Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengakuan Maba UIN Surakarta, Dipaksa Panitia Daftar Pinjol, Foto KTP hingga Data Diri Diserahkan

Mahasiswa Baru UIN Surakarta dipaksa mendaftar pinjol oleh panitia ospek. Mereka diwajibkan menyerahkan foto KTP dan data diri.

Editor: Abdul Muhaimin
zoom-in Pengakuan Maba UIN Surakarta, Dipaksa Panitia Daftar Pinjol, Foto KTP hingga Data Diri Diserahkan
dok.
Ilustrasi pinjol. Terungkap kerja sama antara Dema UIN Surakarta dengan perusahaan pinjol dilakukan secara ilegal. Para mahasiswa baru dipaksa mendaftar aplikasi pinjol 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Zharfan Muhana

TRIBUNNEWS.COM - Data ribuan mahasiswa baru Univesitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta bocor ke perusahaan pinjol.

Hal ini terjadi karena Dewan Mahasiswa (Dema) UIN Surakarta menggandeng perusahaan pinjol sebagai sponsorship acara Pengenalan Budaya dan Akademik Kampus (PBAK) atau yang dulu dikenal dengan istilah Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek).

Para mahasiswa baru yang sudah terlanjur memberikan data mereka khawatir data tersebut disalah gunakan.

Mereka meminta Dema selaku panitia PBAK bertanggung jawab.

"Saya minta tolong mas Ketua DEMA jangan suka maksa-maksa kayak gitu," ujar salah satu mahasiswa baru, D kepada TribunSolo.com.

Baca juga: Fakta Viral UIN Surakarta Gandeng Pinjol demi Rp160 Juta, Pihak Kampus Tak Dilibatkan, Ini Kata Maba

Selain itu, ia juga meminta agar data mahasiswa yang sudah mendaftar bisa dihapuskan, demi menjaga ranah privat.

Berita Rekomendasi

"Data saya dan teman-teman maba kalau bisa bagaimana caranya harus dihapuskan (dari Aplikasi), takutnya dijadikan bahan tidak-tidak," ucapnya.

Sebelumnya, D juga dipaksa untuk mendaftar registrasi aplikasi pinjol saat masa pembekalan PBAK hari pertama di sesi kedua.

Ia dipaksa untuk mendaftarkan atau registrasi membuka akun di tiga aplikasi yang menjadi sponsor PBAK.

Ia sempat berusaha mengelak dengan kembali mempertanyakan tak ada kewajiban dirinya untuk mendaftar tiga aplikasi tersebut.

"Saya ngelak, buat apa regis-regis kayak gitu (aplikasi)? Wong ya orang tua saya masih bisa nyukupin kebutuhan saya di sini," jelasnya.

Saat ia mengucapkan hal tersebut, salah satu sales lalu menghampiri dirinya.

Baca juga: Maba UIN Raden Mas Said Surakarta Diminta Daftar Pinjol saat Ospek, Ini Kata Rektor hingga DEMA

"Salesnya itu menghampiri saya, malah HP saya diambil paksa sama dia (sales)" ucap mahasiswa tersebut.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas