disidang di depan sejumlah orang bahkan diancam dipecat.  

Cerita Husein yang mengalami kejadian kurang mengenakkan itu diunggah di akun Tiktok pribadinya @husein_ar pada Senin (8/5/2023). 

Video ini telah dilihat lebih dari 600 ribu pengguna Tiktok dan mendapat berbagai komentar dari warganet.

Tak sedikit warganet yang kaget mendengar cerita tersebut lantaran seharusnya kegiatan latsar tak dipungut biaya.

Baca juga: Viral Rekaman CCTV Penculikan Gadis 19 Tahun di Bandung, Korban Sempat Menjerit Tiga Kali

Dari video berdurasi 5 menit 30 detik itu, Husein menceritakan awalnya diminta untuk membayar uang transportasi saat mengikuti kegiatan latsar CPNS 2022.

BERITA REKOMENDASI

Padahal, dalam surat tugas yang diterima Husein tertera rincian anggaran yang telah dibiayai oleh negara.

Namun, secara tiba-tiba ia justru diminta membayar uang transport itu.

Bahkan, bagi peserta yang tidak ikut kegiatan tersebut juga wajib membayar.

Tak sampai di situ, Husein juga kembali diminta membayar lagi sejumlah uang pada saat pelatihan berlangsung.

"Yang bikin jengkelnya tuh, ikut enggak ikut sama rombongan (harus bayar). Kalau saya kan naik motor, dari Pangandaran ke Bandung."

"Ada juga kan orang yang engak bisa ikut karena lagi hamil atau lagi sakit itu juga disuruh bayar."

"Makanya, bagi saya jengkel aja gitu," ucapnya dalam video.

Tak berhenti sampai di situ, di tengah kegiatan latsar, ia kembali ditagih uang sebesar Rp 350 ribu.

Menurutnya, nominal itu tergolong besar baginya dan teman-temannya.

Terlebih saat itu, ia dan rekan-rekannya belum menerima gaji selama tiga bulan.

Saat itu, diakui Husein kondisi keuangannya sedang sangat krisis hingga uang di rekeningnya kurang dari Rp 500 ribu.

Ia pun lantas memberikan bukti screenshot saldo di ATM-nya itu kepada si penagih.

Atas insiden tersebut, Husein lantas melaporkannya ke website lapor.go.id dengan mencantumkan berbagai buktinya.

Setelah melaporkan kejadian itu, masalah baru justru timbul.

“Nggak lama setelah laporan saya lapor, tiba-tiba dicari siapa yang lapor. Karena banyak yang dituding, kasian, saya juga nggak mau ngerugiin orang, saya ngaku aja bahwa itu saya yang lapor,”

“Dari situ ditelepon untuk menghadap ke kantor BKPSDM Pangandaran,” ujarnya.

Saat pemanggilan tersebut, Husein mengaku diposisikan di tengah-tengah dan dikelilingi 12 orang serta diserbu pertanyaan.

Saat ditanya alasannya melaporkan kejadian tersebut, Husein mengaku merasa keberatan saat dimintai uang yang ia tak tahu menahu fungsi uang dan urgensinya untuk apa.

“Mereka beralibi bahwa sebenarnya uangnya ada tapi di-recofusing untuk Covid-19."

"Tapi, ini maaf ya, kan saya walaupun masih muda nih, saya kan gini-gini juga sarjana S1 saya teh. Enggak bisa kalau uang negara tuh kalau perpindahan dana tuh pasti ada suratnya."

"Saya mintalah surat perpindahan dananya, mana Bu, biar saya laporin buat nurunin laporan sebelumnya. Masuk akal," katanya.

"Mereka bilang beralasan lagi, katanya sebenarnya uangnya itu enggak ada. Jadi karena kamu lastarnya waktu awal online, tiba-tiba offline. Jadi, dananya belum disiapkan dari awal," sambungnya.

Kekesalan Husein muncul lagi saat alasan pemungutan dana itu berubah-ubah.

Dalam sidang tersebut, Husein diminta untuk menurunkan laporannya dan diancam akan dipecat.

Tak takut dengan ancaman itu, ia justru meminta agar pemecatannya dilakukan pada hari itu juga.

Setelah kejadian tersebut, sekolah tempatnya mengajar justru didatangi kembali.

Ia merasa dirugikan karena justru banyak pihak yang tak tahu permasalahannya ikut terancam.

Dari situ, ia mengaku dipanggil lagi pada minggu depannya untuk menurunkan laporannya.

Akhirnya Husein pun menurunkan laporannya.

Namun, setelah menunggu satu tahun lamanya, surat pemecaran itu tak kunjung keluar hingga akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri.

Pengunduran Diri Husein Disebut Tak Ada Kaitannya dengan Pungli

Sementara itu, Kepala Badan Kepegawaian Pengelola Sumber aya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Pangandaran, Dani Hamdani buka suara terkait cerita viral dari Husein tersebut.

Status pengunduran diri Husein itu kini masih dalam proses.

Terkait pengunduran diri Husein itu, Dani menyebut tak ada kaitannya dengan pungli.

“Pengajuan (pengunduran) diri, alasannya hanya ingin berhenti dari PNS aja,” ujar Dani pada Selasa (9/5/2023), dikutip dari TribunJabar

Terkait iuran yang dimaksud Husein, dalam kesepakatan bersama di APBD DPA tidak ada anggaran transport.

Namun, hal tersebut mungkin saja karena adanya kesepakatan bersama secara internal.

"Jadi, biaya transpor itu mungkin kesepakatan di dalam kelompok lastar itu sendiri. Kan, dibagi ke dalam beberapa kelompok," ucap Dani.

"Jadi, saat itu kita (BKSDM) tidak tahu soal keuangan di internal kelompok mereka," katanya.

Husein mengalami perubahan usai latsar

Di sisi lain, pihak SMPN 2 Pangandaran tempat Husein bekerja dulu buka suara terkait keseharian sang guru musik itu.

Dari penjelasan Humas SMPN 2 Pangandaran, Wawan menjelaskan awalnya Husein terlihat seperti guru pada umumnya yang rajin hingga terkesan sopan. 

Namun, Husein mengalami perubahan setelah menjalani latsar.

Setelah menjalani latsar, Husein justru sering tidak masuk hingga pihak sekolah berulang kali mengunjungi kediamannya.

Pihak sekolah juga mengaku telah menasehati Husein hingga membuat surat panggilan terkait kedisiplinan.

“Setelah latsar itu ada perubahan tidak masuk, sampai saya bolak-balik ke rumahnya, ke kosannya, komunikasi terus-terusan, kepala sekolah kasih nasihat."

"Udah beberapa surat panggilan dibuat sekolah,” ujar Wawan, dikutip dari siaran langsung di kanal YouTube Tribunnews, Selasa (9/5/2023)

Berbagai cara telah dilakukan pihak sekolah agar Husein dapat kembali masuk dan mengajar para siswa.

Namun, hal tersebut tak membuahkan hasil.

Total kurang lebih sudah satu tahun lamanya Husein tak lagi masuk dan mengajar siswa.

Pihak sekolah berharap agar Husein dapat menyelesaikan permasalahan pribadinya dan dapat menjalankan kewajibannya sebagai guru.

“Kalau urusan dia silahkan selesaikan di sana (BKSDM) kalau ada sesuatu yang kurang puas atau gimana, itu kan urusan dia di luar,”

“Tapi di sini (SMPN 2 Pangandaran) pendidikan, masalah kedisiplinan di sini,” tambahnya.

(Tribunnews.com/Linda) (TribunJabar/Padna)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas