Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Pemuda Pulau Rote Meniti Cita-cita Lewat Beasiswa UPH

Terdapat tiga jenis tes bagi para calon penerima beasiswa saat itu, yakni tes tertulis, psikologi, dan wawancara.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Kisah Pemuda Pulau Rote Meniti Cita-cita Lewat Beasiswa UPH
pixabay.com
Ilustrasi Beasiswa. Aldy M Fanggidae, mengaku tidak menyangka bakal menuntut ilmu jauh dari tanah kelahirannya di Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT). 

Setelah diterima di UPH, Aldy yang tidak memiliki sanak saudara di Jakarta mengaku merasakan gegar budaya. Mengingat dirinya harus tinggal di asrama dengan banyak orang yang berbeda.

Kamar asrama yang disediakan UPH diisi oleh 7 sampai 10 orang mahasiswa dari berbagai daerah. Meski merasakan kekhawatiran di awal, Aldy mengaku dapat beradaptasi dengan teman sekamarnya.

"Lalu saya mikir bagaimana saya bisa hidup dengan orang yang kita tidak kenal. Karena di UPH TC itu seperti miniatur Indonesia. Saya awalnya banyak ketakutan. Akhirnya kalau ada kesulitan pasti akan kita hadapi bersama," tutur Aldy.

Salah satu pengalaman berkesan bagi Aldy saat pertama kali diterima di UPH, adalah penyambutan dari para senior.

Sesuai tradisi di UPH, senior melakukan penyambutan dengan berdiri sepanjang jalan dari depan gerbang H sampai asrama sambil menyanyikan lagu selamat datang.

Menurut Aldy, penyambutan dan suasana di UPH membuat persaudaraan antar mahasiswa menjadi semakin kental.

Para mahasiswa memiliki ikatan yang kuat sehingga tidak merasa berada di lingkungan asing.

Berita Rekomendasi

Terkait pembelajaran, Aldy mengaku tidak merasakan pembedaan dengan mahasiswa reguler. Justru dirinya mendapatkan pembekalan yang cukup dalam perkuliahan untuk menjadi guru.

Selain itu, Aldy merasakan pada lingkungan pergaulan juga tidak terdapat diskriminasi dari mahasiswa lain.

"Kalau untuk diskriminasi aku gak merasakan karena budaya di sini cukup sehat. Kita bisa menghormati satu sama lain," tutur Aldy.

Bahkan, Aldy mendapatkan kepercayaan sebagai Ketua BEM di UPH. Aldy mampu menunjukan kemampuannya berorganisasi selama aktif di BEM.

Mengenai cita-citanya, Aldy mengaku tetap konsisten pada misinya untuk menjadi pengambil kebijakan di bidang pendidikan.

Meski begitu, Aldy masih harus menjalani ikatan dinas sebagai guru untuk mengajar di sekolah yang berada di bahwa naungan Yayasan Pendidikan Pelita Harapan (YPPH).

"Jadi selain sekolah milik yayasan dan bisa juga di sekolah mitra. Mungkin saya akan menjalani peran sebagai pemegang beasiswa. Setelah itu lanjutkan pendidikan dan saya akan mengejar tujuan saya menjadi pengambil kebijakan di bidang pendidikan," tutur Aldy.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Terkini
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas