Populer Regional: Panji Gumilang Tak Terima Disebut Sesat - Tampang Ayah yang Inses dengan Putrinya
Berikut berita regional Tribunnews dimulai Panji Gumilang kini tidak terima disebut sesat hingga tampang ayah yang melakukan inses dengan putrinya.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional Tribunnews dimulai kabar terbaru terkait polemik Pondok Pesantren Al Zaytun di Indramayu, Jawa Barat.
Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang kini tidak terima disebut sesat.
Ia meminta pihak yang menuduhnya sesat untuk melakukan tabayyun.
Kemudian ada kasus tewasnya seorang mahasiswa di Malang, Jawa Timur.
Korban bernama Krisnael Murri (23) tewas setelah dikeroyok oleh temannya sendiri.
Buntut tewasnya korban membuat kondisi di Kota Malang sempat tidak kondusif yang membuat polisi harus melakukan pengamanan.
Baca juga: Populer Seleb: Syahnaz Panik saat Jawabannya dengan Jeje Beda - Tasyi Dipolisikan Mantan Karyawan
Berita populer terakhir terungkap tampang dari ayah yang melakukan inses dengan putrinya di Purwokerto, Jawa Tengah.
Diketahui identitasnya bernama Rudi (57), sementara anaknya berinisial E (26).
Rudi mengaku permuatannya telah inses dengan putrinya dan membunuh bayi-bayi dari hubungan terlarang tersebut.
Berikut berita populer regional di Tribunnews dalam 24 jam selengkapnya:
1. Panji Gumilang Tak Terima Al Zaytun Disebut Sesat, Bakal Kirim Jawaban Tertulis ke Tim Investigasi
Panji Gumilang tidak diterima jika Pondok Pesantren Al Zaytun yang dipimpinnya disebut sesat.
Ponpes Al Zaytun yang berada di Indramayu, Jawa Barat, itu memang tengah menjadi sorotan.
Selain kontroversi dugaan aliran sesat, Ponpes Al Zaytun disorot karena tindak pidana yang diduga dilakukan Panji Gumilang.
Pernyataan Panji Gumilang pun dinilai membuat resah dan gaduh masyarakat.
Panji Gumilang menyebut, apa yang telah dilakukan Majelis Ulama Indonesia (MUI) terhadap dirinya dan Ponpes Al Zaytun telah keluar dari akhlak Islam.
"Majelis ulama telah memvonis (Al Zaytun sesat) sebelum tabayyun."
"Setelah memvonis baru lakukan tabayyun."
"Ini justru keluar dari akhlak Islam dan itu bukan kelakuan umat Islam."
"Umat Islam itu tabayyun dahulu baru mengatakan sesuatu," katanya dalam Youtube AlZaytunofficial, Sabtu (24/6/2023), dilansir TribunJabar.id.
Lalu, terkait dugaan keterlibatannya dalam Negara Islam Indonesia (NII) KW 9, Panji Gumilang juga membantahnya.
Panji Gumilang mengatakan, urusan NII itu sudah selesai dan pimpinannya sudah menginstruksikan kepada warganya untuk kembali ke Ibu Pertiwi.
"Yang mengungkapkan nama itu adalah MUI dan orang-orang yang mendukungnya," lanjut dia.
2. Sosok Mahasiswa di Malang yang Tewas Dikeroyok Teman, Akan Ikuti Seminar Proposal Minggu Ini
Seorang mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang, Jawa Timur tewas dikeroyok oleh temannya sendiri di sebuah kafe di Desa Tegalgondo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Minggu (25/6/2023).
Korban bernama Krisnael Murri (23) asal Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kepala Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian Unitri, Ninin Khoirunnisa pun angkat suara.
Ia menjelaskan, korban ternyata akan menjali seminar proposal Selasa (27/6/2023) besok.
"Memang saya nggak hafal satu-satu mahasiswa. Kuliahnya juga biasa saja dan tidak ada masalah."
"Bahkan sebelum kejadian itu, ia menghadap saya minta tanda tangan karena Selasa (27/6/2023), ia akan seminar proposal (sempro)," jelas Ninin saat dihubungi SuryaMalang.com.
Ninin juga mengatakan, Krisnael nantinya akan dipulangkan.
Selain itu, ia meminta untuk para mahasiswa agar tidak keluar kos dulu karena kondisi yang belum kondusif pasca tewasnya Krisnael.
Tanggapan Universitas
Humas Unitri pun ikut menanggapi meninggalnya Krisnael.
Pihak universitas membenarkan bahwa korban merupakan mahasiswa Unitri.
Krisnael merupakan mahasiswa Program Studi Agribisnis angkatan 2018.
Mengutip SuryaMalang.com, aksi pengeroyokan tersebut terjadi di luar kampus, maka pihak universitas mengikuti proses dari pihak berwajib.
3. Bripka Andry Serahkan Diri ke Polda Riau, Sempat Viral Soal Setoran Rp 650 Juta ke Komandan
Sempat membuat geger soal pengakuannya membayar setoran dengan total Rp 650 juta kepada komandan, Bripka Andry Darma Irawan, anggota Brimob Polda Riau akhirnya menyerahkan diri ke kepolisian, Senin (26/6/2023).
Bripka Andry Darmairawan menyerahkan diri ke Polda Riau, Senin pagi sekira pukul 06.30 WIB.
