Viral Guru Dibentak Siswa SD di Lima Puluh Kota, Malah Minta Maaf, Bupati: Itu Kekeliruan yang Fatal
Sebuah video yang memperlihatkan seorang siswa Sekolah Dasar (SD) membentak gurunya viral di media sosial.
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah video yang memperlihatkan seorang siswa Sekolah Dasar (SD) membentak gurunya viral di media sosial.
Video itu salah satunya diunggah oleh akun Instagram @ndorobei.official pada 19 Juli 2023.
Dalam video yang beredar tampak siswa membentak guru hingga menendang pintu kelas.
Siswa itu terlihat masuk ke ruang kelas lalu melontarkan kata-kata kasar kepada guru tersebut.
Bahkan, siswa SD itu juga hampir memukul guru wanita yang dilawannya.
Dalam keterangan video, tertulis lokasi kejadian di sebuah SD yang berada di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat.
Baca juga: Siswa SD di Sumatera Barat Bentak Guru, Bupati Safaruddin Turun Tangan
Aksi tak terpuji yang dilakukan murid SD itu direkam oleh sang guru hingga akhirnya viral di media sosial.
Setelah mengunggah aksi siswa SD itu, akun Instagram tersebut kemudian menguggah video yang berisi klarifikasi dari pihak guru.
Dalam video tersebut, guru bernama Fermina Wulansari meminta maaf karena telah merekam aksi siswanya hingga viral di media sosial.
Ia juga menyebut bahwa kejadian yang terjadi antara dirinya dan sang siswa hanya kesalahpahaman semata.
"Perlu saya klarifikasi bahwa kejadian yang sebenarnya hanya kesalahpahaman yang semestinya tidak terjadi terutama antara guru dan murid."
"Terkait masalah ini telah diselesaikan secara kekeluargaan dengan melibatkan pihak terkait," kata Fermina dalam video yang diunggah akun @ndorobei.official.
Bupati geram
Terkait dengan insiden tersebut, Bupati Lima Puluh Kota, Safaruddin turun tangan.
Ia mengaku kecewa dengan hasil mediasi kasus siswa SD yang membentak guru di wilayahnya.
Diketahui, mediasi tersebut berlangsung pada Selasa (18/7/2023), dihadiri Dinas Pendidikan Lima Puluh Kota, pihak sekolah, siswa terkait, serta guru dalam kasus tersebut.
Namun, mediasi kembali diulang atas perintah Safaruddin, Kamis (20/7/2023), mengutip TribunPadang.com.
Safaruddin meminta mediasi diulang karena menganggap keputusan di mediasi pertama tidak adil.
Menurutnya, pada mediasi pertama tampak hanya sang guru yang disalahkan dan meminta maaf.
Padahal, kata dia, kasus ini bukan sepenuhnya kesalahan dari sang guru.
Si siswa juga salah, karena membentak dan tak menghargai gurunya.
Safaruddin pun mengaku kecewa dengan video klarifikasi yang terkesan menyudutkan serta menyalahkan guru secara sepihak.
"Saya tak hendak mencari siapa yang salah, tapi klarifikasi dengan hanya guru yang meminta maaf, itu adalah suatu kekeliruan yang sangat fatal," ujarnya, Jumat (21/7/2023).
Baca juga: Viral Aksi Kekerasan Terhadap 14 Siswa SMP Cianjur di Depan Guru, Ini Penyebabnya
Bupati Lima Puluh Kota itu menyayangkan kejadian siswa SD membentak gurunya.
Ia mengaku marah saat mengetahui kejadian tersebut.
"Saya kecewa sekali, saya sangat jarang marah, namun bagi saya kasus ini sangat serius," ujarnya, Jumat.
Dikatakannya, kejadian tersebut telah mempermainkan harkat dan martabat seorang guru.
"Sulit saya menahan rasa kecewa, ketika guru yang sangat mulia justru mendapat perlakuan yang seperti di video tersebut," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunnPadang.com/Alif Ilham Fajriadi)