Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kelangkaan Gas Elpiji Tidak Jadi Masalah Serius, Warga Desa Mundu Klaten Andalkan Biogas

Warga menggunakan energi alternatif biogas sebagai pengganti elpiji dan pembiayaannya pun dilakukan dengan sistem arisan.

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Erik S
zoom-in Kelangkaan Gas Elpiji Tidak Jadi Masalah Serius, Warga Desa Mundu Klaten Andalkan Biogas
istimewa
Ketua Kelompok Tani Ternak Margo Mulyo Desa Mundu, Teguh Sutikno memberikan penjelasan tentang mengatakan pengembangan biogas sebagai energi alternatif di desanya 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto  

TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Masyarakat seringkali panik jika terjadi kelangkaan dan kenaikan harga harga gas elpiji (LPG) karena secara otomatis akan menambah pengeluaran keluarga.

Namun bagi warga Desa Mundu, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten, jawa tengah persoalan kelangkaan bukan lagi menjadi persoalan.

Baca juga: Bupati Tulungagung Keluarkan SE Larang ASN Gunakan Gas Elpiji 3 Kg

Warga menggunakan energi alternatif biogas sebagai pengganti elpiji dan pembiayaannya pun dilakukan dengan sistem arisan.

Saat ini, sebanyak 47 rumah tangga di Desa Mundu telah menggunakan bahan bakar biogas dan ini belum termasuk desa sekitar seperti Pomah dan Sudimoro.

Ketua Kelompok Tani Ternak Margo Mulyo Desa Mundu, Teguh Sutikno mengatakan, saat merintis pembuatan energi alternatif ini bukannya tanpa kendala.

Saat itu mereka menghadapi kendala biaya yang cukup besar agar bisa membangun biodigester atau unit memproses limbah kotoran sapi menjadi biogas.

Berita Rekomendasi

"Untuk membangun biodigester dibutuhkan dana sekitar Rp 12 juta, meliputi pembelian material, instalasi hingga membayar jasa tukang," kata Agus dalam keteranganya, Selasa (22/8/2023).

Teguh dan anggota Kelompok Tani Ternak Margo Mulyo Desa Mundu pun memutar otak untuk mencari cara bagaimana mengumpulkan dana agar bisa membangun biodigester karena mereka tak bisa hanya mengandalkan bantuan dari LPTP atau pihak lainnya.

Lalu tercetus ide arisan biogas sebagai satu bentuk gotong royong atau saling bantu antar warga.

"Setiap malam Jumat Kliwon, lima anggota kelompok tani ternak Desa Mundu berkumpul membentuk kelompok arisan.

Skemanya sama seperti arisan kebanyakan, kami kumpulkan uang, saat itu per orang Rp 500 ribu. Setelah terkumpul, dana tersebut pun dibelikan material untuk membangun biodigester di rumah milik anggota arisan yang telah siap,” ujarnya.

Anggota Kelompok Tani Ternak Margo Mulyo Desa Mundu, Suparno mengutarakan proses pengolahan limbah kotoran sapi menjadi biogas sangatlah sederhana.

Caranya, kotoran ternak yang ada di kandang dimasukkan ke dalam lubang pencampur dan diaduk, lalu masuk ke dalam kubah.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas