Selain Keselamatan Kerja, 300 Pemulung di Yogyakarta Mendapatkan Pengetahuan Soal Literasi Keuangan
Project Manager Yayasan Pembangunan Citra Insan Indonesia (YPCII), dr Lidya Fransiska mengatakan, pemulung perlu juga mendapatkan literasi keuangan
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Literasi keuangan tidak hanya diberikan kepada pekerja formal namun juga dibutuhkan pekerja sektor informal seperti pemulung.
Project Manager Yayasan Pembangunan Citra Insan Indonesia (YPCII), dr Lidya Fransiska mengatakan, pemulung perlu juga mendapatkan literasi keuangan, khususnya dalam pengetahuan pengelolaan keuangan untuk masa depan lebih baik.
"Pemulung didorong untuk menabung dan memiliki akses kepada lembaga keuangan dibuka supaya mereka bisa merencanakan keuangan dengan lebih baik,” kata Lydia dalam keterangan yang diterima, Selasa (29/8/2023).
Bersama Danone, YPCII melalui program Inclusive Recycling Indonesia (IRI) melakukan pendampingan dan literasi keuangan kepada 300 pemulung di 2 Tempat Pengelolaan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R ) di Panggungharjo dan Minomartani juga satu Collection Center di Yogyakarta.
"Jadi selain pelatihan tentang pengetahuan pemilahan sampah, keselamatan kerja, para pemulung juga diberikan pengetahuan tentang literasi keuangan," kata Lidya.
Salah seorang pemulung, Wahyuni yang sudah 12 tahun memulung mengaku sudah mampu mengelola penghasilan dan merencanakan keuangan dengan menabung.
“Saya merasakan sekali manfaat menabung, pertama kali saya gunakan tabungan adalah saat harus membeli seragam dan biaya sekolah anak waktu masuk STM. Sekarang anak saya sudah kelas 3, saya menabung lagi untuk persiapan biaya kelulusan dan ijazahnya,” kata Wahyuni.
Pemulung seperti Wahyuni juga sudah mendapatkan akses menabung dari Pegadaian yang jemput bola datang ke lapak untuk melayani pemulung yang hendak menabung.
“Orang seperti kami susah untuk bisa masuk ke kantor Bank dan menabung. Untungnya dengan fasilitasi dari Danone, Pegadaian bisa bantu kami, dan lagi, di Sabtu mereka tidak libur, jadi kami masih bisa ambil uang,” kata Wahyuni.
Lidya menambahkan, melalui program Inclusive Recycling Indonesia, dirinya berharap pemulung dapat meningkatkan kesejahteraannya dan dapat berkontribusi lebih banyak untuk pengelolaan sampah khususnya di Yogyakarta.
Baca juga: Literasi Keuangan Penting Melindungi Masyarakat dari Penipuan
"Sektor informal seperti yang dilakoni Wahyuni, adalah bagian dari rantai sirkular ekonomi yang mampu menghidupi sekaligus secara paralel mengurangi beban lingkungan di perkotaan," kata Lidya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.