3 Fakta Anak Aniaya Ibunya, Sudah 3 Kali Coba Bunuh Korban hingga Tertawa saat di Kantor Polisi
Anak di Palembang tega aniaya ibu kandungnya, ternyata sudah tiga kali melakukan percobaan pembunuhan kepada korban. Berikut fakta-faktanya.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Merpal Satria Pratama (18) tega menganiaya ibu kandungnya, Marnila (48) menggunakan obeng.
Peristiwa itu terjadi di Jalan Sultan M Mansyur, Kelurahan Bukit Lama, Kecamatan Ilir Barat I, Palembang, Sumatera Utara, Rabu (14/6/2023).
Ternyata ini bukan kali pertama, terhitung sudah tiga kali pelaku berusaha membunuh ibunya.
Lantas seperti apa faktanya?
1. Tak Terima Ibu Menikah Lagi
Melansir TribunSumsel.com, penganiayaan itu dilakukan lantaran pelaku tak terima ibunya menikah lagi.
Baca juga: Remaja Asal Palembang Ini Tertawa di Kantor Polisi Ketika Ceritakan Aniaya Ibu Kandungnya
Menurutnya, suami sang ibu kasar dan suka marah-marah kepadanya.
"Enggak suka saja kalau ibu menikah lagi dengan orang lain, karena yang ini suka kasar, suka marah-marah ke saya," ujar Merpal.
Bukan hanya sekali, Merpal ternyata sudah tiga kali melakukan percobaan pembunuhan ke sang ibu.
"Alasannya masih sama karena saya tidak suka ibu saya menikah kembali," tandasnya.
2. 3 Kali Coba Bunuh sang Ibu
Diketahui, Merpal telah tiga kali mencoba membunuh ibu kandungnya sendiri.
Dikutip TribunSumsel.com, saat bulan puasa lalu, pelaku sempat diamankan oleh Polsek Ilir Barat I.
Ketika itu, pelaku mengejar ibu kandungnya sambil membawa parang.
Namun, Marnila tak melaporkan perbuatan anak sulungnya itu ke polisi.
Demikian disampaikan oleh Kapolsek Ilir Barat I, Kompol Ginanjar.
"Dia dulu pernah diamankan ke polsek ini karena perilaku yang sama seperti sekarang."
"Dimana dulu kejadiannya pas bulan puasa, dia mengejar ibunya dengan menggunakan parang."
"Tapi sang ibu enggak mau buat laporan polisi," ujar Ginanjar.
Karena Marnila tak membuat laporan polisi, sehingga pelaku dibebaskan.
Namun, aksi kekerasan pelaku terhadap ibu kandungnya berulang.
Kejadian kedua tak berselang lama dari peristiwa yang pertama, Merpal kembali mengancam ibunya menggunakan parang.
Ketika itu, Merpal sempat diamankan ke polsek dan diserahkan ke Dinas Sosial untuk dibina dengan persetujuan orangtua.
Akan tetapi, Merpal melarikan diri dari Dinas Sosial.
Tak berhenti, Merpal kembali berulah, kali ini ia menganiaya ibunya menggunakan obeng.
"Dan yang ketiga ini dia menggunakan obeng untuk menyakiti ibunya dengan menusukkan obeng itu ke punggung dan lengan," terangnya.
Baca juga: Kesal Dilarang Menikah Lagi dan Tidak Diberi Uang Rokok, Anak di Palembang Aniaya Ibu Pakai Obeng
3. Aniaya Adik
Tak hanya sang ibu yang menjadi bulan-bulanan Merpal, sang adik pun turut menjadi korban.
Merpal mengaku juga menganiaya adiknya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
"Waktu itu adik saya pulang sekolah tapi langsung main jadi saya jengkel."
"Selain itu, adik saya itu masih sering dikasihuang oleh ayah kandung saya, sedangkan saya enggak," terang pelaku.
4. Positif Narkoba
Ginanjar mengatakan, berdasarkan hasil pemeriksaan urine, Merpal dinyatakan positif mengonsumsi narkoba jenis sabu.
Sementara itu, pelaku mengaku telah memakai narkoba sejak masih SMP, alasannya karena salah pergaulan.
Untuk memenuhi kebutuhannya, pelaku mengaku melakukan tindak kriminal, mulai dari mencuri hingga berjudi.
5. Tertawa saat di Kantor Polisi
Baca juga: Motif Anak di Palembang yang Aniaya Ibunya Sendiri Pakai Obeng, Terancam 2 Tahun Penjara
Kendati telah diamankan polisi karena menganiaya ibunya, Merpal masih bersikap santai.
Ia masih tersenyum bahkan tertawa saat dihadirkan dalam rilis tersangka di Polsek Ilir Barat I, Kamis (16/6/2023).
Momen tersebut terekam saat dia mengakui uang miliknya kerap digunakan untuk berbagai hal negatif.
"Saya kan kerja bangunan juga dan kadang juga maling jadi uangnya untuk judi slot, open BO, nyabu," ujarnya.
6. Sang Ibu Ingin Anaknya Dihukum Mati
Kali ini, kesabaran Marnila telah habis, karena ia sudah tiga kali nyaris kehilangan nyawa akibat perbuatan putranya.
Kini, Marnila mengikhlaskan jika anaknya itu dihukum mati.
"Saya rela anak saya dihukum mati," ujar Marnila, dikutip dari Kompas.com.
Menurutnya, pelaku suka memukul jika keinginannya tidak dipenuhinya.
"Saya tidak menyesal, sebab bukan saya yang menjadi korban tapi adik (pelaku) juga," terangnya.
Akibat kekerasan yang dilakukan anaknya, Marnila mengaku sempat tak berani pulang dan tidur di taman.
"Saya takut pulang, khawatir dipukul," tandasnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunSumsel.com/Fransiska Kristela, Kompas.com/Aji YK Putra)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.