Viral Dua Angin Puting Beliung di Danau Toba, BMKG Imbau Warga Jauhi Pusaran Meski Tak Berbahaya
Sebuah video fenomena alam dua angin puting beliung di atas Danau Toba pada Minggu (13/8/2023) sore, menjadi viral di media sosial.
Penulis: Isti Prasetya
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah video fenomena alam dua angin puting beliung di atas Danau Toba, Sumatera Utara menjadi viral di media sosial.
Dalam rekaman amatir itu, tampak dua pusaran angin itu muncul dari awan hitam dan meluncur ke atas permukaan air.
Mulanya, video tersebut diunggah oleh akun @andreli_48 pada Senin (14/8/2023).
Menurut pengunggah, fenomena ini terjadi pada Minggu (13/6/2023) yang berlokasi di Desa Tarabunga, Kecamatan Tampahan, Kabupaten Toba, Sumatera Utara.
Masyarakat di wilayah Danau Toba menyebut angin tornado tersebut dengan istilah halisungsung.
Baca juga: Viral Polisi Dobrak Rumah Warga Cari Massa Kericuhan di Bandung: Kesaksian Penghuni - Kata Kapolres
Fenomena ini kemudian ramai dibahas warganet setelah diunggah di akun base Instagram @folkative, Senin (14/8/2023).
"A video posted on TikTok by at/sipaling_jalan shows two tornadoes over the surface of Lake Toba on Sunday (13/8) (Video yang diposting di TikTok oleh at/sipaling_jalan menunjukkan dua tornado di atas permukaan Danau Toba pada Minggu (13/8))."
"According to Focaster BMKG Region I Nora Sinaga, the phenomenon of usually Waterspout commonly occurs in July-August, usually due to the season change (Menurut Focaster BMKG Wilayah I Nora Sinaga, fenomena Waterspout biasanya terjadi pada Juli-Agustus, biasanya karena pergantian musim.)," bunyi keterangan unggahan tersebut.
Hingga artikel ini ditulis video tersebut telah mendapatkan 2,1 juta penayangan.
Penjelasan BMKG
Dikutip dari Kompas.com, Badan Meteorlogi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan, Hendro Nugroho membenarkan adanya fenomena dua angin puting beliung tersebut.
Menurutnya, fenomena itu terjadi pada Minggu (13/8/2023) sekira pukul 16.00 WIB di Desa Siregar Aek Nalas, Kecamatan Uluan, Kabupaten Toba, Sumatera Utara.
Hendro menjelaskan, fenomena itu disebut dengan waterspout atau identik dengan puting beliung, tetapi berada di atas permukaan air.
"Ketika terjadi di perairan namanya waterspout, ketika terjadi di darat namanya puting beliung," kata Hendro saat dikonfirmasi, Senin (14/8/2023).
Ia menuturkan, fenomena waterspout ini umumnya terjadi pada musim pancaroba atau peralihan.
Baca juga: Viral Ratusan Maba FISIP Universitas Mulawarman Kompak Tak Ikut PKKMB 2023, Hanya 5 Orang yang Hadir
Warga Diimbau Menjauhi Pusaran
Mengutip TribunMedan.com, penyebab fenomena ini yakni dari terbentuknya sistem awan cumulonimbus, meskipun tidak semua dapat menimbulkan pusaran angin.
Hal tersebut diungkapkan oleh Prakirawan BMKG Wilayah I Medan, Nora Sinaga.
"Fenomena waterspout terbentuk dari sistem awan cumulonimbus (CB),"kata Nora Sinaga, Senin (14/8/2023).
Secara umum, BMKG menyebut, fenomena angin di perairan ini tidak berbahaya karena intensitasnya lemah dan terjadi dalam kurun waktu singkat antara 5-10 menit.
Cakupan angin tersebut juga relatif sempit, jika dibandingkan dengan angin puting beliung di daratan.
Adanya angin ini mengindikasikan akan turun hujan lebat disertai angin dan petir.
Baca juga: Viral Video Penampakan Langit di Jakarta Diselimuti Asap Hitam Disebut Polusi, BMKG Buka Suara
Meski tidak berbahaya, BMKG mengimbau kepada masyarakat agar tetap menjauhi pusaran angin apabila sedang terjadi.
Apalagi, saat terjadinya angin atau waterspout sedang hujan deras disertai angin kencang, maka dapat menimbulkan bahaya.
"Jika disertai dengan angin kencang dan hujan deras, maka bisa menimbulkan dampak yang signifikan."
"BMKG mengimbau masyarakat yang beraktivitas di sekitar wilayah terjadinya waterspout untuk menjauhi pusaran angin tersebut," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Isti Prasetya, Kompas.com/Ahmad Naufal Dzulfaroh, TribunMedan.com/Fredy Santoso)