Kisah Penambang di Banyumas, Ceritakan Peran Berat Pencari Jalur Emas
Ada sebutan Si Raja Tikus, yang diberikan kepada mereka yang punya keberanian karena merupakan orang yang mencari jalur emas atau urat-urat emas.
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
"Kepengennya resmi dan memang dari koperasi sudah mengajukan tapi belum ada kejelasan sampai saat ini," katanya.
Baca juga: Sulitnya Evakuasi 8 Penambang di Banyumas, Berpacu dengan Air hingga Kopaska akan Diterjunkan
Sumber emas itu diketahui pertama kali ditemukan dari Sungai Tajur.
Semenjak ditemukan ada sumber emas itu mulailah ada aktifitas penambangan.
Sistem uang yang didapat penambang juga berbeda-beda tergantung masing-masing pemilik tambang.
"Kita pekerja ada yang bawa materialnya sendiri kemudian diayak sendiri."
"Tapi ada juga yang terima bersih atau terima uang."
"Biasanya kalau mengayak sendiri bisa empat jam," terangnya.
Jadi ada yang mengayak sendiri yang pakai bahan mercuri dan mixer.
Nino dan kawan-kawannya bercerita bila kondisi masing-masing lubang berbeda-beda.
Ada lubang yang bahkan luasnya seperti parkir mobil dan ada juga yang berongga-rongga seperti obat nyamuk bakar.
Jalur dan bentuk lobang tergantung bagaimana Si Raja Tikus menemukan urat-urat jalur emas.
Nino dan kawan-kawannya mengaku belum tahu kalau tambang itu harus ditutup.
Karena warga juga sangat bergantung pada sektor pertambangan.
"Kalau harus jadi tani penghasilannya jauh. Jadi lebih prospek menambang," tambahnya.
Artikel ini telah tayang di TribunBanyumas.com dengan judul Kisah 'Si Raja Tikus', Nekatnya Pekerja Tambang Emas Ilegal Cari Urat Emas di Kedalaman Tanah