SMAN di Tuban Pungut Iuran Seragam Jutaan Rupiah, di Tulungagung Kepseknya Dicopot
Kepala Sekolah tingkat SMA/SMK Negeri di wilayah Tuban, Jawa Timur, diminta tidak menarik biaya pakaian dan iuran siswa dalam bentuk apa pun.
Editor: Hendra Gunawan
Ia menjelaskan, iuran uang gedung bisa dicicil.
Namun saat siswa akan melakukan ujian semester, uang yang dicicil harus sampai Rp 1.500.000 sebagai syarat pengambilan kartu ujian.
"Sisanya harus lunas agar bisa mengambil rapot, saat naik kelas dua nanti juga harus bayar Rp 300 ribu. Sebenarnya keberatan, tapi mau gimana lagi," terangnya.
Masih kata CSR, untuk pembayaran seragam siswa baru perempuan diminta Rp 1,2 juta.
Siswa akan mendapat seragam dan atribut sekolah.
Setelah melakukan pembayaran, siswa baru akan mendapat 3 stel kain, 1 stel kaus olahraga, atribut lengkap dan 1 jilbab putih serta cokelat.
"Untuk seragam siswa baru harus bayar Rp 1,2 juta," pungkasnya.
Kejadian di Tulungagung
Akibatnya Kepala Sekolah SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung, Nuriddin, dicopot karena hal serupa.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur (Jatim), Aries Agung Paewai membenarkan pencopotan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala SMAN 1 Kedungwaru.
"Plt Kepala SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung dicopot sementara," terangnya saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (25/7/2023).
Hal tersebut berawal dari wali siswa SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung mengeluhkan penawaran seragam sekolah anaknya yang nilanya jutaan rupiah.
Ia mengungkap tidak ada paksaan membeli seragam yang disampaikan secara terbuka.
Namun pihak sekolah menegaskan, jika tidak membeli seragam di sekolah, maka warnanya akan berbeda.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.