Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dinkes Ogan Ilir Ungkap Penyebab Bayi Berusia 3 Hari Meninggal, Orang Tua Korban Membantah

Bayi berusia 3 hari di Sumsel meninggal. Keluarga menduga ada malpraktik yang dilakukan bidan. Sementara Dinkes menyebut korban meninggal karena sakit

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Daryono
zoom-in Dinkes Ogan Ilir Ungkap Penyebab Bayi Berusia 3 Hari Meninggal, Orang Tua Korban Membantah
tribunnews.com
Ilustrasi bayi meninggal. Ibu bayi meninggal di Sumsel membantah pernyataan Dinkes. Ia menduga anaknya meninggal karena kesalahan bidan. 

TRIBUNNEWS.COM - Dinas Kesehatan (Dinkes) Ogan Ilir, Sumatra Selatan telah memeriksa bidan berinisial YE yang dilaporkan telah melakukan malpraktik yang mengakibatkan bayi berusia 3 hari meninggal.

Dokter rumah sakit yang menangani bayi bernama Muhammad Agustus juga telah diperiksa untuk mengungkap penyebab kematian bayi.

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, Dinkes Ogan Ilir menyimpulkan bayi meninggal karena sesak napas.

Diduga ada cairan dan gumpalan kuning di tubuh bayi.

Gumpalan tersebut diduga pisang yang dikonsumsi bayi yang mengakibatkan korban sesak napas.

Baca juga: Jasad Bayi Perempuan Dalam Ransel Ditemukan di Pinggir Selokan di Cengkareng, Polisi Buru Pembuang

Ibu korban, Asiah membantah hasil pemeriksaan yang dilakukan Dinkes Ogan Ilir.

Ia mengaku hanya memberikan anaknya asi dari pertama lahir hingga berusia 3 hari.

Berita Rekomendasi

"Kata bidan, (penyebab meninggal) anak saya itu (karena) makanannya salah. Padahal baru umur dua hari, cuma minum ASI," tegasnya, Kamis (31/8/2023), dikutip dari TribunSumsel.com.

Asiah menyatakan bayi bernama Muhammad Agustus lahir dalam keadaan normal pada Kamis (17/8/2023) lalu.

"Waktu itu saya lahiran anak keempat dengan dibantu bidan tradisional, itu tanggal 17 Agustus. Setelah lahir normal, Alhamdulillah anak saya sehat," tuturnya.

Setelah proses persalinan, Aisah mengaku didatangi seorang bidan desa sehari setelah melahirkan.

Bidan tersebut berniat memberi bantuan untuk kesehatan bayi dan mengambil sampel dari tubuh bayi.

Baca juga: Keluarga Bayi Tertukar di Bogor Bakal Laporkan RS Sentosa ke Polisi Jumat Besok

"Dia (bidan) bilang mau ambil sampel. Tapi tidak dijelaskan mau ambil sampel apa," paparnya, Rabu (30/8/2023).

Aisah dan keluarganya tidak menaruh curiga terhadap tindakan penyuntikan yang dilakukan bidan ke tumit kaki bayi.

"Dua kali disuntik. Yang pertama tidak kena," lanjutnya.

Kondisi kesehatan bayi terus memburuk usai disuntik dan harus menjalani perawatan di RSUD Kayuagung.

Aisah kemudian mendapat kabar bayinya yang masih berusia 3 hari meninggal.

Ia meminta bidan yang sempat memberikan suntikan ke bayi bertanggung jawab atas kematian ini.

Namun, bidan seolah tidak merasa bersalah dan memberikan jawaban yang melukai hati Aisah dan keluarga.

Baca juga: Soal Bayi Usia 3 Hari Meninggal di Sumsel, Sempat Disuntik hingga Disebut Salah Makan

Pihak keluarga menunggu itikad baik dari bidan, namun hingga saat ini bidan tidak mengakui kesalahannya.

Menurut Aisah, kasus ini sudah dibawa ke jalur hukum dan status bidan menjadi terlapor.

"Kami lapor Polres Ogan Ilir. Kami tidak terima anak kami disuntik mati seperti itu," tegasnya.

Kasi Humas Polres Ogan Ilir, Iptu Abdul Haris membenarkan adanya laporan dugaan malpraktik yang dilakukan bidan.

"Laporan sudah diterima oleh Satreskrim Polres Ogan Ilir. Tindaklanjutnya di sana," bebernya.

Kata Dinkes

Seorang bidan di Ogan Ilir, Sumatera Selatan berinisial YE dilaporkan telah melakukan malpraktik yang mengakibatkan bayi berusia 3 hari meninggal.

Bidan YE telah diperiksa Dinas Kesehatan (Dinkes) Ogan Ilir untuk mengungkap penyebab kematian bayi itu.

"Sudah kami kami panggil bidannya untuk memberikan klarifikasi," ungkap Kepala Dinkes Ogan Ilir, Hendra Kudeta, Rabu (30/8/2023), dikutip dari TribunSumsel.com.

Pemeriksaan terhadap dokter yang menangani korban saat di rumah sakit juga dilakukan dan hasilnya ditemukan gumpalan kuning di tubuh bayi.

Gumpalan tersebut diduga pisang yang dikonsumsi bayi yang mengakibatkan korban sesak napas.

Baca juga: Akan Dilaporkan 2 Ibu Bayi Tertukar, RS Sentosa: Jangan Tempatkan Rumah Sakit Seolah-olah Penjahat

Sedangkan bidan YE saat diperiksa mengaku sedang melakukan Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) terhadap bayi baru lahir.

Program tersebut diluncurkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dan digelar di seluruh pelayanan kesehatan.

Menurutnya, setiap bayi yang baru lahir harus menjalani pemeriksaan SHK.

"SHK adalah uji saring yang dilakukan pada bayi baru lahir untuk memilah bayi yang menderita hipotiroid kongenital dan bayi yang bukan penderita," terangnya.

Hendra Kudeta menambahkan prosedur yang dilakukan bidan YE sudah benar dengan menyuntikkan tumit bayi dan mengambil dua hingga tiga tetes darah.

"Berdasarkan keterangan bidan tersebut, apa yang dilakukan sudah sesuai prosedur," tandasnya.

Terkait kondisi bayi yang langsung demam usai disuntik, Hendra menduga bayi mengalami aspirasi.

"Memang ada keluar darah dari tumit, tapi tidak banyak. Kemudian kondisi bayinya kena aspirasi, sesak napas, itu setelah dicek di rumah sakit," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunSumsel.com/Agung Dwipayana)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas