Nasib Kepala SMKN 1 Sale setelah Siswanya Bongkar Dugaan Pungli Berkedok Infak pada Ganjar
Gubernur Jawa Tengah tak sengaja temui dugaan pungli di SMK Negeri 1 Sale, Rembang, Jawa Tengah berkedok infak yang dilakukan sejak tahun 2022 lalu.
Penulis: Linda Nur Dewi R
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM – Kepala SMK Negeri 1 Sale, Widodo dibebastugaskan setelah seorang siswa membongkar adanya dugaan pungutan liar (pungli) berkedok infak kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jawa Tengah, Uswatun Hasanah mengatakan, pihak sekolah mengakui adanya pungutan infak yang disebut sebagai sarana ibadah itu sejak 2022.
Dari 534 siswa di SMK Negeri 1 Sale, sebanyak 460 di antaranya sudah membayar
Kemudian 44 siswa tidak membayar karena tergolong tidak mampu.
Lalu 33 terdapat 33 siswa yang tidak membayar dengan pertimbangan sudah tahun keempat.
Total dana yang sudah terkumpul saat ini mencapai Rp 130 juta.
Baca juga: Ganjar Dicurhati Siswa soal Pungli Berkedok Infak, Gubernur Jateng Berang, Bagaimana Nasib Terlapor?
"Sampai saat ini dana yang terkumpul Rp 130 juta dan telah digunakan pada 2022 untuk pembangunan musala."
"Pembangunan musala sampai saat ini sudah mencapai 40 persen," ujar Uswatun, Selasa (11/7/2023), dikutip dari TribunJateng.
Uswatun menyebut, berpedoman pada surat edaran Kepala Disdikbud Jateng, segala bentuk pungutan di SMA/SMK dan SLB Negeri di Jawa Tengah termasuk pelanggaran kepatuhan/kedisiplinan.
Untuk itu, Uswatun mengatakan Widodo dibebastugaskan sementara dari jabarannya mulai dari 12 Juli 2023 hingga 12 Agustus 2023.
Namun, ia menyebut masa bebas tugas itu juga bisa diperpanjang sampai pendalaman dugaan pungli selesai.
Selama pembebasan tugas, yang bersangkutan harus kooperatif dalam penyelesaian dugaan pungutan tersebut.
Viral Setelah Curhat ke Ganjar
Sebelumnya viral di media sosial, pengakuan seorang pelajar SMKN 1 Sale, Kabupaten Rembang tentang adanya pungutan infak kepada Ganjar Pranowo.
Hal ini terkuak saat Ganjar Pranowo hadir memberikan motivasi pada acara seminar di Pendopo Kabupaten Rembang, Senin (10/7/2023).
Dalam video yang diunggah di akun Instagram @grobogan_raya, mulanya Ganjar Pranowo memanggil peserta seminar tersebut ke panggung.
Ganjar Pranowo meminta agar para siswa itu memperkenalkan diri.
Ganjar Pranowo lantas bertanya kepada seorang peserta yang menggunakan jas biru berjilbab putih terkait biaya di sekolahnya.
Siswa itu mengatakan setiap tahunnya dikenakan biaya sebesar Rp 300 ribu untuk infak.
Mendengar hal tersebut, Ganjar pun terlihat kaget.
“Sekolah bayar ra?” tanya Ganjar
“Bayar untuk uang gedung,” jawab siswa.
“Hah, SMK Negeri (bayar)?” tanya Ganjar lagi.
“Untuk Infak,” ujar siswi.
“Infaqnya berapa?” tanya Ganjar.
“Setiap naik kelas beda, (terakhir) Rp 300 ribu,” kata siswi itu.
Mendengar penyataan siswi yang tak disebutkan namanya itu membuat Ganajr Pranowo heran.
Bagaimana tidak, Ganjar Pranowo mengaku telah mengimbau kepada pihak sekolah negeri untuk tak memungut biaya apapun kepada siswa.
Namun, ia mengatakan di lapangan masih banyak sekolah yang tetap menarik uang kepada siswanya dengan berbagai alasan.
Lebih lanjut, Ganjar kemudian meminta Kepala Sekolah SMK tersebut untuk menghadapnya.
“Benar ya? Ini ciri-ciri Kepala Sekolahnya habis ini bermasalah sama Gubernurnya,"
“Ini kreativitasnya sekolah. Sudah kita larang tidak boleh ada pungutan, ngeyel. ‘Oh ini bukan pungutan Pak Gubernur, ini infak’ saya pastikan nanti saya suruh kembalikan itu, kalau enggak kepala sekolahnya saja yang saya suruh berhenti,” ujarnya
Ganjar Pranowo Ngaku Senang Temui Dugaan Pungli Secara Tak Sengaja
Ditemui setelah acara seminar nasional, Ganjar mengaku senang secara tak sengaja menemukan indikasi dugaan pungli sekolan negeri di Jawa Tengah.
"Nah ini masih ketahuan. Saya senang sekali karena ada siswa yang mau mengaku."
"Bayar nggak sekolahnya, dua sekolah mengatakan tidak, hanya beli seragam."
"Its ok, beli seragam. Yang satu, nggak bayar tapi membayar gedung. Masak membayar sih? Infak, Pak," kata Ganjar Pranowo, Senin (10/7/2023), dikutip dari TribunJateng.
Menurutnya, infak yang dibebankan kepada para siswa itu juga termasuk dalam pungutan liar.
Saat itu, ganjar menyebut akan mengambil tindakan tegas terkait persoalan tersebut.
"Jadi kelakuan sekolah yang mengatasnamakan atau mengganti dengan istilah lain, pungutan nggak, bayar nggak, dan diganti infak menurut saya sama saja."
"Nanti akan saya selesaikan setelah ini. Langsung saya telepon habis ini," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Linda) (TribunJateng.com/Hermawan Endra/Mazka Hauzan Naufal)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.