Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tentang Ponpes Al Zaytun: Profil, Sejarah hingga Sosok Syekh Panji Gumilang dan Kontroversinya

Berikut fakta terkait Ponpes Al Zaytun, mulai dari profil dan sejarah hingga sosok Syekh Panji Gumilang dan sederet kontroversinya.

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Tentang Ponpes Al Zaytun: Profil, Sejarah hingga Sosok Syekh Panji Gumilang dan Kontroversinya
Kolase Tribunnews.com
Ponpes Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat digeruduk massa, Kamis (15/6/2023). (Kiri). Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun, Indramayu, Panji Gumilang pada 2011 (kanan) 

TRIBUNNEWS.COM - Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, tengah menjadi sorotan.

Hal ini karena diduga banyak kejanggalan di ponpes tersebut.

Pada Kamis (15/6/2023), massa yang tergabung dalam Forum Indramayu Menggugat (FIM) melakukan demo di Ponpes Al Zaytun.

Mereka menuntut agar dugaan aliran sesat di ponpes yang dipimpin Syekh Panji Gumilang itu diusut tuntas.

Lantas seperti apa fakta tentang Ponpes Al Zaytun?

Profil dan Sejarah Ponpes Al Zaytun

Baca juga: Pengakuan Eks Pengurus Sebut di Ponpes Al Zaytun Ada Gerakan untuk Mendirikan Negara

Ponpes Ma'had Al Zaytun atau lebih dikenal Ponpes Al Zaytun terletak di Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu.

BERITA TERKAIT

Gagasan pembangunan Ponpes Al Zaytun muncul sejak 1 Juni 1993, saat hari raya Idul Adha 1413 H oleh Yayasan Pesantren Indonesia (YPI).

Dilansir dari laman resminya, pembangunan baru dimulai tiga tahun kemudian, yakni pada 13 Agustus 1996.

Berselang tiga tahun, pada 1 Juli 1999, kegiatan pembelajaran pertama kali di Al Zaytun dilakukan.

Kendati demikian, ponpes tersebut baru diresmikan pada 27 Agustus 1999 oleh Presiden Ketiga Indonesia, BJ Habibie.

Pesantren ini memiliki luas total lebih dari 1.200 hektare untuk melaksanakan kegiatan pendidikan.

Dimana 200 hektare di antaranya terdiri dari kompleks sarana pendidikan, seperti gedung pembelajaran, asrama siswa putra dan putri, masjid, serta sarana olahraga.

Ponpes tersebut mengklaim sebagai pusat pendidikan pengembangan budaya toleransi dan perdamaian.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas