Teror Suara Langkah Kaki di Atas Genting Rumah 3 Minggu Sebelum Dosen UIN Surakarta Tewas Dibunuh
Nabila menyebut sebelum ditemukan tewas terbunuh sempat ada teror di rumah kakaknya, yakni suara langkah kaki di atas atap rumah.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nabila, adik dari Wahyu Dian Silviani (34), Dosen UIN Raden Mas Said, Surakarta yang dibunuh kuli bangunan, menyebut sebelum kakaknya ditemukan tewas terbunuh sempat ada teror di rumah kakaknya.
Teror itu berupa adanya suara langkah kaki di atas atap rumah.
Hal tersebut katanya terjadi pada tanggal 3 Agustus 2023 silam.
"Pas saya bangun itu pas sekali itu. Ada suara langkah kaki manusia di atas genting. Langkah itu mendekat ke arah kami di atas plafon kamar mandi yang bisa dibuka itu. Saya nggak berani bergerak. Saya takut terjadi apa-apa," kata Nabila.
Baca juga: Keluarga dan Dekan Bantah Motif Pembunuhan Dosen UIN Solo, Sebut Korban Santun Bertutur Kata
Nabila menceritakan saat kejadian tersebut terjadi dirinya terbangun sekitar pukul 00.30 WIB untuk membersihkan wajah.
Nabila sebelumnya tertidur selepas salat Isya.
"Langkah itu mendekat ke arah kami di atas plafon kamar mandi yang bisa dibuka itu. Saya nggak berani bergerak. Saya takut terjadi apa-apa," jelasnya.
Waktu itu, kata Nabila, kondisi rumah yang ditempati Dian sedang direnovasi oleh DF bersama tiga orang tukang bangunan lainnya.
Tangis Keluarga Iringi Pemakaman Jenazah
Tangis keluarga pecah saat mengiringi pemakaman Wahyu Dian Silviani (34), Dosen UIN Raden Mas Said, Surakarta yang dibunuh kuli bangunan rumahnya di Sukoharjo.
Diketahui sebelumnya Dian ditemukan meninggal di rumah temannya sesama dosen di Perumahan Graha Sejahtera, Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (24/8/2023).
Korban tinggal di sana selama rumahnya direnovasi.
Ratusan orang terlihat mengantar jenazah Dian menuju tempat peristirahatan terakhirnya di Pemakaman Umum Lingkungan Sejahtera Kelurahan Pejeruk Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, NTB.
Baca juga: Pengakuan DF Kuli Bangunan yang Bunuh Dosen UIN Surakarta: Korban Sempat Berontak dan Minta Tolong
Di antara pengantar jenazah, terlihat Nabila, adik Dian, yang menangis bersama ibunya.
Sementara sang ayah hanya tertunduk diam.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.