Membongkar Motif Kasus Mutilasi di Sleman, Apa Komunitas Tak Wajar yang Diikuti Pelaku dan Korban?
Polisi pun mengungkap antara pelaku dan korban saling mengenal lantaran tergabung di sebuah komunitas di media sosial.
Editor: Muhammad Zulfikar
Kemudian pada hari berikutnya, yakni Rabu (12/7/2023), para pelaku membuang potongan tubuh korban ke beberapa lokasi.
Polisi masih belum mengungkap secara gamblang terkait motif tindakan para pelaku.
"Motifnya sementara bahasa kami karena kegiatan tidak wajar, untuk lebih tepatnya kami akan periksa kejiwaan yang bersangkutan," terang dia.
Komunitas Aktivitas Menyimpang
Pelaku W (29) dan RD (38) ternyata saling mengenal dengan korban, R (20).
Mereka disebut aktif di sebuah grup komunitas media sosial.
W adalah pelaku yang berada di Yogyakarta, sementara RD berasal dari luar Yogyakarta.
RD sengaja datang ke Yogyakarta untuk menemui R bersama W.
“Setelah pelaku RD tiba di Yogyakarta, W lantas menjemput R dan mengajak berkumpul ke kos pelaku W,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda DIY Kombes Pol FX Endriadi, saat jumpa pers, Selasa (18/7/2023).
Endriadi menegaskan, ketiganya tergabung dalam komunitas yang mempunyai aktivitas menyimpang atau tidak wajar.
Aktivitas tak wajar yang dilakukan para pelaku inilah yang mengakibatkan korban R meninggal dunia.
"Mereka tergabung disebuah komunitas yang mempunyai aktivitas gak wajar. Mereka melakukan kegiatan berupa kekerasan satu sama lain. Ini terjadi berlebihan sehingga mengakibatkan korban meninggal," terang dia.
Baca juga: Hilangkan Sidik Jari, Tersangka Pelaku Mutilasi Rebus Bagian Tubuh Korban
Endriadi enggan menjelaskan lebih detail terkait aktifitas tak wajar yang dilakukan pelaku dengan korban.
Seperti diberitakan, potongan kaki dan tangan kiri ditemukan di kali Bedog, di bawah jembatan Kelor, perbatasan Bangunkerto dan Wonokerto.
Sedangkan Potongan kepala ditemukan terkubur di Kali Krasak, Merdikorejo Tempel.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.