Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Curhatan Pilu Kekasih Imam Masykur, Nangis di Peti Mati Calon Suaminya yang Tewas di Tangan Praka RM

Yuni yang terlihat mengenakan jilbab hitam dan mengenakan masker sedang terkulai lemas sambil meletakkan pipinya di atas peti jenazah Masykur.

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Curhatan Pilu Kekasih Imam Masykur, Nangis di Peti Mati Calon Suaminya yang Tewas di Tangan Praka RM
KOLASE SERAMBINEWS.COM
Yuni Mauliza menangis di peti mati Imam Masykur. Yuni yang terlihat terkulai lemas sambil meletakkan pipinya di atas peti jenazah Masykur yang tewas dianiaya oknum Paspampres. 

TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Tewasnya Imam Masykur turut meninggalkan kesedihan mendalam bagi Yuni Mauliza.

Yuni merupakan kekasih yang juga calon istri dari Imam Masykur, pria yang tewas usai dianiaya dan disiksa oleh oknum anggota Paspampres Praka RM dan dua personel TNI.

Yuni menangis di peti mati calon suaminya itu viral di media sosial.

Baca juga: Tampang 3 Tersangka yang Aniaya Imam Masykur, 1 Oknum Paspampres dan 2 Lainnya Prajurit TNI AD

Dalam video singkat berupa dua slide foto itu, Yuni yang terlihat mengenakan jilbab hitam dan mengenakan masker sedang terkulai lemas sambil meletakkan pipinya di atas peti jenazah Masykur.

Kemudian slide selanjutnya, Yuni terlihat menangis sambil memegang peti jenazah Masykur dan tangan kiri memegang dadanya.

"Selamat jalan sayang, Surga menantimu Allah lebih menyayangimu," tulisnya dikutip dari TikTok @yunimauliza_ dikutip, Selasa (29/8/2023).

"Kamu sudah tenang tidak ada lagi yang menyakitimu, semoga keadilan di negara ini berpihak pada kita," sambungnya.

Berita Rekomendasi

Tak hanya di ruang jenazah, Yuni juga menemani hingga ambulans berjalan.

Baca juga: Kakak Ipar Praka RM Berperan Jadi Sopir Saat Penculikan dan Penganiayaan Pemuda Aceh Imam Masykur

Dan sekali lagi, wanita itu hanya bisa terkulai lemas sambil meletakkan pipinya di peti berisi jasad Masykur yang terbujur kaku.

Berikut tulisnya:

Terima ga terima tetap harus ikhlas, pergi mu begitu cepat sayang.

Tugasmu disini sudah selesai sayang, kamu sudah tenang, Allah lebih menyayangimu, sekarang kita pulang negara ini sungguh kejam untukmu syg.

Semoga keadilan tetap berpihak padamu dengan seadil2nya hukum di negara ini tapi lain lagi rencana Tuhan kita tidak dijodohkan didunia ini kita hanya dipertemukan saja.

Doa terbaik menyertaimu, kamu diperlakukan bagaikan nyawa tidak berharga sama sekali bagi mereka, dengan tanpa disadari jalan mu ke surga sudah ditunjukkan oleh mereka yang tidak layaknya disebut manusia

Hingga Selasa pagi, dua video tersebut sudah dilihat sebanyak 1,2 juta dan 1,5 juta di platform TikTok.

Warganet kemudian membanjiri kolom komentar akun media sosial Yuni sambil mendoakan yang terbaik untuk keduanya.

"Hanya peti yang bisa di peluk, hanya rerumputan yang bisa dipandang dan hanya nisan yang menandakan orang itu telah pergi, beu luah kubu (semoga dilapangkan kuburnya). Aamiin," tulis salah seorang warganet di kolom komentar.

"Saba beu rayeuk ya kak (semoga diberi kesabaran kak)," komen warganet lainnya.

"Peluk jauh cantik," tambah warganet lainnya sambil memberikan emoticon menangis.

"Ya Allah tunjukkan keadilan pada keluarga ini," timpal warganet lainnya.

Baca juga: Oknum Paspampres Pura-pura Jadi Polisi sebelum Culik Pemuda Aceh, Korban Dituduh Jual Obat Ilegal

Sosok Praka RM

Praka RM merupakan seorang anggota militer aktif.

