Pemerintah Daerah dan Swasta Kolaborasi Tekan Jumlah Sampah Melalui TPS 3R
Pemerintah menargetkan dapat mengurangi sampah sebesar 30% dan bisa mengurangi sampah laut sebesar 70% pada tahun 2025.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, - Pemerintah Kabupaten Badung, Bali berkomitmen melakukan pengelolaan sampah melalui Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R) sesuai arahan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.
Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta menyebut, upaya pengelolaan sampah di Kabupaten Badung, khususnya di Seminyak diharapkan dapat menjadi model percontohan tidak hanya untuk wilayah Provinsi Bali saja, tapi hingga ke tingkat internasional.
"Kami harap dalam melaksanakan kegiatan mengurangi, memilah dan mengolah ini tidak hanya jadi contoh di Provinsi Bali saja, tapi juga sampai ke tingkat Internasional. Intinya adalah untuk menumbuhkan ekonomi sirkular itu luar biasa sekali. Kami akan mendukung sepenuhnya. Sekali lagi saya tidak mau menimbun atau ada tumpukan sampah," kata Giri dalam keterangannya, Rabu (12/7/2023).
Baca juga: Indonesia Ambil Bagian Renovasi RS, Bangun Posko Damkar, Hingga Pengelola Sampah di Papua Nugini
Pengembangan infrastruktur di TPS 3R Seminyak ini merupakan sebuah bentuk kolaborasi antara Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia, Pemkab Badung, dan PT Tatalogam Lestari (Tatalogam Group) dalam upaya bersama menangani sampah di Indonesia.
Vice President Public Affairs, Communications, and Sustainability CCEP Indonesia dan Papua New Guinea, Lucia Karina, mengatakan, tujuan dari dukungan ini adalah untuk meningkatkan kapasitas TPS 3R Seminyak agar dapat berfungsi secara optimal yang didukung pemerintah pusat melalui Kemenko Marves RI.
"Kami juga sangat mendukung komitmen dari pemerintah Indonesia untuk mengurangi sampah sebesar 30 persen dan bisa mengurangi sampah laut sebesar 70% pada tahun 2025," ucap Karina.
Karina mengakui, pencapaian-pencapaian yang telah diraih selama ini merupakan jerih payah dari banyak pihak yang terlibat di dalamnya. Mulai dari pemerintah, masyarakat adat, hingga pihak swasta lain.
Hal ini tentunya disesuaikan dengan konsep kolaborasi yang ditawarkan CCEP yang mereka sebut dengan pendekatan Nona-Helix.
“Nona-helix approach adalah pendekatan kami untuk mengajak seluruh stake holders bersama-sama mengelola sampah. Jadi waste manajemen itu berbasis pengelolaan oleh stakeholders. Karena itu, tahun ini saya berdiskusi dengan beberapa pihak, salah satunya adalah mitra kami, PT Tatalogam Lestariyang selama ini sudah menjalankan pilar ESG. Kami mengajak mereka untuk bisa juga menunjukkan bagaimana prinsip keberlanjutan industri baja itu masuk ke dalam waste manajemen,” terang Karina.
Hasilnya, lanjut Karina, prinsip zero waste yang telah diusung produsen genteng metal dan bangunan berbasis baja ringan ini pun mampu diterapkan dalam pembangunan konstruksi TPS 3R Seminyak yang baru diresmikan ini.
Proses perhitungan dan pemotongan material dilakukan di pabrik langsung sehingga tidak ada sedikitpun material konstruksi yang terbuang di lokasi pembangunan TPS 3R Seminyak.
“Semua dimanfaatkan supaya kita bisa tunjukkan bahwa konstruksi pun bisa kita lakukan tanpa sampah. Dan ini diwujudkan oleh teman-teman dari Tatalogam didukung HUNI,” papar Karina.
Vice President Tatalogam Group, Stephanus Koeswandi yang diwakili oleh Head of Government and Public Relations, Maharany Putri mengatakan, pihaknya sangat mengapresasi langkah-langkah nyata yang sudah dilakukan pemerintah Kabupaten Bali dan CCEP Indonesia dalam upaya penanganan sampah di Bali.
Ia menerangkan, kepedulian terhadap lingkungan memang merupakan tanggung jawab semua pihak. Di Tatalogam sendiri, berbagai upaya telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini.
“Perubahan iklim akibat dampak kerusakan lingkungan menjadi salah satu fokus perhatian perusahaan kami. Untuk itu, guna menjamin keberlangsungan alam demi generasi yang akan datang, Tatalogam Group telah mengarus-utama kebijakan hijau berkesinambungan dalam manajemen dan operasi produksi dengan pilar ESG (Environment, Social and Governance)," paparnya.
Maharany menambahkan, kolaborasi Tatalogam Group dengan CCEP Indonesia kali ini sendiri bukan tanpa sebab. Kiprah CCEP dalam menangani permasalah sampah di Bali yang selama ini dilakukan secara intens mendapat perhatian khusus dari perusahaan.
“Kiprah CCEP Indonesia inilah yang telah menggerakkan kami untuk antusias turut berkontribusi dalam kegiatan Pendirian Fasilitas TPS 3R Seminyak berupa material dan pembangunan steel frame (rangka baja) yang dikerjakan bersama UMKM HUNI," ujar Maharany.