2 Bayi yang Tertukar Diangkat Jadi Anak Angkat Polres Bogor, Kapolres: Atas Izin Bapak Kapolda
Hasil tes DNA bayi tertukar di Bogor menunjukkan 99,99 persen anak tersebut tertukar. Kedua anak menjadi anak angkat Polres Bogor.
Penulis: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Berdasarkan hasil tes DNA kedua bayi di Bogor dinyatakan benar tertukar dari orang tua kandungnya.
Hasil tes DNA bayi tertukar ini diumumkan langsung oleh Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro, Jumat (25/8/2023).
"Berdasarkan hasil dari Puslabfor Bareskrim Mabes Polri yang di mana ditemukan memang fix 99,99 persen berdasarkan data yang diberikan bahwa anak tersebut memang tertukar," ujar Kapolres Bogor AKBP Rio Wahyu Anggoro, mengutip tayangan YouTube Kompas TV.
AKBP Rio memastikan terkait proses tumbuh kembang kedua bayi akan menjadi tanggung jawab orangtua biologis masing-masing.
"Tadi juga sudah diputuskan bahwa proses kembang dan tumbuh anak akan menjadi tanggung jawab si ayah baru, ibu baru dengan si ayah baru dengan ibu baru yang merupakan orang tua biologisnya," jelas AKBP Rio.
AKBP Rio juga memastikan bahwa kedua bayi yang tertukar tersebut akan menjadi anak angkat Polres Bogor.
"Kedua anak tersebut, atas izin bapak Kapolda, kami angkat menjadi anak angkat Polres Bogor," jelasnya.
Baca juga: Hasil Tes DNA: 2 Bayi di Bogor Dipastikan Tertukar, Mediasi Sempat Diwarnai Histeris
Lebih lanjut AKBP Rio mengatakan bahwa segala tanggung jawab terhadap dua anak yang tertukar adalah ketiga orang tuanya.
"Yaitu, ayah biologis si G, dan ayah biologis si G. Kebetulan nama hurufnya sama-sama G. Dan bertambah satu yaitu Polres Bogor yang akan menjadi orang tua angkat," tegasnya.
Kasus Diselesaikan dengan Jalur Restorative Justice
AKBP Rio juga menjelaskan bahwa permasalahan antara kedua orang tua diselesaikan secara restorative justice.
"Kesepakatan di atas telah dibuatkan komitmen bersama, maka penyelesaian dalam hal ibu S dan ibu D kami selesaikan secara restorative justice," paparnya.
AKBP Rio menganggap masalah bayi tertukar merupakan masalah kemanusiaan sehingga pihaknya mencoba untuk menyelesaikan permasalahan ini luar dari penyelidikan.
"Karena ini adalah masalah kemanusiaan yang mendapatkan perhatian khusus, dan ini adalah kejadian pertama di republik indonesia tentang kejadian ini. Sehingga kami mencoba untuk menyelesaikan ini di luar dari penyelidikan tersebut yang dilaporkan oleh ibu S terhadap ibu D," jelasnya.
Baca juga: AKBP Rio Sebut 99,99 Persen Tes DNA Valid, Saat Proses Mediasi Tangis Ibu Bayi Tertukar Pecah
Sementara berdasarkan hasil penyelidikan, AKBP Rio menjelaskan bahwa proses tertukarnya kedua bayi terjadi kurang lebih h+1 setelah pelaksanaan persalinan ibu S dan ibu D.
Saat proses penyelidikan sedang berjalan di bidang sisi penegakan hukum, AKBP Rio mengungkapkan bahwa di sisi intelijen dengan binmas mencoba mencari formulasi yang tepat bagaimana menyelesaikan permasalahan ini dengan arif dan bijaksana.
Mediasi Sempat Diwarnai Histeris
Dikutip dari TribunnewsBogor.com, sebelum hasil tes DNA diumumkan ke publik, pihak Polres Bogor menyampaikan terlebih dahulu kepada Ibu S dan Ibu D dalam mediasi yang digelar secara tertutup.
Mediasi tertutup tersebut sejak pukul 15.00 WIB sore ini berlangsung cukup memakan waktu hingga berjam-jam.
Disampaikan oleh oleh Kuasa Hukum Ibu S, Rusdy Ridho bahwa mediasi diwarnai histeris hingga orang pingsan dari pihak keluarga.
"Karena ada yang sempat pingsan, ada yang dari keluarga, ada yang dari pihak korban, lebih dari satu orang, ya histeris lah, lebih ke histeris," kata Rusdy Ridho.
Baca juga: Hasil Tes DNA Bayi Positif Tertukar : Sebelumnya Diwarnai Isak Tangis Anggota Rombongan 2 Keluarga
Untuk yang pingsan dan histeris ini, kata dia, salah satunya dialami Ibu D pasca mendengar hasil tes DNA dalam mediasi tertutup tersebut.
Lebih lanjut, Rusdy juga mengatakan bahwa terdapat juga isak tangis para keluarga termasuk keluarga Ibu S, bahkan Polisi yang hadir juga mewarnai mediasi tersebut.
"Manusiawi lah saya kira, ibu siapa yang tidak sedih ketika mendengar berita acara hasil tes DNA. Bahkan semuanya saya kira, semua yang hadir di ruangan itu menangis, bahkan Kapolres juga menangis, dari Deputi Kementrian semua juga ikut merasakan apa yang dirasakan para korban," ungkap Rusdy Ridho.
(Tribunnews.com/Fajar)(TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)