Komandan Paspampres Mayjen TNI Rafael Granada Baay membenrkan Praka RM merupakan anggota Paspampres.

Tersangka merupakan anggota Paspampres dari Polisi Militer.

Mayjen TNI Rafael Granada Baay mengatakan Praka RM tak bertugas melekat pada Presiden, atau melakukan pengawalan.

Pun tak bertugas melekat pada Wakil Presiden.

Praka RM sehari-harinya berurusan dengan motor Patroli Pengawalan (Patwal).

"Dia tidak melekat, dia dari Pom (polisi militer) urusan motor patwal," kata Rafael, Senin (28/8/2023).

Rafael sebelumnya mengatakan Pomdam Jaya sedang melaksanakan penyelidikan terhadap dugaan adanya keterlibatan anggota Paspampres dalam tindak pidana penganiayaan.

"Terduga saat ini sudah ditahan di Pomdam Jaya untuk diambil keterangan dan kepentingan penyelidikan," katanya.

Rafael juga menegaskan proses hukum akan dilakukan sesuai ketentuan hukum yang berlaku apabila anggota Paspampres tersebut terbukti melakukan tindak pidana.

Baca juga: Pengamat: TNI Harus Beri Kompensasi ke Keluarga Korban Penganiayaan Oknum Paspampres

Kakak Ipar Praka RM Terlibat

TNI AD mengungkap adanya tersangka lain dalam kasus penculikan hingga penganiayaan terhadap Imam Masykur, seorang warga Aceh hingga tewas.

Diketahui, ketiga tersangka dari TNI yakni anggota Paspampres Praka RM, Praka HS dari satuan Direktorat Topografi TNI AD dan Praka J anggota Kodam Iskandar Muda.

Kadispenad Brigjen TNI Hamim Tohari mengatakan terdapat satu tersangka lain yakni seorang warga sipil berinisial MS.

"Satu sipil ditangani Polda, peran masih dalam proses, bisa konfirmasi ke Polda," kata Hamim di Pomdam Jaya Guntur, Jakarta Selatan, Selasa (29/8/2023).

Hamim mengatakan MS merupakan kakak ipar dari Praka RM yang ikut membantu proses penculikan hingga korban tewas.

"Ada sementara satu sipil terkinat ditangani Polda, peran masih dalam proses, bisa konfirmasi ke Polda," ucapnya.

Polisi Militer Kodam (Pomdam) Jaya/Jayakarta sebelumnya telah menahan tiga oknum TNI dalam kasus dugaan penganiayaan yang menyebabkan seorang pemuda Aceh bernaman Imam Masykur tewas.

Satu di antaranya adalah Praka Riswandi Manik (RM) yang merupakan anggota Paspampres.

"3 orang (anggota TNI ditahan," kata Komandan Polisi Militer Kodam Jaya (Danpomdam Jaya) Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar ketika dihubungi Tribunnews.com pada Senin (28/8/2023).

Baca juga: Ada Korban Lain dari Penculikan Oknum Paspampres, tapi Dibuang di Tol Cikeas, Kini jadi Saksi

Irsyad menjelaskan dua oknum TNI lainnya yang diduga terlibat dalam kasus tersebut bukan berasal dari satuan Paspampres.

"Satu yang dari Paspampres, yang lain bukan," kata Irsyad kepada wartawan.

Ketiganya diduga melakukan penculikan dan penganiayaan terhadap Imam karena Imam diduga menjual obat-obatan ilegal.

Informasi yang dihimpun, mereka sempat mengaku kepada warga sekitar sebagai polisi ketika membawa Imam.

Namun karena permintaan tebusan tersebut tidak dikabulkan, Imam terus dipukuli di antaranya di bagian punggung.

Video yang diduga penganiayaan terhadap Imam tersebut juga tersebar di media sosial.

Dalam video beredar, tampak seorang pemuda yang diduga Imam Masykur mengerang kesakitan karena punggungnya dipukul berulang kali menggunakan sebuah alat.

Bahkan di video lain yang beredar punggung pemuda tersebut tampak telah terluka dan berlumuran darah.

Pemuda tersebut juga terdengar mengucapkan kalimat dengan bahasa daerah sambil menangis.

Pemuda tersebut meminta agar keluarganya mengirimkan uang Rp50 juta sambil menangis. (Tribunnews.com/Serambinews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas