Populer Regional: 5 Fakta Kasus Polisi Tembak Polisi di Bogor - Video Hujan Salju di Mimika Papua
Berita populer regional Tribunnews dimulai kasus polisi tembak polisi di Kabupaten Bogor hingga viral video hujan salju di Mimika Papua.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Berita populer regional Tribunnews dimulai kasus polisi tembak polisi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Diketahui Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage alias Bripda IDF tewas lantaran tertembak oleh Bripda IMS dan Bripka IG
Kedua rekan Bripda IDF sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
Kemudian ada insiden longsornya tambang emas ilegal di Banyumas, Jawa Tengah.
Akibatnya sebanyak 8 orang pekerja terjebak lebih dari 40 jam lamanya.
Tim evakuasi terus berupaya melakukan penyelamat korban.
Baca juga: Populer Internasional: Atap Sekolah Ambruk di China - Alasan Swedia Biarkan Aksi Pembakaran Al Quran
Berita populer terakhir datang dari viralnya video hujan salju di Papua.
Lokasi tepatnya berada di wilayah tambang Grasberg PT Freeport Indonesia, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah
BMKG Wilayah V Jayapura menyebut, turunnya hujan salju di Indonesia adalah fenomena langka.
Berikut berita populer regional di Tribunnews dalam 24 jam selengkapnya:
1. Fakta Kasus Polisi Tembak Polisi di Bogor: Sosok Bripda IDF, Kronologi hingga Ada 2 Tersangka
Kasus polisi tembak polisi dilaporkan terjadi di Rusun Polri Cikeas, Gunung Putri, Kabupaten Bogor.
Akibat kejadian ini, Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage alias Bripda IDF meninggal dunia.
Sementara dua rekannya, masing-masing berinisial Bripda IMS dan Bripka IG ditetapkan sebagai tersangka.
Kasus ini menjadi perhatian publik saat video jenazah Bripda IDF viral di media sosial.
Bahkan, pengacara kondang Hotman Paris ikut memberikan perhatiannya dalam kasus ini.
Berikut fakta-fakta kasus polisi tembak polisi di Bogor dirangkum Tribunnews.com, Kamis (27/7/2023):
Kronologi kejadian
Kasus polisi tembak polisi ini terjadi di Rusun Polri Cikeas pada Minggu dini hari tanggal 23 Juli 2023.
Sekira pukul 01.40 WIB terjadi insiden berujung tewasnya Bripda IDF.
Karo Penmas Polri Brigjen, Ahmad Ramadhan membenarkan informasi di atas.
"Telah terjadi peristiwa tindak pidana karena kelalaian mengakibatkan matinya orang, yaitu atas nama Bripda IDF," jelasnya.
Ada 2 tersangka
Ahmad Ramadhan melanjutkan sudah ada dua rekan Bripda IDF yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
Bripda IMS dan Bripka IG sudah ditahan guna pendalaman lebih lanjut.
2. Sudah 40 Jam Terjebak di Lubang Tambang Emas Ilegal di Banyumas, 8 Pekerja Belum Berhasil Dievakuasi
Delapan pekerja tambang emas ilegal di Desa Pancurendang, Kecamatan Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, terjebak di lubang tambang sejak Selasa (25/7/2023) malam.
Diketahui, delapan pekerja tambang tersebut terjebak usai air datang secara tiba-tiba dan menggenangi lubang tambang.
Akibatnya, lubang tambang sedalam kurang lebih 60 meter itu kini dipenuhi air.
Kapolresta Banyumas, Kombes Edy Suranta Sitepu, mengungkapkan para pekerja mulai memasuki lubang tambang untuk bekerja pada Selasa pukul 19.00 WIB.
Setelahnya, sekitar pukul 22.00 WIB, air dari lubang sebelah mengalir ke lokasi para pekerja.
Hingga Kamis (27/7/2023) pukul 15.00 WIB, delapan pekerja tambang emas ilegal itu terhitung sudah terjebak lebih dari 40 jam.
"Informasi yang kami terima mulai bekerja pukul 19.00 WIB. Kemudian, sekitar pukul 22.00 WIB, dilaporkan ada air yang mengalir dari (lubang) sebelah," tutur Edy, Rabu (26/7/2023), dikutip dari Kompas.com.
Hingga saat ini, tim SAR gabungan masih berupaya mengevakuasi delapan pekerja itu.
Meski demikian, proses evakuasi mengalami kendala lantaran lubang tambang tempat masuk terbilang sempit dan hanya muat untuk satu badan.
Selain itu, kondisi lubang tambang yang bercabang juga menyulitkan proses evakuasi.
"Kendalanya karena kondisi kedalaman dari tambang-tambang itu 'kan sampai 60 meter, dengan lebar secukup badan sekitar 90 cm."
"Kemudian, lubang tidak vertikal, (tapi) bercabang ke mana-mana," ungkap Kepala Basarnas Cilacap, Adah Sudarsa kepada TribunBanyumas.com, Kamis.
3. Benteng Vastenburg di Solo Disita Kejaksaan, Penjaga Ceritakan Sejarah Kepemilikan
Benteng Vastenburg di Solo, Jawa Tengah disita Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Pusat.
Benteng Vastenburg disita karena merupakan aset dalam perkara tindak pidana korupsi (Tipikor) pengelolaan keuangan dan dana investasi oleh PT Asuransi Jiwasraya (Persero) atas nama terpidana Benny Tjokrosaputra.
Meskipun disita oleh negara, namun penjaga Benteng Vastenburg, Karolus Kale (80) mengaku justru senang.
Ia mengaku telah menjaga kawasan Benteng Vastenburg Solo sejak 8 Mei tahun 1990 silam.
Karolus Kale mengatakan, mengetahui terkait kepemilikan kawasan Benteng Vastenburg Solo.
Menurutnya, kepemilikan kawasan Benteng Vastenburg memang awalnya milik dua pihak yakni pemilik PT Duniatex Group, Sumitro Hartono dan juga pemilik PT Batik Keris Group Handoko Tjokrosaputro.
"Ini dua orang, duniatex, bagian Barat pas paving ini. Bagian Timur tahun 1992 sudah dijual menurut cerita, tapi kalau dalam benteng tahun 1992 bulan dua itu dijual pak Handoko," terang Karolus saat ditemui di Benteng Vastenburg Solo, Kamis (27/7/2023).
Ia menceritakan, bahwa bagian dalam benteng dijual oleh ayah Benny kepada seorang pengusaha.
"Pak Handoko jemput saya di kantor proyek. Itu bapaknya Pak Benny, Jemput saya ke dalam benteng. Dari pihaknya Pak Roby (pemilik Halai) didampingi adik kandungnya, Pak Heri dan almarhum Pak Julianto. Ada juga istrinya," sambungnya.
"Selesai itu ke sini (Barat) tunjukkan jalan kalau dari almarhum Pak Handoko, setengah dari 8 meter jadi 16 meter tapi pelaksanaannya 12 meter, pelaksanaan diukur," tambah Karolus.
Meski sudah berusia lanjut Karolus meyakinkan bahwa dirinya masih sangat ingat dengan kejadian di Benteng Vastenburg.
"Saya tentara Brigif 6 itu, saya pensiunan Sersan Kepala (Serka), terakhir saya bagian intel. Saya sekolah intelnya di Magelang sana. Makanya saya tahu sejarahnya benteng ini bukan milik perorangan," sebutnya.
4. Eks Kepsek yang Bawa Kabur Uang Tabungan Siswa Rp 800 Juta Janji Mengembalikan Akhir Bulan Ini
Ijang Suhandi, mantan kepala sekolah yang membawa uang tabungan sebesar hampir Rp 800 juta milik murid SD Negeri Pakemitan 1 dan SD Negeri Pakemitan 3 di Ciawi Tasikmalaya, Jawa Barat berjanji mengembalikan uang tabungan, Minggu (30/7/2023) mendatang.
Engkos Kosasih, kuasa hukum mantan Kepsek tersebut mengatakan, hal ini sesuai dengan hasil pertemuan antara pihak orang tua siswa dengan pihak sekolah, Komite, Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Ciawi, dan Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya pada Sabtu (22/7/2023) lalu.
“Klien kami, sekarang sedang di Bandung lagi berupaya mencari uang. Mudah-mudahan, tanggal 30 Juli 2023 bisa membereskan apa yang selama ini berkembang di guru dan orangtua murid,” ungkap Engkos kepada TribunPriangan.com pada Kamis (27/7/2023).
Pengakuan kliennya, kata Engkos total jumlah uang tabungan murid yang dibawa kurang lebih Rp700 juta.
“Untuk sementara ini, kami belum bertemu dengan orang tua murid dari SDN Pakemitan 1 maupun SDN Pakemitan 3,” ungkap Engkos.
“Kami akan menemui pihak guru. Nanti tanggal 30 Juli 2023, klien kami, bersama kami pengacaranya akan hadir berkumpul dengan orang tua murid.
Jika ada hal-hal yang tidak mengerti silahkan komunikasikan kepada kami,” lanjutnya.
Engkos bersama 4 pengacara lainnya juga mengungkap empatinya terhadap guru-guru di kedua SD tersebut.
Mengingat para guru hampir setiap hari didatangi oleh orangtua murid yang menanyakan mengenai pengembalian uang tabungan anak-anaknya.
“Itu keluh kesah guru yang mereka sampaikan kepada kami. Untuk itu, kami mohon doanya kepada guru maupun orang tua murid. Mudah-mudahan, tanggal 30 Juli 2023 nanti, apa yang kita harapkan bisa terlaksana,” katanya.
Terpisah, salah satu guru honorer yang baru bertugas 1 tahun di SDN Pakemitan 3 mengutarakan perasaannya.
“Jujur saja, perasaan saya ini sangat sedih. Dengan kejadian ini, mungkin bukan hanya fisik yang kena, tapi juga mental kami sebagai guru.
5. Video Hujan Salju di Mimika Papua, Fenomena Langka di Wilayah Tropis, BMKG Jelaskan Penyebabnya
Video yang memperlihatkan fenomena alam berupa hujan salju di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, viral di media sosial.
Lokasi hujan salju itu, tepatnya berada di wilayah tambang Grasberg PT Freeport Indonesia.
Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, video hujan salju di Mimika Papua itu diunggah oleh akun TikTok @andreevav44 pada Minggu, 23 Juli 2023.
Pada video terlihat seorang pria tengah merekam suasana area tambang PT Freeport.
Bagian mencuri perhatian adalah jatuhnya benda-benda kecil dari langit yang belakangan diketahui adalah salju.
"Hujan salju gaes. Bukan kaleng-kaleng gaes," kata perekam, sambil menunjukkan jaketnya yang terdapat salju.
Perekam juga menyorot cuaca saat itu tampak sedang mendung.
Hingga Kamis (27/7/2023), video hujan laju di Mimika Papua sudah ditonton lebih dari 422 ribu kali.
Ratusan pengguna TikTok ikut meramaikan dengan berbagai komentarnya.
Ada yang penasaran dan ingin melihat langsung fenomena hujan salju tersebut.
Ada juga warganet menyamakan hujan salju di Mimika Papua dengan negara lain di Eropa.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura memberikan penjelasan terkait fenomena tersebut.
"Salju adalah fenomena yang langka terjadi di wilayah Indonesia yang merupakan wilayah tropis.
(Tribunnews.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.