Kronologi 2 TNI Ngamuk Bawa Parang saat Warga Lomba 17-an, Dandim: Dua Belah Pihak Merasa Benar
Kronologi 2 oknum TNI di Palembang mengamuk bawa parang saat warga lomba 17-an. Kejadian itu viral di media sosial
Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah video yang memperlihatkan dua oknum TNI mengamuk viral di media sosial.
Dalam video yang beredar, tampak seorang pria berbaju TNI mengamuk di kediaman warga.
Pria itu juga tampak memegang senjata tajam berupa parang.
Belakangan diketahui, peristiwa itu terjadi di Kelurahan 35 Ilir, Kota Palembang, Sumatra Selatan.
Melansir TribunSumsel.com, dua oknum TNI itu mengamuk diduga karena tak senang dengan suara musik saat perlombaan memperingati HUT ke-78 RI, Kamis (17/8/2023).
Adapun identitas dari dua oknum TNI itu yakni Pratu Y yang berdinas di TNI Angakatan Udara (AU) dan Serda RP, berdinas di Kodim.
Baca juga: Viral Oknum TNI di Palembang Mengamuk Bawa Parang, Diduga Kesal Dengar Musik saat Warga Lomba 17-an
Keduanya merupakan anak dan menantu dari seorang warga di Kelurahan 35 Ilir bernama Hidun Diana (59).
Ketua RT setempat, Betty (48) membenarkan adanya insiden dua oknum TNI mengamuk saat lomba 17-an.
"Kejadian siang kemarin (Kamis siang), setelah istirahat sebentar lalu lanjut lomba."
"Agung (warga) ini kan sedang menyalakan lagu Kemerdekaan saat lomba."
"Tiba-tiba dua orang itu keluar dari rumah buka pagar dan yang pakai seragam loreng itu menendang speaker," ungkap Betty, Jumat (18/8/2023).
Setelah menendang speaker, kata Betty, kedua oknum TNI itu berdebat dengan warga.
Kemudian, satu dari mereka masuk lagi ke dalam rumah.
Tak lama kemudian, ia keluar dengan membawa senjata tajam jenis parang.
"Setelah berdebat dengan warga, rombongan itu masuk ke dalam rumah mengambil sebilah parang."
"Kemudian ribut lagi, untung warga tidak anarkis," paparnya.
Betty menjelaskan, kedua oknum TNI yang mengamuk itu bukan warganya.
Namun, ibu mereka yang tinggal di lingkungan RT-nya.
Untuk mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan, Betty langsung menghubungi Kanit Bunmas Polsek setempat untuk meredam keributan.
Bantahan pihak keluarga
Terkait dengan insiden tersebut, pihak keluarga dua oknum TNI tersebut angkat bicara.
Nana, yang merupakan perwakilan keluarga mengatakan kronologi kejadian yang berbeda dengan keterangan RT setempat.
Ia membantah musik yang diputar saat kejadian adalah lagu Kemerdekaan, seperti yang dikatakan Ketua RT.
Menurutnya, saat itu, yang sedang diputar adalah musik remix.
"Yang diputar itu musik remix yang sangat keras dan saat itu tidak ada tanda-tanda diadakannya lomba."
"Musik remix yang diputar dalam volume besar dan kami ada bukti video-videonya," ujarnya, Jumat, dilansir TribunSumsel.com.
Baca juga: 2 Oknum TNI Mengamuk Saat Warga Gelar Lomba HUT RI di Palembang, Speaker Ditendang hingga Rusak
Dia menjelaskan, warga sempat mengeroyok pasangannya dan kakak iparnya hingga ke pintu rumah.
Serda RP saat itu, kata Nana, malah dipegangi warga dan mengalami luka-luka.
"Dua anggota TNI dikeroyok oleh warga karena warga tidak setuju ditegur menggunakan speaker musik remix yang sangat keras."
"Akibat dikeroyok, pasangan saya dan kakak iparnya luka," jelas Nana.
Berakhir damai
Dandim 04/18 Palembang, Letkol Arief Hidayat mengatakan, insiden itu terjadi karena adanya kesalahpahaman antara keluarga TNI dengan warga.
Ia pun menyayangkan adanya kesalahpahaman itu yang mengakibatkan keributan hingga viral di media sosial.
"Kami menyayangkan adanya permasalahan ini, kebetulan Serda RP itu adalah anggota di Kodim."
"Sebetulnya, ini konflik lama antara warga dengan keluarga Pak Indra," ungkap dia.
Ia mengatakan, saat kejadian, kedua belah pihak merasa benar dan tak mau ada yang mengalah.
Keluarga Pak Indra merasa terganggu, sedangkan warga berdalih sedang memeriahkan HUT ke78 RI.
"Dua belah pihak ini merasa benar. Pak Indra merasa terganggu dan warga merasa ini lagi suasana 17 Agustus."
"Jadi tidak ada yang salah dari kedua sisi ini," tandasnya.
Arief menambahkan, kini kedua belah pihak sepakat untuk berdamai.
"Awalnya memang saling melaporkan tapi sekarang sudah saling menyadari dan saling menghormati."
"Setelah ditinjau, permasalahannya akhirnya sepakat berdamai," jelasnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, TribunSumsel.com/Rachmad Kurniawan)