Tak Lagi Mengajar, Guru di Lamongan yang Botaki 19 Siswinya Kini Jadi Staf Dinas Pendidikan
Guru di Lamongan yang membotaki 19 siswinya kini ditarik menjadi staf di Dinas Pendidikan, tak lagi mengajar.
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Dinas Pendidikan Lamongan, Jawa Timur, Munif Syarif, membeberkan nasib guru yang membotaki 19 siswi SMPN 1 Sukodadi.
Munif mengatakan guru yang berinisial En itu kini sudah tak lagi mengajar.
En saat ini ditarik menjadi staf di Kantor Dinas Pendidikan Lamongan dalam rangka pembinaan.
"Kita sudah tarik dan stafkan di Diknas, tidak lagi mengajar," kata Munif, Selasa (29/8/2023) siang, dikutip TribunJatim.com.
Ditariknya En dari SMPN 1 Sukodadi ini turut dibenarkan oleh Kepala Sekolah, Harto.
Baca juga: Kasus Siswi di Lamongan Dicukur Pitak Berbuntut Panjang, Sang Guru Nonjob hingga Panen Kecaman
Harto mengatakan En sudah menjadi staf di Dinas Pendidikan Lamongan sejak Senin (28/8/2023).
"Mulai Senin (28/8/2023) kemarin (guru En) sudah tidak lagi mengajar di sekolah kami."
"Mulai Senin sudah ditarik ke Dinas (pendidikan) untuk pembinaan," ujar Harto, Selasa.
Terkait aksi En itu, Munif mengaku sangat menyesalkan.
Menurutnya, pihak yang berwenang untuk menindak siswa adalah guru bimbingan konseling (BK), bukan guru mata pelajaran.
Menurutnya, antara siswa, orang tua murid dengan pihak sekolah sudah selesai, damai.
Ia pun berpendapat apa yang terjadi di SMPN 1 Sukodadi bisa menjadi pembelajaran bagi semua pihak.
Kini Telah Damai
Sebagai informasi, insiden En membotaki 19 siswinya terjadi pada 23 Agustus 2023 lalu.
Aksi itu dilakukan En lantaran para siswinya yang berkerudung tak mengenakan dalaman jilbab alias ciput.