Kabar tersebut dibenarkan Kepala Bidang (Kabid) Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Riau, Kombes Nandang Mu'min Wijaya.
"Hari ini Bripka Andry telah menyerahkan diri, sekitar jam 06.30 WIB dan saat ini dipatsus selama 21 hari," kata Nandang kepada wartawan saat konferensi pers di Mapolda Riau, Senin (26/6/2023).
Diketahui, Bripka Andry meninggalkan dinas atau desersi selama 68 hari.
Bripka Andry bahkan telah masuk masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) Propam Polda Riau.
Bripka Andry merupakan polisi yang mengunggah informasi soal adanya setoran ke komandan.
Melalui unggahan di Instagram pribadinya, Bripka Andry menyertakan bukti percakapan chat WhatsApp dengan diduga Kompol Petrus, beserta bukti transfer uang.
Bripka Andry turut menyinggung soal mutasi dirinya dari Batalyon B Pelopor ke Batalyon A Pelopor Satuan Brimob Polda Riau.
Sejak mutasi itu keluar Bripka Andry, tidak pernah lagi menjalankan tugasnya sebagai anggota Polri sejak 7 Maret 2023 hingga kini, Bripka Andry tak pernah masuk berdinas.
Sementara, untuk Kompol Petrus, sudah ditahan dan ditempatkan di tempat khusus (Patsus) Bidang Propam Polda Riau.
Pengakuan mengagetkan dari anggota kepolisian Republik Indonesia yang satu ini sontak bikin geger jagat maya.
4. Ibu yang Dituduh Inses dengan Anaknya Laporkan Wali Kota Bukittinggi Erman Safar ke Polisi
Tidak terima disebut melakukan hubungan inses dengan anak, EY melaporkan Wali Kota Bukittingi Erman Safar ke polisi.
EY melaporkan Erman Safar ke polisi terkait pencemaran nama baik, Senin (26/6/2023).
"Kami buat laporan karena pencemaran nama baik, (saya) disebut inses dengan anak sendiri," kata EY selaku ibu kandung dari pemuda 28 tahun yang diisukan inses di Bukittinggi.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, informasi kasus inses awalnya diungkap Wali Kota Bukittingi Erman Safar.
EY bahkan membantah semua tudingan Wali Kota Bukittinggi Erman Safar, bahwa kabar dirinya inses dengan anak kandungnya itu tidak benar.
"Harusnya sebelum dibeberkan ke publik, ditanyakan dulu ke ibunya. Saya keberatan dengan yang disampaikan wali kota, ini pencemaran nama baik keluarga kami," ungkap EY kepada awak media di Mapolresta Bukittinggi, siang ini.
EY berharap isu inses yang melibatkan anaknya itu bisa secepatnya diselesaikan, tujuannya memperbaiki nama baik keluarganya.
"Kami sekeluarga merasa sangat dirugikan, isu itu (inses) kan merusak nama pribadi, pencemaran nama baik, agama, keluarga kami, ekonomi kami," terang EY.
Sementara itu, abang kandung dari pemuda 28 tahun yang diisukan inses itu, turut berkomentar, VA menyatakan bahwa isu keluarga tidak pernah terlibat kasus inses seperti yang viral belakangan ini.
"Kami lapor ke Polresta, supaya kasus ini bisa diperjelas. Karena kami dari pihak keluarga sama sekali tak ada melakukan seperti isu yang kini tengah viral (inses)," tutur VA.
"Kami ingin segera diselesaikan dan dikembalikan nama baik keluarga kami. Kami sekeluarga sangat dirugikan," pungkas VA didampingi sang ibu.
5. Ini Tampang Rudi, Ayah di Purwokerto yang Inses dengan Putrinya hingga Punya 7 Bayi
Rudi (57) ditangkap Polresta Banyumas terkait penemuan kerangka bayi hasil inses dengan putri kandungnya E (26), Sabtu (24/5/2023).
Rudi diketahui melakukan hubungan sedarah itu sejak E berumur 13 tahun.
Dari hasil inses tersebut lahir sejumlah bayi yang kemudia ia bunuh.
Kerangka bayi ditemukan warga yang menjadi awal terungkapnya kasus ini.
Saat itu yang ditemukan adalah empat kerangka bayi.
Namun ternyata Tidak hanya empat kerangka bayi, total 7 kerangka yang diduga dikubur di RT 1 RW 4 Kelurahan Tanjung, Kecamatan Purwokerto Selatan, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Dari 7 kerangka bayi polisi mengatakan terdiri dari 5 laki laki 2 perempuan.
Hal itu telah diungkapkan secara langsung oleh pelaku Rudi (57) ayah kandung dari E pemilik empat kerangka bayi di Banyumas.
Rudi diketahui bekerja sebagai dukun pengobatan dengan kebiasannya memancing.
"Pelaku mengakui dari kerangka yang ditemukan adalah miliknya dan ada 3 kerangka lagi yang ada di TKP dan Total ada 7 kerangka," ujar Kasatreskrim Polresta Banyumas, Kompol Agus Supriadi kepada Tribunbanyumas.com, Senin (26/6/2023).
Kasatreskrim mengatakan berdasarkan pengakuan pelaku benar kerangka-kerangka bayi itu dibunuh seusai dilahirkan.
"Mengakui hasil hubungan antara pelaku Rudi dengan anak kandungnya yaitu E," jelasnya.
(Tribunnews.com)