Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Penambang di Banyumas, Ceritakan Peran Berat Pencari Jalur Emas

Ada sebutan Si Raja Tikus, yang diberikan kepada mereka yang punya keberanian karena merupakan orang yang mencari jalur emas atau urat-urat emas.

Editor: Muhammad Renald Shiftanto
zoom-in Kisah Penambang di Banyumas, Ceritakan Peran Berat Pencari Jalur Emas
KOMPAS.com/FADLAN MUKHTAR ZAIN
Salah satu lubang penambangan emas di Desa Pancurendang. Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (26/7/2023). - Ada sebutan Si Raja Tikus, yang diberikan kepada mereka yang punya keberanian karena merupakan orang yang mencari jalur emas atau urat-urat emas. 

TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak delapan penambang emas sejak Selasa (25/5/2023) malam hingga Jumat (28/5/2023) masih belum bisa dievakuasi.

Di sekitaran tambang emas tradisional di Desa Pancurendang, Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, terlihat para penambang yang menghentikan sementara kegiatan penambangannya.

Salah seorang penambang emas menceritakan kegiatannya dalam menambang.

Ia menceritakan, ada sebutan Si Raja Tikus, yang diberikan kepada mereka yang punya keberanian karena merupakan orang yang mencari jalur emas atau urat-urat emas.

Urat-urat emas sendiri adalah istilah yang digunakan sebagai penanda adanya jalur sumber emas yang akan digali.

Tugas Si Raja Tikus ini adalah menggali tanah di bagian terdepan.

Baca juga: Upaya evakuasi delapan pekerja yang terjebak di dalam lubang tambang Banyumas terkendala air keruh

"Raja tikus itu yang mencari urat-urat emas, mengebor yang biasanya kondisinya sangat sempit."

BERITA REKOMENDASI

"Sementara pekerja lain biasanya yang di belakang akan mengikuti dan membawa hasil pengeboran."

"Si Raja Tikus itu sangat punya nyali, kadang dia cuma miring, merayap, pakai bor kecil. Dan itu risiko sangat tinggi," ungkap salah satu penambang.

Namun ternyata pada faktanya Si Raja Tikus itu tidak ada yang warga asli Pancurendang atau warga Banyumas.

Si Raja Tikus biasanya adalah penambang dari luar wilayah dan kebanyakan dari Jawa Barat.

"Warga sini tidak ada yang berani. Cuma kita tahu seluk beluk tanah di sini."

"Dulu pernah ada kejadian dua penambang meninggal pada 2017-an tapi bukan karena terendam air tapi jatuh dari trap atau tergelincir," jelasnya.

Penambang bernama Nino (40), Agus (40) dan Darkim (45) menceritakan bahwa mereka juga berharap agar penambangan ini berizin atau legal.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas