Jadi Korban Phising, Saldo Nasabah BRI Malang Ini Raib Rp 1,4 Miliar
Nasabah prioritas BRI di Malang, Jatim bernama Silvia Yap (52) menjadi korban phising, saldo rekeningnya hilang Rp 1.446.000.000 dalam beberapa jam.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Seorang nasabah prioritas BRI di Malang, Jawa Timur bernama Silvia Yap (52) menjadi korban phising, saldo rekeningnya hilang Rp 1.446.000.000 dalam waktu beberapa jam.
Kasus ini berawal saat dirinya menerima pesan berisi undangan dengan format apk di aplikasi pesan instan Whatsapp.
Saat itu, ia pun mengklik dan membuka undangan tersebut hingga akhirnya banyak iklan yang muncul pada ponselnya, dalam waktu beberapa jam, saldo di tabungannya terus berkurang.
Baca juga: Wanita di Malang Kehilangan Rp1,4 Miliar usai Klik Undangan Pernikahan, Buat Laporan ke Polda Jatim
Uang di rekening korban pun berpindah melalui transfer antar rekening dari aplikasi mobile banking yang sebelumnya tidak pernah terpasang atau install di ponsel pintarnya.
Terkait hal ini, Silvia pun telah melapor ke Polisi.
Kuasa Hukum Silvia, Hilmy F Ali mengatakan informasi notifikasi transaksi ini diterima melalui email Silvia dalam waktu beberapa jam.
"Dimulai ada transaksi penarikan yang ini notifikasinya diterima melalui email sejak jam 9 malam sampai jam 11.59 menit," kata Hilmy, dikutip dari tayangan Kompas TV, Minggu (9/7/2023).
Silvia pun kehilangan nyaris Rp 1,5 miliar saldo rekeningnya.
"Total kerugian yang diderita oleh klien kami Rp 1.446.000.000," jelas Hilmy.
Baca juga: 3 Kasus Penipuan Bermodus Undangan Nikah di WA, Tabungan Rp 1,4 M, Rp 202 Juta dan Rp 14 Juta Raib
Sementara itu, pihak Bank BRI telah melakukan investigasi atas hilangnya uang nasabah senilai Rp 1,4 miliar itu.
Kantor cabang Malang BRI Sutoyo pun menanggapi kasus Silvia yang merupakan nasabah prioritas asal Lawang, Kabupaten Malang.
Pemimpin Kantor cabang BRI Malang Sutoyo, Akhmad Fajar mengatakan bahwa pihaknya berempati atas hal ini.
"Namun demikian, bank hanya akan melakukan penggantian kerugian kepada nasabah apabila kelalaian diakibatkan oleh sistem perbankan," kata Akhmad Fajar, dikutip dari tayangan Kompas TV.
Ia pun mengimbau nasabah untuk berhati-hati karena para fraudster dapat mencuri data atau informasi melalui aplikasi.
"Data atau informasi dapat dicuri oleh para fraudster apabila masyarakat menginstall aplikasi dengna sumber tidak resmi yang dikirimkan oleh pihak pihak yang tidak bertanggung jawab," jelas Akhmad Fajar.