Konten Sindir Fasilitas Minim di Tempat KKN Viral, Aksi Mahasiswa di Padang Dianggap Sensitif
Aksi sejumlah mahasiswa yang sindir fasilitas tempatnya KKN membuat para warga geram dan tersinggung karena dianggap kelewat batas.
Penulis: Linda Nur Dewi R
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM – Belakangan ini viral di media sosial sebuah video yang memperlihatkan sejumlah mahasiswa yang melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mengeluh soal fasilitas yang dinilai tak layak di desa tempatnya melakukan kegiatan kampus tersebut.
Video tersebut tersebar di berbagai media sosial termasuk TikTok dan diunggah oleh akun @cantikaputri6291.
Dalam video itu, sejumlah mahasiswi menyindir tempatnya KKN yang minim air, sehingga membuat para mahasiswi harus mandi di musala.
Tak sendirian, video itu dibuat mahasiswi KKN secara beramai ramai.
“Kalian libur semester? Mana maen. KKN lah. KKN kalian di mana? Tanah Datar, Lima Puluh Kota? Bungus lah, air enggak ada, mandi di musala. Diusir? Ngontrak bayar pula,” ucap sejumlah mahasiswi dalam video yang beredar.
Video tersebut rupanya mendapat perhatian dari warga sekitar hingga akhirnya mahasiswa tersebut tak dianggap KKN.
Baca juga: Kerangka Bayi di Banyumas Diduga Hasil Hubungan Gelap Ayah dan Anak, Keduanya Sempat Diusir Warga
Rupanya, sejumlah mahasiswa itu berasal dari Universitas Negeri Padang (UNP) yang melakukan KKN di Bungus Teluk Kabung, Kota Padang.
Aksi para mahasiswa yang menyindir pihak desa tempatnya melakukan KKN itu dianggap keliru lantaran sudah dianggap kelewat batas.
Alhasil, masyarakat sekitar merasa tak terima.
Sekretaris UNP, Erianjoni mengatakan, sejumlah mahasiswa itu juga dinilai belum bisa memahami masyarakat setempat.
Erianjoni menilai sejumlah mahasiswa itu membuat video lantaran cemburu dengan KKN di daerah lain yang tak dipungut biaya.
"Jadi, ya mereka (warga) tak terima, mereka (mahasiswa KKN) posting di media sosial kekecewaannya karena harapan yang diharapkan tak terjadi."
“Fasilitas yang mereka harapkan tidak dapat, sementara mereka harus bayar. Barangkali anak KKN ini juga cemburu di daerah lain ada yang tidak bayar," ujar Erianjoni, Minggu (25/6/2023), dikutip dari TribunPadang.com.
Erianjoni menyayangkan peristiwa tersebut hingga ramai di media sosial.
Padahal, menurutnya, suatu permasalahan bisa diselesaikan dengan cara komunikasi yang baik dengan warga sekitar atau dengan pelaksana pusat KKN.
Pernyataan yang dilontarkan sejumlah mahasiswa itu dinilai terlalu sensitif karena menyangkut nama daerah.
"Ini memang keliru. Mahasiswa kita harus diberi pembelajaran, tidak semua harus semuanya lewat media sosial, kan ada wadah komunikasinya, DPL dan unit pelaksana pusat KKN," kata Erianjoni.
"Sederhana saja, mereka kebablasan juga bermedia sosial, tentu masyarakat tidak terima. Menyangkut nama daerah tentu sensitif," lanjutnya.
Kini, para mahasiswa yang viral itu telah kembali ke indekos dan rumah masing-masing karena diduga tak diterima warga.
Pihak kampus berencana pindahkan lokasi KKN
Terkait viralnya video sejumlah mahasiswa KKN itu, pihak kampus akan memproses kejadian tersebut.
Erianjoni berencana melakukan komunikasi dengan Camat Bungus Teluk Kabung terkait permasalahan tersebut.
Pihaknya berencana akan memindahkan KKN mahasiswa tersebut apabila tak lagi diterima di wilayah Bungu Teluk Kabung.
"Kalau memang tidak bisa mahasiswa itu ditempatkan KKN di situ lagi, akan kita pindahkan ke tempat lain, dan ini memang kesalahan dari mahasiswa kita ya, karena etika berkomunikasinya yang buruk," jelas Erianjoni, Minggu, dikutip dari TribunPadang.com.
(Tribunnews.com/Linda) (TribunPadang.com/Wahyu Bahar)